NovelToon NovelToon
Suami Dadakan

Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / Duda / Tamat
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IPAK MUNTHE

Lanjutan dari Dokter Cantik Milik Ceo

Namanya Sahara Putri Baskara, ia adalah seorang dokter muda, memiliki paras cantik dan pesona yang begitu luar biasa. Namun sayang ia terpaksa harus menikah dengan mantan suami wanita yang sangat ia benci, demi membebaskan dirinya dari jerat hukum yang akan ia jalani.

"Kalau kau masih mau hidup bebas dan memakai jas putih mu itu maka kau harus menikah dengan ku!" ucap Brian dengan tegas pada wanita yang sudah menabrak dirinya.

"Tapi kita tidak saling mengenal tuan," kata Sasa berusaha bernegosiasi.

"Kalau begitu mari kita berkenalan," jawab Brian dengan santai.

Lalu bagaimanakah nasip pernikahan keduanya, Sasa setuju menikah dengan Brian karena takut di penjara. Sementara Brian menikahi Sasa hanya untuk menyelamatkan pernikahan mantan istrinya, karena Sasa menyukai suami dari mantan istrinya itu.

Hanya demi menebus kesalahannya, Brian mengambil resiko menikahi Sasa, wanita licik dan angkuh bahkan keduanya tak pernah saling mengenal.


---
21+

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IPAK MUNTHE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

Malam harinya.

Kini Sasa tengah tertidur dengan lelap, sementara Brian masih duduk di ranjang sambil berfokus pada ponsel di tangannya. Sebab ada banyak pekerjaan yang menunggu dirinya, malam semakin larut Brian perlahan meletakan ponsel di tangannya di atas meja nakas. Yang berada tepat di samping ranjangnya, kemudian ia membaringkan tubuhnya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Brian memejamkan matanya namun entah mengapa ia malah membayangkan wajah Sasa, dengan reflek Brian cepat-cepat kembali membuka mata dan menatap Sasa yang tengah tertidur di sampingnya. Brian berulang kali menepuk kepala karena entah mengapa di otaknya terus terlintas wajah Sasa, hingga Brian tidur dengan memiringkan tubuhnya ke sebelah kiri di mana Sasa tengah tertidur dengan lelap.

Mata Brian terus menatap wajah lelah Sasa yang kini tengah berada di alam mimpi, entah mengapa tangannya bergerak mengarah pada pipi Sasa. Perlahan tangan kekar itu mengelusnya, Sasa bergerak merasa tidurnya terusik karena Brian. Namun itu tak berlangsung lama sesaat kemudian Sasa kembali terlelap, bahkan ia sama sekali tak mengetahui tangan Brian yang terus mengelus pipinya.

Lama semakin lama Brian terus menatap lekat Sasa, entah mengapa Brian merasa tertantang dengan bibir Sasa yang terlihat merah merekah itu. Di tambah lagi mulut Sasa sedikit terbuka, Brian malah berpikir hal yang jorok di otaknya. Entah sadar atau tidak perlahan Brian mengecup bibir Sasa, dan dengan reflek Sasa membuka mata.

"Emmm...." Sasa kesal, ia langsung mendorong Brian, sambil dengan reflek Sasa mendudukkan tubuhnya.

Sementara Brian membuang wajah kelain arah, tak lupa ia juga mengusap kasar wajahnya. Rasanya Brian sangat malu atas apa yang ia lakukan tadi, sungguh hal memalukan karena Sasa menyadarinya.

"Mas ngapain barusan?" tanya Sasa yang masih kesal.

Sementara Brian malah merebahkan dirinya dengan cepat dan berpura-pura tertidur.

"Mas!" Sasa menarik kerah kaos oblong yang di gunakan Brian, "Bangun! Kenapa Mas cium aku?" tanya Sasa lagi-lagi yang meluapkan kekesalannya.

Brian membuka matanya dan menatap Sasa yang hanya berjarak beberapa senti darinya, entah mengapa rasanya wajah Sasa terlihat begitu cantik dengan rambut yang terurai panjang. Brian hanya diam terpaku menatap bidadari di hadapannya itu.

"Mas!" Sasa menaikkan nada bicaranya karena melihat Brian diam saja, "Aku tau aku cantik, tapi nggak usah segitunya juga," ucap Sasa, Sasa sangat mengerti dengan tatapan orang-orang karena ia sudah banyak menangani pasien dengan berbagai macam keluhan.

"Huuuufff....." Brian menarik napas, dan melepaskan tangan Sasa yang masih memegang kerah kaos oblong yang melekat di tubuhnya, "Tadi Mas ngingau," ucap Brian lalu ia menjauhkan Sasa darinya, sebab ia takut khilaf jika terus berdekatan dengan Sasa.

"Mengigau?" Sasa geleng-geleng kepala mendengar jawaban Brian, "Nggak ada orang ngigau Sampek segitunya," Sasa belum puas dengan jawaban Brian.

Sementara Brian berpura-pura menutup mata, sebab ia sangat malu karena Sasa memergokinya.

"Ngigau-ngigau apaan coba?" Sasa yang masih kesal bergurutu, sambil ia turun dari ranjang.

"Mau kemana?" Brian membuka mata dan melihat Sasa membawa bantal sambil turun dari ranjang.

"Mau tidur di sofa," jawab Sasa dengan ketus.

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?" Sasa bukan menjawab pertanyaan Brian, tapi ia justru melontarkan pertanyaan pada Brian.

