Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiriman Video
Sementara Rani keluar dari kolam air hangat setelah dirasa cukup merelaksasikan badannya, ia keluar dari kolam yang penuh dengan bunga mawar.
Rani meraih handuk putih dan ia balikkan pada tubuhnya untuk menutupi asetnya, ia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Tubuhnya seger sehabis berendam selama 30 menit dengan air hangat, tubuhnya pun terasa segar dan wangi oleh sabun cair yang ia pilih sendiri saat ia berbelanja berdua dengan Malik.
Kemudian Rani menyisir rambutnya setelah dirasa rambutnya cukup kering, dia juga memberikan vitamin pada rambut panjangnya nya yang halus dan lembut.
Masih dengan mengenakan handuk putih pendek di atas paha, Rani keluar dari kamar mandi. Dia berjalan hendak mengambil pakaian di lemarinya, namun suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya pada objek yang menimbulkan suara.
Rani terbagi melihat sosok yang sudah lama ia rindukan, pria yang ia nantikan selama beberapa hari ini. Mulutnya menganga seolah ia tak mempercayai bahwa kini Malik telah berada di depan pintu kamarnya yang telah tertutup.
"Kakek Malik." Seru Rani histeris.
Malik tersenyum melihat gadis yang ia rindukan juga, gadis yang dilaporkan oleh pelayannya sedang sakit itu kini terlihat baik-baik saja.
Malik berkaca-kaca melihat Rani yang berjalan ke arahnya, hingga saat beberapa langkah pria itu berhenti lalu merentangkan kedua tangannya di hadapan Rani.
Rani yang melihat itu sontak berlari menuju pada sosok yang ia tunggu-tunggu, ia memeluk Malik bak anak kecil yang terlihat senang ketika ayahnya pulang dari kantor.
Seperti itulah Rani saat ini, ia bahagia bisa bertemu lagi dengan Malik. Pria tua itu pun juga bahagia dan memeluk erat gadis kesayangannya.
"Saya merindukan kamu Rani."
"Rani juga." Jawabnya dengan membenamkan kepalanya pada da d4 Malik.
Pelukan itu terlepas, kedua mata mereka saling beradu menciptakan suasana tenang dan saling menyimpan kekaguman masing-masing, terutama Malik yang begitu menyayangi Rani.
Dengan kelembutan Malik merekatkan alat ucapnya pada benda lunak milik Rani, hingga Rani memilih untuk membalasnya lembut itu.
"Saya dengar kamu sakit Rani, apakah sudah baikan?" Tanya Malik dengan nafas masih belum normal setelah satu jam eng ing eng.
"Iya, tapi sudah baikan kek." Jawab Rani.
"Benarkah begitu? Apa perlu saya antar periksa kamu ke dokter?"
Rani mengeleng kuat. "Aku sudah baikan kok, tidak perlu lagi ke dokter." Ucap Rani menolak ajakan Malik.
"Ya sudah kalo kamu sudah baikan, saya sedih ketika mendengar kamu sakit." Tutur Malik.
Rani senang bahwa selama pria itu jauh darinya untuk menemui istrinya, Malik ternyata memikirkan nya yang hanya seolah debu bagi Malik.
Namun ternyata Malik memikirkan dirinya, ia menjadi terenyuh hanya mendengar cerita Malik bahwa pria itu sampai memutuskan segera pulang ke kampung setelah mendengar berita Rani yang sakit.
Tak tak lama kemudian ponsel Malik berdering, iya pun dengan cepat membuka pesan yang dikirim dari nomor yang tidak ia kenal.
Malik terkejut ketika ia membuka pesan video yang menampilkan video perc1ntaan nya dengan Rani saat di kolam berenang itu.
Hatinya mulai tak tenang, begitu juga Rani, pria itu tak menyangka bagaimana bisa orang itu mengambil video pa n45 antara dirinya dan Rani saat di kolam.
"Bagaimana ini kek, Rani takut." Ucap Rani mulai menitikkan air matanya.
"Tenang dulu sayang. Nanti akan kakek atasi ini. Tapi siapa yang berani diam-diam masuk ke dalam rumahku ini dan mengambil video kita?" Tanya Malik mulai berpikir.
"Entahlah...." Jawab Rani juga ikut berpikir kuat siapa yang berani mengusik ketenangan dirinya yang sudah bahagia.
Tak lama keduanya larut dalam pemikiran masing-masing, ponsel Malik berdering kembali dan masih dengan nomer yang sama. Nomer yang beberapa menit yang lalu mengirim pesan padanya.
Malik membuka pesan itu untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh si pengirim dengan mengirimkan video panas antara dirinya dan Rani.
Rani dan Malik terkejut membaca pesan yang baru terkirim itu, bunyi pesan nya.
"Jika tidak ingin video p4 na$ kalian tersebar maka kamu harus bayar saya dengan nominal 500 juta."
Netra keduanya mau bulat membaca pesan singkat itu.
"Apa 500 juta kek, itu gila dan pemerasan." Cicit Rani.
"Kamu tenanglah biar saya coba menelpon nomer ini." Tukas Malik.
Panggilan pun tersambung, tak lama kemudian panggilan dari Malik di respon dengan cepat oleh pengirim tadi.
"Halo siapa kamu? Apa mau kamu?" Bentak Malik mulai emosi.
"Sudah jelas bukan jika saya butuh uang 500 juta. Jika tidak video kalian akan tersebar." Ancam pria itu dari balik telepon.
"Baiklah tapi berikan filenya dan uang itu akan kamu dapatkan."
Dari balik telepon terlihat Tikno yang senang bahwa Malik dengan cepat menyetujuinya, itu artinya sebentar lagi ia akan panen uang.
"Baik kita bertemu besok, dan siapkan uangnya."
Kebetulan saat itu Malik sengaja mengeraskan suara ponsel genggamnya, dan Rani tahu betul siapa yang mengirim video itu dan memeras Malik.
Malik memutuskan panggilan teleponnya karena ia telah menyepakati akan bertemu besok sore, ditempat yang telah ditetapkan oleh Tikno.
"Kek sepertinya Rani tahu siapa yang mengirim video kita."
"Siapa?" Tanya Malik.
"Tikno, dia ayah tiri Rani." Jawab Rani yang seratus persen sangat yakin, dari suaranya yang begitu familiar.
"Apa dia ayah tiri kamu? Orang yang sudah menghancurkan hidup kamu?" Seru Malik mulai menunjukkan kemarahannya.
"Iya kek." Jawab Rani.
Tangan Malik terkepal penuh emosi, rasanya ia ingin melupakannya langsung pada si pengirim, tapi ia tak mau gegabah.