Karya keduaku.... Mohon bimbingannya🙏
Fatimah Az-Zahra adalah nama dari seorang gadis rantau dari sebuah desa yang mendapat beasiswa diSMA Favorit dijakarta. Untuk mencukupi kebutuhan selama dijakarta ia harus kerja paruh waktu.
Muhammad Al-faiz adalah nama dari seorang pemuda yang merantau dari daerahnya kejakarta untuk mencari pengalaman.
Mereka berdua dipertemukan sekolah yang sama.
Tunggu kelanjutannya........
Follow ig ku ya : @_sebatas.halu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti_Muntya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus Asa
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. genap satu tahun zahra mengajar disd, meski awal awal harus menguji kesabaran tapi sekarang anak anak yang ia aajar bisa mengerti dan zahra termasuk guru idola diSd itu.
Jika ditanya bagaimana hubungannya dengan faiz maka jawabannya adalah zahra tak pernah melupakan faiz, ia selalu menyebut nama faiz dalam setiap sujudnya berharap faiz akan menjadi jodohnya.
____________________________
Dibandara terlihat seorang pemuda dengan menyeret kopernya keluar dari pesawat, ia tak mengabari orang tuanya karena semua nomer yang ia miliki hilang bersama ponselnya.
Pemuda itu adalah Faiz yang sekarang berusia 22 tahun hanya selisih 4 bulan dari zahra. Dibandara banyak orang yang menatap faiz dengan tatapan kagum bukan akan bakat tapi ketampanannya.
Faiz tak menganggap tatapan orang orang itu, selama 4 tahun dimesir membuat faiz tak mengerti kondisi bandung sekarang.
Didalam taksi faiz memandang foto dirinya bersama zahra yang masih memakai baju SMA tampak senyum ceria diwajah keduanya.
"Aku pulang ra, semoga kamu masih setia nunggu aku" batin faiz menatap foto itu dengan tatapan yang sulit diartikan
Sampailah ia dipondok pesantren tempat ia dibesarkan, gerbang dibuka olrh satpam dan faiz keluar dari taksi itu. Para santri dan santriwati yang melintas tak sengaja melihat faiz termasuk satu santriwati yang sudah lama menyukai faiz.
Setelah membayar taksi, faiz berlalu pergi menuju rumah utama.
Tok tok tok
Ceklek
Pintu dibuka oleh uminya, umi yang melihat anak sulungnya yang sudah 4 tahun tidak pulang itu langsung menangis dipelukan anaknya.
"Assalamualaikum umi" salam faiz membalas pelukan uminya
"Waalaikumsalam, ini bener kamu nak?" tanya sang umi melepaskan pelukannya.
"Iya umi ini faiz" jawab faiz
"Kamu kemana aja setahun gak ada kabar?" tanya umi membawa faiz masuk kedalam rumah. tak enak kan kalau bicara filiar dan dilihat para santri
"Hp faiz dicopet umi, semua nomer dihape faiz juga hilang" jawabnya, umi hanya mengangguk dan memanggil semua orang yang ada dirumah itu
"Abi....." teriak umi memanggil suaminya yang sedang duduk disofa itu.
"Ada apa sih umi teriak teriak...?" tanya abi mrnoleh kesumber suara istrinya , dan saat pandangannya bertemu faiz sontak saja abi langsung memeluk putra sulungnya dengan erat.....
Kurnia dan aisyah yang sedang memandikan lutfi dikamarnya itu mendengar teriakan uminya, langsung keluar dari kamar mereka dan mendapati abinya sedang berpelukan dengan faiz.
"By dia siapa?" tanya aisyah pada suaminya sambil menuruni tangga dengan menggendong lutfi.
"Dia Faiz sayang, adek aku yang aku ceritain sama kamu dulu!" jawab kurnia
"Kok beda sama yang difoto itu" aidyah menunjuk foto lama yang ada dipigura kecil.
"Itu foto sebelum dia SMA sayang, setelah dia masuk sma faiz gak mau ikut foto keluarga lagi, makanya beda dari yang sekarang" jawab kurnia. dan dijawab "oh" ria oleh aisyah
Saat keduanya sampai dibawah kurnia memeluk faiz dan faiz membalas pelukan kakaknya.
"Gimana kabar kamu iz?" tanya kurnia pada faiz
"Alhamdulillah baik kak, dia kakak ipar ya?" tanya faiz saat melihat seseorang mrnggendong balita yang mukanya hampir mirip dengan kakaknya.