"Kenapa kamu tidur di sofa?" Brian memperjelas pertanyaannya.

"Aku nggak mau di cium sama orang ngingau!" Sasa meletakan bantal di tangannya pada sofa, lalu ia berbaring.

"Nggak ada yang mau nyium kamu, aku ngingau!" bohong Brian, "Ayo pindah kemari, nanti kalau aku butuh sesuatu gimana? Aku belom bisa jalan, kaki aku masih sakit," Brian menunjukan kakinya yang terbungkus perban.

"CK......" Sasa kesal dengan terpaksa ia kembali tidur di ranjang bersama Brian, Sasa tak takut tidur seranjang dengan Brian sebab ia pun sudah tak lagi suci.

Brian tersenyum samar menatap Sasa yang kembali tidur di sampingnya.

"Apa liat-liat! Aku tau aku cantik, tapi nggak usah segitunya juga!" ketus Sasa.

Brian mendeguk saliva, rasanya hanya Sasa wanita yang berani membentak dirinya. Dan anehnya ia hanya diam saja menerima apa pun yang di katakan oleh Sasa, tidak seperti wanita-wanita yang selama ini bersamanya. Jangankan berbicara ketus, menatap tajam Brian saja tak ada yang berani.

"Di kulkas ada eskrim, kamu makan sana biar adem," kata Brian dengan wajah datarnya.

"Ogah, enakan aku nonton Oppa aku yang ganteng nggak ketulungan itu. Mana tau kami jodoh, berarti abis cerai sama Mas aku nggak lama jadi janda," jawab Sasa asal.

"Kenapa kamu selalu berbicara itu? Apa tidak ada hal lain yang lebih penting?" Brian mulai tersulut emosi mendengar perkataan Sasa, rasanya ia tak bisa menerima.

"Emangnya kenapa? Kan aku sudah pernah bilang, kita cerai. Sekarang aja jatuhin talak. Biar aku pergi aku ingin bahagia Mas," jawab Sasa dengan cepat.

"Diam!" Brian mendekati Sasa dengan cepat dan menindihnya.

Sementara Sasa merasa takut dengan apa yang di lakukan Brian, "Mas mau apa?" tubuh Sasa gemetar karena tak ada jarak di antara keduanya, bahkan Brian menatap Sasa dengan tatapan memangsa.

"Terserah pada ku mau apa, bukankah kau istri ku?"

"Iya. Tapi aku minta cerai!"

"Diam!"

"Ibu........." Sasa malah berteriak memanggil ibu mertuanya, "Ibu Mas Brian jahat....tolong Bu....." teriak Sasa lagi.

Sementara Brian menahan tawa melihat kelucuan Sasa, "Kamar ini kedap suara, nggak akan ada yang dengar," tutur Brian lagi.

"Mas sana jauh-jauh," kesal Sasa kembali mencoba mendorong dada bidang Brian, "Katanya kakinya sakit, tapi kenapa geraknya bebas banget," tambah Sasa lagi.

"Makanya jangan ngomong itu terus!"

"Ngomong apa?"

"Jangan menguji ku Sasa!" Brian kini semakin terlihat menatap Sasa dengan tajam, dan ia tak perduli dengan penolakan. Yang jelas Sasa harus hamil agar Sasa tak bisa meninggalkan dirinya.

"Mas jangan......" Sasa meronta-ronta saat Brian terus melakukan aksinya, "Aku nggak mau. Lepas!" teriak Sasa dengan kesal.

"Kenapa tidak?" tanya Brian.

Sasa diam dan keduanya saling menatap.

Mati aku.....aku kan belum minum pil.

"Mas lepas......"

Brian tak perduli dengan Sasa yang terus meronta-ronta yang jelas Sasa harus hamil agar tak meninggalkan dirinya, setelah satu jam apa yang terjadi akhirnya terjadi sudah. Dengan kesal dan susah payah Sasa bangun dari ranjang dan memakai kembali semua pakaiannya yang terbuang di lantai.

"Hiks.....hiks......" Sasa menangis ia mendekati meja rias di mana di dalam laci itu ada banyak pil KB, dengan cepat Sasa menelannya. Ia tak mau bertahan dengan Brian, hidup bersama Brian adalah hal yang sangat di takuti Sasa.

Sementara Brian menatap Sasa dari kejauhan, ia melihat apa yang di lakukan Sasa. Ia tau Sasa pasti meminum pil penunda kehamilan.

1
nissa
dasar nenek2 hehe
nissa
bagus banget nama nya
nissa
woi belum mandi itu si lila nya
nissa
duh bahagia nya yang sudah belah duren
nissa
hehe, si rendi jadi ke pingin juga tu
nissa
haha, salah lho sendiri mo nyerein lila
nissa
kok ciut nyali si rendi hehe
nissa
hehe ada yang lagi merayu
nissa
la kan lila sendiri yang pingin cerai
nissa
sabar ren jangan emosi, awas naik ke ubun2 lho
nissa
haha, dasar si banci bikin si brian takut aja hehe
nissa
ya ela
nissa
rasain lho kena kerjain brian hehe
nissa
rendi sama aja dengan brian maksa hehe
nissa
bar bar bener si lila hehe
nissa
bener tuh
nissa
waduh, kok gak ada yang nolongin sasa ya
nissa
enak bener jadi istri nya boss, minta ini itu di beliin baik banget deh si brian
nissa
ehem
nissa
waduh, si sasa mau di apain tuh si brian lama banget gak nongol2 juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!