ASSISTEN SANG CEO
"Yun pernah dengar ada yang buka lowongan kerja nggak?" tanya Jasmine menatap temannya yang masih makan di depannya.
Yang namanya disebut melihat pada orang di depannya.
"Kamu yakin mau kerja?" tanya Yuna balik pada temannya.
"Iya lah kalau tidak yakin buat apa nanyak, tahu sendiri aku datang dari Surabaya buat cari kerja"
"Orang tuamu kan punya restoran buat apa juga harus capek cari kerja tinggal bantuin orang tua mu ajakan"
Jasmine memutar bola matanya malas mendengar ucapan temannya yang doyan makan ini.
"Aku mau mandiri kali, lagian di sana udah ada adek ku yang bantuin, aku mah lain jalur sama mereka"
"Kamu kan emang begitu dari masih bocah udah lain sendiri jangan-jangan kamu bukan anak mereka lagi,, adauw"
"Makanya kalau ngomong itu jangan sembarangan kalau dengar bibi aja baru nyaho lu" ucap Jasmine setelah menjitak temannya.
"Ya maaf sengaja"
Kalau saja gadis di depannya ini bukan temannya sudah pasti Jasmine akan memukulnya lebih keras lagi. Atau kalau perlu sekalian di kirim ke kutub.
"Aku serius nih ada tidak!" ucap Jasmine menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Ada sih tapi kamu harus cepat daftar kalau mau soalnya tuh tempat banyak jadi incaran orang yang mau kerja" sahut Yuna.
"Dimana tempatnya?" tanya Jasmine antusias.
Yuna memberikan selembar kertas berisikan nama perusahaan yang dia maksud. Kebetulan sekalikan kemarin waktu ia buka internet menemukan pengumuman itu dan mencatatnya karena tahu temannya ini akan mencari kerja.
Jasmine dan Yuna memang sudah berteman sejak SMA karena memang Jasmine yang sudah menempuh pendidikannya di Jakarta.
Jauh dari keluarga membuat Jasmine harus pandai-pandai mengatur keuangannya sendiri walaupun kiriman dari orang tuanya sangat cukup untuk kebutuhannya sendiri.
Hingga kuliah Jasmine tetap bertahan di Jakarta melanjutkan sekolahnya.
Setelah lulus kuliah Jasmine sempat kembali ke Surabaya karena ayahnya sakit dan ibunya harus merawat ayahnya. Itulah sebabnya ia harus menggantikan orang tuanya mengurus restoran.
Setengah tahun kemudian Jasmine pergi saat ayahnya sudah sembuh. Dia pergi jalan-jalan ke beberapa kota menggunakan uang yang ia tabung selama menggantikan ayahnya di tambah tabungannya dari masa sekolah.
Satu tahun setengah ia berkelana kemana saja yang ia inginkan seorang diri dan tujuan akhir perjalanannya adalah Jakarta lagi.
Di sini Jasmine ingin bekerja dan menetap untuk waktu yang belum ia tentukan kapan.
Jasmine pulang ke kosan yang sudah dia sewa untuk setengah tahun kedepan. Semua berkas miliknya untuk melamar pekerjaan di paste kedalam laptopnya.
Lamaran dikirimkan Jasmine melalui akun sosmed perusahaan yang membuka lamaran lewat online untuk mempermudah seleksi.
Setelah mengirimkan semua berkasnya satu jam kemudian gadis itu mendapat balasan melalui email yang mengatakan jika besok dia harus datang keperusahaan langsung dan membawa berkas biodata aslinya.
Tentu saja Jasmine sangat senang mendapat kabar baik itu. Ia bahkan memilih tidur lebih awal agar tidak terlambat besok.
Paginya gadis cantik itu bersiap setelah sarapan. Celana panjang bahan dan baju kemeja putih yang dimasukkan kedalam celananya di tambah ikat pinggang kecil yang melingkar indah di pinggangnya.
Make up tipis sudah cukup menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik. Walau hanya krim wajah yang di lapisi bedak dan lipstik yang tidak tebal tapi pesonanya tidak perlu dihiraukan lagi.
Jasmine melangkah keluar dan memesan ojek online untuk mengantarkannya ke perusahaan. Tapi sayang kemacetan tiba-tiba terjadi membuat motor tidak bisa bergerak.
"Masih jauh lagi ya pak perusahaannya?" tanyanya.
"Tidak non, tuh 100 meter lagi baru belok sampe kita"
"Macetnya kayaknya masih lama ya pak"
"Iya non kayaknya gitu"
"Saya turun aja deh pak dari pada kesiangan"
Tanpa menunggu jawaban dari si tukang ojek Jasmine sudah berjalan cepat menjauhi motor yang tadi di tumpanginya. Terkadang ia juga sedikit berlari agar lebih cepat sampai.