"Iya kenalin dia aisyah kakak ipar kamu , sikecil ini Lutfi ponakan kamu, dan yang ini faiz adik bontot aku" ujar kurnia pada keduanya
Faiz dan aisyah berkenalan, faiz yang melihat ponakan itu mengambilnya dari kakak iparnya. Lutfi sanyat nyaman dipangkuan pamannya sesekali ia tertawa karena faiz. mereka yang melihat itu senang karena faiz bisa membuat lutfi tertawa. pasalnya lutfi sangat jarang tertawa jika tidak bersama ayah dan ibunya, bahkan abi ali dan umi siti tak pernah mrmbuat cucunya yang satu ini tertawa.
Setelah puas bermain dengan ponakannya faiz memberikan lutfi pada kakaknya, dan ia pamit pergi kekamarnya pada semua yang ada disana.
"Abi, umi ,kakak, kakak ipar. faiz pamit kekamar dulu ya" pamit faiz pada mereka
"Iya kamu istirahat dulu aja, perlu umi siapin makan terus dibawa kekamar?" tawar umi pada anaknya
"Enggak perlu umi nanti kalau faiz lapan bisa ambil sendiri" ujarnya dan diangguki oleh uminya
"Assalamualaikum" salam faiz
"Waalaikumsalam" jawab mereka. Faiz berlaalu meninggalkan ruang tamu itu dengan menyeret kopernya menuju kamar.
"Faiz udah besar yang bi" ucap umi siti pada suaminya. sedangkan kurnia sudah mengajar anak anak dipesantren, kurnia juga mengambil alih salah satu anak cabang perusahaan milik keluarganya.
"Iya mi, jadi rencana kita dulu gimana?, kata zaki putrinya udah pulang setahun yang lalu " tanya abi pada uminya.
"Iya abi, umi apa kata abi aja. kalau dilihat putrinya lidia sama zaki itu cantik dan solehan deh abi, coba lihat foto ini" umi menunjukkan sebuah foto yang dikirim oleh umi lidia
"Masyaallah dia bercadar umi?" tanya abi
"Iya abi, padahal dulu saat pernikahan kurnia dan aisyah itu dicantik banget" ujar umi diangguki oleh suaminya
______________
Satu minggu sudah faiz dibandung dan juga dalam satu minggu ini faiz mencari zahra ketempat yang pernah mereka dulu datangi. karena zahra pasti sudah menyelesaikan kuliahnya sama sepertinya, tapi semua itu sia sia bahkan jalan kerumah zahra yang diingat faiz sudah menjadi jalan aspal dan banyak cabang jalan membuat faiz kesusahan mencarinya.
Faiz juga pernah mencari fa'i disekolah SMAnya, tapi ia tak mendapat apapun dari sana. dari pihak sekolah hanya memberi tahu kalau fa'i melanjutkan kuliahnya dengan jalur beasiswa.
"Kemana aku harus mencari kamu ra" batin faiz duduk ditaman tempat ia bertemu dengan zahra, dia yang mulai putus asa mencari zahra.
Faiz tak menyadari bahwa ada gadis bercadar yang duduk dibawah pohon dengan membaca novel yang baru ia beli. ya gadis itu adalah zahra, setelah mengajar disd tadi zahra memutuskan untuk membeli novel yang baru saja dirilis berjudul Ana Uhibbuka Fillah dan ia baca ditaman kota.
Hingga Zahra menghentikan membacanya drngan air mata yang sudah membasahi cadarnya.
"Apa Aa' faiz sudah lupa dengan zahra!! kenapa gak cari zahra" batin zahra menghapus air matanya.
"Apa emang ini udah jalannya aku harus terima perjodohan ini?" gumamnya
Faiz yang mendengar ada isak tangis itu menoleh keasal suara, dan mrndapati gadis bercadar yang sedang menangis. ia langsung mengambil sapu tangan dan dibetikan pada gadis itu.
zahra yang mendapat sapu tangan dari pemuda itu, zahra mengucapkan terima kasih dan menerima sapu tangan itu. ia tak tahu wajah pemuda itu karena pemuda itu memakai masker.
Mereka berdua sama sama tak mengetahui bahwa orang yang mereka caei ada dihadapannya, setelah faiz memberi sapu tangan dan zahra mengucapkan terimakasih mereka sama sama pulang kerumah masing masing, tanpa bertanya nama.
Bersambung......
tp knp faiz nya ada d stasiun......????
😧😠🥱
bikin pening aj nih