Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Pelayan Wilayah Timur.
Qing Ruo melangkahkan kakinya keluar dari dalam ruangan rahasia menuju kamar Ye Dongli dengan tenang.
Saat akan tiba di dalam kamar, tiba-tiba dirinya merasakan beberapa aura mendekati pintu.
" Brark..." pintu kamar terbuka.
" Guru Agung," ucap Jiantou Tian dan yang lainnya memasuki kamar, menghampiri Qing Ruo.
Qing Ruo terdiam ditempatnya sambil menatap rombongan itu dengan lekat.
" Guru Agung," ucap Qiang Yonggan serta semua orang sambil berlutut.
Qing Ruo hanya bisa menggelengkan kepala dan meminta mereka untuk berdiri.
" Tuan, mari kita ke istana," ucap Ye Dongli penuh semangat.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya.
" Aku masih memiliki banyak urusan yang harus segera diselesaikan."
tiba-tiba wajah semua orang di tempat itu begitu murung.
Ye Rong Xun yang menyadari kehadiran kelompok lain di dalam kamar segera keluar dari dalam ruangan rahasia dan menghampiri mereka. Matanya yang tajam menatap semua orang dan heran, terlebih lagi Ye Dongli dan Qiangg Yonggan yang terlihat begitu bersahabat. tetapi yang membuatnya sangat bingung saat ini adalah wajah semua orang yang terlihat murung.
" Yang Mulia, Apa yang terjadi?" Dengan wajah penasaran.
" Kemarilah!" ucap Ye Dongli ramah dan memintanya untuk duduk.
Tanpa membantah, Ye Rong Xun lalu duduk di sisinya sambil menatap Qing Ruo yang duduk di depan mereka.
" Sebenarnya aku telah meninggalkan pesan pada jenderal Ye Rong Xun." Sambil menatap Sang Jenderal yang masih terlihat kebingungan.
" Benar, tuan Qing Ruo sudah memberi pesan padaku, tetapi kebetulan sekali Yang Mulia datang tepat waktu."
" Guru Agung, jika boleh kami tahu, apa itu? sehingga kami semua yang ada di tempat ini dapat membantu," ucap Jiantou Tian dengan wajah sungguh-sungguh.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya.
" Itu rahasia, tetapi aku sangat senang bisa melihat kalian bisa bersama." Sambil menatap semua orang dengan ramah.
" Tuan, sebelum Anda pergi Apakah ada sesuatu yang ingin anda sampaikan?" tanya Ye Dongli.
Qing Ruo sekali lagi menganggukkan kepalanya.
" Kebetulan sekali aku berjumpa dengan kalian. Pertama, aku ingin kalian berdua tetap menjaga perdamaian di wilayah Timur ini. Kedua, Jangan pernah ada di antara kalian memasuki wilayah makam waktu. Ketiga, rahasiakan keberadaanku."
" Baik tuan, baik Guru Agung" jawab Ye Dongli dan Qiang Yonggan secara bersamaan lalu saling berpandang.
" Ye Dongli, Sepertinya kamu miliki pertanyaan," ucap Qing Ruo saat melihat wajah sang kaisar yang terlihat ragu.
" Benar tuan, sangat aneh apabila kami berdua memanggil anda dengan cara yang berbeda." Sambil menatap ke arah Qiang Yonggan.
" Aku tidak masalah dengan hal itu."
" Bagaimana jika kami berdua memanggil anda dengan penguasa?"
Qing Ruo tersenyum kecil.
" Pertama aku tidak pernah menganggap diri sebagai tuan kalian, apalagi sebagai guru agung. Jika itu kemauan kalian aku juga tidak menolak."
" Pemguasa, kami bersedia," ucap Ye Dongli dan Qiang Yonggan serta semua orang bersamaan sambil berlutut.
Qing Ruo terdiam sesaat lalu menatap semua orang yang ada di hadapannya itu. " Memiliki pelayan di wilayah timur bukanlah hal yang buruk," batinnya.
" Baik," jawab Qing Ruo.
" Terima kasih penguasa," ucap mereka bersamaan lalu bersujud ssbanyak tiga kali, sebagai pengakuan secara sah.
" Ye Dongli, apakah ada lagi?"
" Ada penguasa, tapi ini bukan pertanyaan lebih tepatnya pendapat. Jujur aku tidak ingin membentuk aliansi dengan ke kaisaran Luan." dengan wajah serius.
