NovelToon NovelToon
ASSISTEN SANG CEO

ASSISTEN SANG CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:437.2k
Nilai: 5
Nama Author: lijun

Apa jadinya kalau CEO dan asistennya selalu bertengkar hanya karena hal sepele?

Andrian yang selalu saja ribut dengan Jasmine asistennya dalam segala kesempatan. Tiada hari tanpa keributan antara mereka, dari saling mengejek dan menggoda jadi aktifitas mereka disela kegiatan kantor.

Seiring kebersamaan dan langkah mereka yang sering ribut justru menimbulkan perasaan nyaman antara keduanya. Namun gengsi seakan menahan perasaan keduanya untuk tidak terucap.

Mampukah mereka saling jujur akan perasaan masing-masing? atau justru terus terperangkap pada gengsi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan Memuja

Hari merupakan hari yang paling menyebalkan karena banyaknya pekerjaan yang menanti.

Begitupun untuk Jasmine yang sudah sibuk dengan laptopnya menyelesaikan pekerjaannya yang diberikan Andrian.

Sedangkan pemuda itu sendiri tidak kalah sibuknya, apa lagi sebentar lagi akan ada meting.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai Jasmine?" tanya Andrian tanpa melihat gadis itu.

Jasmine melihat Andrian yang masih fokus pada laptopnya. Sekilas ingatan akan kejadian tadi malam dimana pemuda itu menenangkannya yang menangis karena pujaan hatinya sudah punya tunangan.

Betapa lembutnya Andrian menenangkannya, pelukan nyamannya juga masih diingat dengan jelas oleh Jamsine.

Hingga wangi farpum Andrian pun seakan masih melekat di hidung Jasmine tanpa mau pergi. Wangi yang begitu menggoda dan menenangkan bagi Jasmine.

Gadis itu menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan ingatan malam itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Andrian membuat Jasmine tersentak kaget.

Pandangan Jasmine beralih pada pemuda yang sudah berdiri di depan mejanya dengan setumpuk berkas.

"Sejak kapan kau berdiri disitu?" tanya Jasmine kesal menatap Andrian yang mengagetkannya.

"Sejak kau terus menatapku dengan tatapan memujamu itu" ucap Andrian menaik turunkan alisnya menggoda Jasmine.

Mata Jasmine menatap tajam pada Andrian dengan tangan yang ia lipat di dada.

"Sejak kapan aku menatap penuh puja padamu? jangan GR jadi orang" elak Jasmine yang tidak ingin ketahuan.

Andrian balas menatap remeh pada Jasmine dan meletakkan berkasnya di meja Jasmine.

"Hey, jangan mengelak aku sudah melihatmu sejak tadi, bahkan hingga aku sampai sini pun kau masih terus menatapku" ucap Andrian dengan senyum kecil.

"Apa kau ingat yang tadi malam dan ingin aku peluk lagi, hm" lanjutnya memberikan senyuman semanis mungkin pada Jasmine.

Jasmine sempat merasakan jantungnya berdebar melihat senyuman Andrian yang tidak pernah ia lihat. Selama ini Jasmine hanya melihat senyum evil dari Andrian saja.

Namun kali ini senyuman manis pemuda di depannya membuat Jasmine benar-benar terpana. Tapi dengan cepat Jasmine merubah ekpresi wajahnya jadi kesal dan jutek agar tidak semakin di ejek oleh Andrian.

"Ck dasar raja narsis, udah ayo buruan rapat udah mau dimulai" kata Jasmine bergerak meninggalkan meja kerjanya menuju pintu.

Andrian yang ditinggalkan begitu saja tidak terima, apa lagi semua berkas masih tertinggal padanya.

"Jasmine" teriak Andrian.

Jasmine yang baru melewati pintu selangkah kembali melihat kedalam dimana bosnya masih berdiri dengan wajah kesalnya.

"Kenapa?" tanya Jasmine polos.

Andrian menunjuk berkas di meja.

"Bawa" ucapnya kesal kemudian pergi meninggalkan ruangannya.

"Cepat" lanjutnya saat melewati Jasmine yang berjalan masuk.

Setelah Andrian keluar dari ruangannya Jamsine yang kembali masukpun mulai menggerutu.

"Tadi diam saja, malah ngeledek bukan nyuruh bawa berkas tiba di tinggal tidak terima malah teriak-teriak kaya di hutan" gerutu Jasmine mulai mengangkat berkasnya dan berjalan keluat.

"Lebih cocok jadi Tarzan kan di dari pada jadi CEO, udah nyebelin, ngeselin, tukang maksa, tiba-tiba dateng kerumah kasih kerjaan, makannya banyak, untuk ganteng" ucap Jasmine memelankan suaranya di kata terakhirnya karena sudah dekat dengan Andrian yang di depan lift.

Andrian melihat pada Jasmine yang berhenti di sebelahnya dengan bibir yang cemberut.

"Lama amat sih ngambil gitu aja, dasar lelet" ejek Andrian sembari menekan tombol lift agar terbuka.

"Kau pikir berkas ini tidak berat apa? coba kau yang bawa sendiri nih!" Jasmine menyodorkan berkas ditangannya pada Andrian yang sudah kembali menekan tombol lift menuju lantai dimana mereka akan rapat.

"Kalau aku yang harus membawanya lalu kau akan kerja apa?" kata Andrian menatap Jasmine di sampingnya sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Cih kau pikir aku tidak lelah dengan banyaknya kerjaan yang kau berikan saat aku baru tiba tadi" sahut Jasmine kesal.