Tidak mungkinkan hari pertama masuk kerja sudah terlambat bisa kena marah atau paling tidak langsung dipecat sebelum kerja.
Betapa kesalnya Jasmine melihat jalanan yang sudah kembali lancar saat ia tinggal masuk area perusahaan. Sambil menggerutu Jasmine mendekati loby.
"Huh bikin capek aja sih, kalau dari tadi lancarkan tidak rugi udah bayar full tuh ojek, mana drivernya tua lagi nggak ada enak-enaknya banget"
"Tenang Jasmine tenang hari ini kamu mulai kerja jadi jangan rusak mood cuma karena macet"
Gadis itu menarik napas lalu membuangnya kembali hingga emosinya netral barulah dia melangkah maju.
Tapi baru satu langkah dia sudah dikejutkan dengan suara klekson mobil yang nyaring hingga membuatnya berjingkat kaget.
Emosinya kembali membara mendapat perlakuan seperti itu dari mobil yang berhenti di sampingnya itu. Entah siapa yang didalam tidak dapat ia lihat karena laca mobil yang gelap.
"Hey dasar orang sombong baru naik mobil aja udah kagetin orang gimana kalau naik helikopter pasti bakalan lemparin orang yang dibawahnya pake krikil"
"Untung aja aku tidak punya penyakit jantung ya kalau ada udah mati disini aku, turun kau" kata Jasmine mencak-mencak sambil mengacungkan jari telunjuknya menantang.
Pintu bagian belakang terbuka menampakkan sepatu hitam mengkilap yang pastinya mahal. Di susul munculnya wajah pria yang sangat tampan.
Jasmine sempat terpesona melihatnya tapi saat mengingat pemuda itu sudah mengagetkannya ia kembali marah.
"Kau bisa bawa mobil tidak! kalau tidak bisa, tidak usah bawa dari pada bikin orang mati karena kau teledor alias tidak bisa bawa tuh mobil"
"Kalau aku punya penyakit jantung tadi gimana coba! aku pasti mati tuh trus kalau aku mati kau akan ku takutin trus ku cekik kau" ucap Jasmine tanpa henti dan memperagakan ucapan terakhirnya yang akan mencekik orang.
Pemuda yang sudah didekat Jasmine itu hanya menatapnya lalu menggerakkan tangannya mengusir.
"Apa?" tantang Jasmine
"Minggir jangan halangi mobil ku yang mahal, mau lewat" ucapnya.
"Siapa kau ngatur aku? serah aku lah mau dimana kek nagpain kek, kaki ku sendiri" sewotnya.
"Cerewet emang, terserah kalau tidak mau minggir jangan salahin aku kalau ketabrak, aku yang akan minta ganti rugi mahal mobilku soalnya" ucap pemuda itu sombong berbalik kedalam mobilnya.
Mobil mewah itu di pacu seakan ingin melaju kencang. Jasmine yang maaih ingin hidup langsung ngacir masuk kedalam loby dari pada ketabrak.
"Dasar sinting tidak waras, awas aja kalau ketemu lagi ku sumpahin kau dapat cewek bohay kayak aku" sungut Jasmine kesal.
Untungnya ia datang saat perusahaan belum terlalu ramai jadi tidak ada yang akan menonton aksinya yang marah-marah tadi. Hanya ada beberapa karyawan yang sudah standbay didalam.
Jasmine mendekati meja resepsionis untuk bertanyaa lebih dulu biar nggak nyasar atau disangka maling pikirnya.
"Permisi mbak saya kemarin malam kirim surat lamaran kerja katanya disuruh bawa identitas asli hari ini" ucap Jasmine sopan.
"Oh sebentar ya mbak, siapa namanya mbak?" tanya resepsionis wanita itu tak kalah sopan.
"Jasmine Putri mbak"
"Ok sebentar mbak Jasmine"
Wanita itu melakukan panggilan entah pada siapa lalu menutup panggilan dan tersenyum pada Jasmine.
"Silahkan naik kelantai 20 mbak nanti cari aja ruangan yang ada nama Budianto yang pintu kedua dari lift ya mbak" jelas si resepsionis.
"Terima lasih ya mbak saya pergi dulu" sahut Jasmine yang mendapat anggukan dan senyuman dari wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
kena sumpah nya noh
2023-06-26
0
Bunda
nyimak
2022-08-04
0
Ipti Rokhah
jasmin jasmin
2022-03-27
0