Qing Ruo tersenyum kecil. " Apakah kamu telah berjumpa dengan Ning Hao?"
Ye Dongli menganggukkan kepalanya.
" Benar penguasa, aku benar-benar tidak menyukainya."
" Aku tahu kamu tidak menyukainya, tetapi jangan membuat kekacauan hanya karena kamu tidak suka padanya."
" Aku mengerti Penguasa."
" Bagus, Apakah ada lagi?"
" Penguasa, aku tahu bahwa kami harus melaksanakan perintahmu tanpa syarat, tetapi kami juga ingin tahu alasannya. Mengapa kami tidak boleh pergi ke wilayah makam waktu?"
Qing Ruo terdiam sesaat. " Pernyataan Ye Dongli memang benar," batinnya sambil menatap semua orang di dalam ruangan itu dengan ramah.
" Hm..., baik. Wilayah Makam Waktu adalah wilayah relik suci. Di tempat itu tinggal beberapa klan kuno yang sangat kuat, bahkan beberapa di antara mereka memiliki kekuatan di tingkat pendekar raja dewa, dan mereka tidak menginginkan adanya kelompok manusia lainnya tinggal di tempat itu, sehingga siapa saja yang masuk ini tidak akan bisa kembali."
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu begitu terkejut, saling berpandangan.
" Penguasa, kami mengerti." ucap semua orang.
Mereka yakin Qing Ruo dapat meninggalkan tempat itu karena dia adalah dewa.
" Bagus, aku harap kalian mengindahkan kata-kataku."
Qing Ruo lalu mengeluarkan dua bilah pedang Xue Luo.
" Swhus... Swhus...." kekuatan darah emas Dewa Luo memasuki tubuh Qiang Yonggan dan Ye Dongli.
" Serap!" ucap Qing Ruo.
Setelah kedua kaisar itu selesai menyerap kekuatan darahnya, Qing Ruo lalu memberikan mereka masing-masing satu bilah pedang Xue Luo.
" Dengan menerima pedang ini, kalian berdua telah sah menjadi pelayanku. Di Gunung Da Shan yang merupakan wilayah kerajaan kecil Tuding, ada klan Chen, yang merupakan klan dewa jatuh dengan patriark Chen Ming.
jika kalian benar-benar terdesak dan memerlukan bantuan, kalian dapat memanggil mereka. Caranya, tunjukan pedang ini, maka mereka akan mengetahui bahwa kalian adalah orang-orangku."
" Baik," jawab kedua kaisar itu bersamaan.
" Penguasa, nama pedang ini?" tanya Qiang Yonggan.
" Ini adalah pedang Xue Luo, dan hanya mereka yang menyerap kekuatan darahku yang dapat menyentuhnya. Jika kalian melihat ada orang lain yang memiliki pedang ini, itu berarti mereka adalah saudara kalian."
" Baik penguasa, kami mengerti,"jawab Qiang Yonggan dan Ye Dongli dengan penuh semangat.
" Baik, jika tidak ada yang dibicarakan lagi, maka aku akan pergi, tetapi sebelum itu aku ingin menegaskan pada kalian semua bahwa, Jenderal Jiantou Tian adalah orangku yang pertama, dan kalian tahu maksudku?"
" Kami mengerti penguasa," jawab mereka semua.
Qing Ruo lalu menembakkan setetes darah emas pada Jiantou Tian dan memberikannya sebilah pedang Xue Luo.
" Jenderal, kamu ada yang paling bijaksana di antara mereka berdua. Awasi mereka untukku." berbicara melalui telepati.
Selain memberikan pedang Xue Luo pada Jiantou Tian, Qing Ruo juga memberikan cincin penyimpanan pada mereka semua yang ada di tempat itu.
" Jiantou Tian, jika kamu ingin mencariku, kamu tahu keberadaanku. di dalam cincin penyimpananmu, ada lencana giok hijau sekte Gunung Emas." Qing Ruo sekali lagi berbicara melalui telepati padanya.
" Baik Penguasa." jawabnya dengan hormat.
" Baik, aku pergi."
Mereka semua lalu keluar dari dalam kamar untuk mengantar Qing Ruo.
" Qiang Yonggan, Ye Dongli. Ingat pesanku!" Tiba-tiba lenyap dari pandangan semua orang.