"Itu sudah jadi tugasmu" ucap Andrian kemudian keluar dari kotak bergerak itu dengan gaya coolnya.

Jasmine menatap kesal Andrian yang ada di depannya.

"Untung bos" gumam Jasmine pelan.

Andrian tentu dapat mendengar dengan jelas apa yang Jasmine ucapkan karena posisi mereka memang tidak jauh. Bahkan gerutuan Jasmine akan dirinya saat masih di ataspun Andrian tahu.

Jika ingat akan kata "ganteng" yang diucapkan Jasmine untuknya tadi, Andrian tentu saja senang mendengarnya. Apa lagi gadis itu tidak pernah memujinya walau sekali.

Yang selalu terucap dari bibir manis Jasmine hanya kata-kata ejekan, dan kalimat ketus lainnya.

Andrian sengaja mengalihkan ucapannya menjadi ejekan untuk mengalihkan rasa senang dihatinya saat dipuji Jasmine tadi.

Tiba diruang rapat semua peserta rapat sudah menunggu kehadiran Andrian yang akan memimpin rapatnya.

Dua jam lamanya waktu yang dihabiskan untuk rapat kali ini, hingga tangan Jasmine rasanya mau putus karena banyaknya hal yang harus ia rangkum dari rapat itu.

Setelah selesai rapat semua anggota lainnya keluar dari ruangan satu persatu, apa lagi sudah masuk waktu istirahat. Jasmine sangat bersyukur akan hal itu jadi dia bisa makan sebanyak-banyaknya untuk mengembalikan tenanganya.

Didalam ruangan rapat itu tinggal Andrian, Aan, Hendri, Jasmine dan tentunya Mini yang sedang mencoba membujuk Andrian agar mau makan siang dengannya.

"Ayolah mas kita makan siang bersama" ajak Mini dengan suara manjanya dan tangan yang memeluk lengan Andrian.

"Aku sudah pesan makanan sayang kalau tidak dimakan" ucap Andrian menolak.

"Yah kok gitu sih mas" ucap Mini cemberut.

"Berikan saja makanan mas itu untuk asisten mas yang kurang giji itu" lanjut Mini sembari melirik Jasmine yang masih sibuk di samping kiri Andrian sedangkan posisi Mini ada di kanan.

Saat sedang sibuk menyusun berkas yang harus dibawa kembali keruangan Andrian, Jasmine yang awalnya tidak perduli akan ucapan Mini mulai merasa kesal karena dibilang kurang giji.

Namun Jasmine mendiamkan saja tanpa memperdulikan Mini yang melirik remeh padanya.

Setelah selesai dengan yang akan dibawa, Jasmine mulai mengangkat berkasnya, tapi Andrian mengambil berkas yang paling tebal dan berlalu begitu saja dengan Aan dan Hendri.

Karena diabaikan Mini jadi kesal dan mulai mengeluarkan kalimat lainnya.

"Memang ya kalau asisten itu dimana-mana kerjanya ya cuma bawa barang kemana-mana, disuruh ini itu" ucap Mini meremehkan Jasmine yang mulai melangkah meninggalkan ruangan.

"Dari pada pakai pakaian kantor kau itu lebih cocok pakai pakaian ART alias pembantu, cocok tuh sebagai pesuruh" lanjut Mini.

Jasmine menghentikan langkah kakinya lalu menatap remeh kembali pada Mini yang masih menatapnya.

"Oh ya! kalau aku pembantu trus mbak sendiri apa?" tanya Jasmine.

"Tentu saja aku seorang ratu atau nyonya yang paling di puja" jawab Mini bangga sambil mengibaskan rambutnya dengan gaya centil.

Jasmine mengangkat sedikit sudut bibirnya tersenyum mengejek.

"Yah ratu atau nyonya bagi kaum pengerat yang harus di basmi" kata Jasmine kemudian melanjutkan langkahnya.

"Ah iya mbak rambutnya jangan di kibas-kibaskan nanti kutunya rontok nyebar ke yang lain" lanjut Jasmine lalu pergi meninggalkan Mini yang sudah bagai rumah kebakaran besar.

Wajah Mini memerah mendengar ejekan Jasmine untuknya.

"Sialan awas saja kau, aku pastikan kau menyesal sudah melawanku" geram Mini marah lalu pergi dari ruangan itu.

1
solehatin binti rail
😃😃😃😃
solehatin binti rail
bagus ceritanya ....nyantai baget gak ngebosennim
solehatin binti rail
lanjut ....kayak nya seru
Dewi Al Farha
Luar biasa
Barry Slange'an
astaga ngakak aq...wkwkwkwk
Marhaban ya Nur17
temannya kali y yg nyulik
Marhaban ya Nur17
hrs pake wotak y pk ceo
Marhaban ya Nur17
wah g jd neh nikahnya
Marhaban ya Nur17
what ???
Marhaban ya Nur17
ya kan pembalut
Marhaban ya Nur17
saudara nya bebek kaleo 😁👍
Marhaban ya Nur17
kalah donk keras sakti ama heil sakti
Marhaban ya Nur17
yg wkt itu jasmine bilang bisma mirip papahnya yg playboy itu siap y ???
Marhaban ya Nur17
klo g teman sekolah pst kolega
Marhaban ya Nur17
kalimate kadang ada yg baku
Marhaban ya Nur17
minimouse
Marhaban ya Nur17
wkww
Marhaban ya Nur17
msh ada lagi musuhnya se mini belum
Marhaban ya Nur17
dag dig dug ser
Marhaban ya Nur17
mini 🐁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!