Qiang Yonggan, dan Ye Dongli yang bahkan belum sempat menjawab begitu terkejut saat merasakan aura Qing Ruo benar-benar telah hilang dari tempat itu.
Ye Dongli dan semua orang begitu bahagia. Diantara semua orang yang ada, mereka bertiga lah yang begitu merasakan kekuatan yang luar biasa. Darah emas yang telah mereka terima sebelumnya benar-benar membuat tubuh mereka begitu berbeda.
" Baik, mari kita menikmati kebersamaan ini," ucap Ye Dongli yang bahkan sampai lupa dengan situasi yang sedang dihadapinya sambil membawa rombongan tersebut ke taman belakang istana.
*******
Hutan lebat di wilayah Barat Kota Dong.
Seekor Qilin dengan tubuh yang diselimuti oleh api hitam duduk dengan santai. Matanya yang tajam terus mengawasi kawasan hutan itu dengan seksama.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba dirinya merasakan kehadiran aura yang sangat kuat mendekatinya.
" Swhus...." seorang pria tampan dengan tatapan tenang muncul di hadapannya.
" Penguasa, bagaimana urusannya?"
" Semuanya sudah selesai, jadi kita bisa kembali pulang." Sambil naik ke atas panggung hewan langit tersebut.
" Baik," sambil terbang ke langit dengan perlahan.
" Penguasa, Kemana tujuan kita sekarang?"
" Pergi ke wilayah Barat Kota Taiayang."
" Baik."
" Swhus....." tubuhnya melesat dengan kecepatan tinggi menuju wilayah barat.
Huo Mingzhi yang ditugaskan oleh Qing Ruo untuk mengawasi Ye Dongli sebelumnya benar-benar telah melakukan tugasnya. Walaupun saat itu Ye Dongli menggunakan gerbang teleportasi untuk pergi ke kerajaan Shouzhi, tetapi dirinya dengan kecepatan yang sangat luar biasa, dapat tiba di kota itu dengan tepat waktu, dan mengetahui pertemuan yang dilakukan oleh Ye Dongli dan Qiang Yonggan.
Dalam perjalanan.
" Penguasa, Apakah aku perlu melaporkan tugasku?" Sambil terkekeh.
Qing Ruo hanya tersenyum kecil.
" Tidak perlu. Aku hanya ingin tahu, apa yang kamu lakukan setelah meninggalkan kerajaan Shouzhi?"
" Penguasa, saat itu ketika kedua kaisar telah mengikat perjanjian damai, aku masih menguping pembicaraan mereka."
" Oh ya? Apa yang mereka bicarakan?"
" Mereka berdua mengikat janji untuk menjadi saudara."
" Haha, itu bagus," ucap Qing Ruo senang.
" Setelah mereka berdua mengikat janji persaudaraan, aku lalu bergerak ke wilayah perbatasan kekaisaran Meng, dan sesekali memunculkan diri di sana."
" Mingzhi, kamu luar biasa. Dengan Kehadiranmu di tempat itu, aku yakin orang-orang dari kekaisaran Meng tahu bahwa kekaisaran Dong dan Kekaisaran Hanguo telah membentuk aliansi. Lalu apa yang kamu lihat di sana?"
" Sepertinya orang-orang dari kekaisaran Meng mempercayai isu yang telah disebarkan oleh pasukan matahari Timur sebelumnya."
" Semoga saja demikian," ucap Qing Ruo senang.
Mereka berdua terus berbincang-bincang dengan santai.
Tiba-tiba Qing Ruo merasakan aura yang begitu kuat bergerak mendekati mereka.
" Aura dari orang-orang Klan She." batinnya.
" Mingzhi, gunakan kekuatan puncakmu. Aku tidak ingin berurusan dengan mereka!" ucap Qing Ruo memberi perintah.
" Apakah karena aku telah menggunakan teknik pengendalian waktu beberapa waktu yang lalu?" batinnya.
Saat itu dirinya hanya menggunakan kekuatan pengendalian waktu dalam waktu yang sangat singkat, mulai saat menangkap komandan Lei Kang, menangkap Jenderal Ye Rong Xun, dan mengalahkan Naga Merah milik Ye Dongli.
" Tapi bukankah masa perburuan itu telah selesai?" batinnya penasaran.
" Swhus... Swhus..." Huo Mingzhi bergerak menggunakan kekuatan puncaknya.