NovelToon NovelToon
Vira Legend Of The Tree

Vira Legend Of The Tree

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai
Popularitas:753
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Vira, seorang anak perempuan yang polos dan cantik selalu dikurung oleh ayahnya untuk menghasilkan uang dengan menjual tubuhnya.
Hingga suatu malam itu Vira mendapatkan pelanggan yang sangat berbeda dan cukup unik, berbicara lembut padanya dan bahkan memakaikan baju untuknya.
Namun, Vira tidak menduga bahwa pertemuannya itu justru mengubah nasibnya di masa depan nanti.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? dan takdir nasib apa yang tengah menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Sementara itu di dalam hutan kegelapan...

Tempat yang tidak pernah terjamah oleh manusia mana pun, dimana disanalah para pasukan hitam yang tak terhitung jumlahnya berkumpul.

Dan di depan mereka sebuah singgasana yang terbuat dari pohon mati berwarna hitam legam berdiri dengan megah, bahkan saking gelapnya tidak ada yang tahu apakah singgasana itu tengah ditempati seseorang atau tidak.

Sosok yang tengah duduk di singgasana itu hanya diam menatap meja yang ada di depannya, dimana di atas meja itu disusun bidak-bidak seperti bidak catur walaupun dalam bentuk yang berbeda dari bentuk aslinya.

Terdapat lima bidak catur yang tersisa, sosok yang duduk di singgasana itu pun mengambil satu bidak yang kemudian hancur menjadi abu dalam genggamannya, hingga kini tersisa 4 bidak di atas meja.

Semua yang ada di sana pun hanya terdiam melihat hal itu, begitupun dengan suasananya yang mulai mencekam.

"Haha... "

Mungkin wajahnya memang tidak pernah ada yang bisa melihatnya karena seluruh tubuhnya yang diselimuti bayangan gelap, tapi justru ia tertawa kecil dan tersenyum walau tak ada yang bisa melihatnya.

Entah apa yang ia tertawa kan sampai membuatnya tersenyum seperti itu, baik ras yang sama dengannya ataupun yang berbeda sekalipun tidak pernah mengerti apa yang tengah ia rasakan sebagai sosok yang ditakuti oleh para manusia yang paling ia benci.

Namun, baginya hanya satu manusia yang bisa mengerti dirinya, dan ia sangat menantikannya...

Manusia yang akan mengakhiri kehidupannya yang sama sekali tidak ia mengerti ini...

***

Selepas menenangkan Goro, pria bertubuh besar itu yang kini menjadi dirinya kembali, ia membawa Vira, Sen, dan Vin ke rumahnya.

"Jadi... Ini rumah anda?" tanya Sen melihat penampakan rumah Goro dari depan.

"Ya, saya tidak ingin kenangan terakhir saya menghilang, walaupun tidak sama persis, tapi yang ada di dalam rumah ini masih tetap sama" ucap Goro menjelaskan.

mereka pun di persilahkan masuk. Melihat kondisi dalam rumah yang seperti tidak pernah dihuni dan dirawat beberapa tahun.

"Maaf, maaf, saya belum sempat membersihkan tempat ini" dengan cekatan Goro membersihkan beberapa bagian untuk tamunya duduk dengan nyaman.

"Silahkan, silahkan..."

Mereka pun duduk bersama di lantai yang sudah dibersihkan, sambil melihat Goro yang sibuk dengan beberapa tempat yang lainnya untuk dibersihkan.

Sen dan Vin pun melihat-lihat rumah Goro dari furnitur sampai foto-foto yang digantung di setiap dinding rumah.

"Sepertinya kita bisa tinggal disini sementara" ucap Sen sambil melihat Vira yang juga tengah melihat-lihat.

"Hmph... Cukup bagus daripada harus berpindah-pindah penginapan" ucap Vin menimpali.

"Saya senang anda akhirnya bisa bicara, apakah anda bisa mengatakan kalimat lain?" tanya Sen memastikan. Namun saat Vira mencoba mengatakan kalimat lainnya ia mulai kebingungan dan jadi lupa bagaimana cara mengatakannya.

"Ah, tidak apa... Mungkin anda harus lebih banyak belajar lagi" ujar Sen melihat Vira yang sepertinya kesusahan untuk sekadar bicara.

"Maaf ya menunggu lama, saya tidak pernah pulang ke sini jadi... Hanya ada air putih saja" ucap Goro yang datang dengan nampan dan gelas berisi air putih.

"Tidak apa, kami senang menerimanya" ucap Sen menerima jamuan Goro.

"Jadi... Goro, apa anda mengingatku?" tanya Vin pada Goro.

Raut wajah Goro pun berubah saat mendengar pertanyaan dari Vin.

"Ya, saya mengingat anda dengan sangat baik" jawab Goro dengan kepala tertunduk dan senyum yang memudar.

"Lalu, bisa kau jelaskan semua ini? Seharusnya anda sudah bisa berfikir jernih kan sekarang, kalau belum aku masih punya tenaga untuk membuat pikiranmu jernih"

"Vin, anda tidak perlu mengatakan hal yang tidak perlu" ujar Sen mendengar ucapan Vin yang tidak sopan dengan orang yang lebih tua darinya.

Tapi Vin tak menghiraukannya dan menunggu jawaban Goro.

Goro pun akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat anak perempuan di depannya yang juga tengah menatapnya menunggu jawaban.

"Sebelumnya saya minta maaf pada anda, atas kematian raja..."

"Aku disini bukan untuk mendengar bela sungkawa mu, aku hanya ingin kau menjelaskan apa yang sudah terjadi padamu" ucap Vin memotong dengan nada kesal.

"Saya juga sebenarnya tidak ingat apa yang terjadi pada saya. Itu terjadi saat kejadian 17 tahun lalu, yang saya ingat hanyalah wajah istri saya yang tengah tersenyum pada saya dengan tubuh yang hancur dan darah yang menggenanginya"

"Sejak saat itu saya tidak pernah merasakan apapun lagi. Sedih, marah, kecewa, takut, senang, semua perasaan itu terasa asing bagi saya, gelap dan saya sendirian, karena semuanya sudah pergi.

"Dan saat itulah saya melihat seseorang mengulurkan tangan untuk saya, dia bilang... Jika anda tidak punya apa-apa untuk diraih raihlah tangan saya, tidak ada tempat bagi anda disini, dan saya satu-satunya yang anda butuhkan, karena sekarang anda bukan lagi pemimpin pasukan khusus raja. Layani lah saya, dan berdirilah dengan gagah di dalam gelapnya kenyataan"

Goro berhenti sejenak hanya untuk mengingat ingatan itu, dengan ditatap oleh Vin, Sen, dan Vira yang terlihat mendengarkan dengan baik.

"Hanya itu yang saya ingat, maaf..." ucap Goro yang diam karena memang penjelasannya sudah selesai, walaupun ia juga tahu ceritanya tidak masuk akal dan menggantung, tapi hanya itu saja yang bisa ia ingat.

"Apa kau bercanda?! Hanya itu? Siapa orang yang membantu anda? bagaimana anda bisa tidak tahu? Berhenti bicara omong kosong dan jelaskan apa yang terjadi?!" Vin pun dibuat benar-benar kesal dan emosi mendengar penuturan Goro yang bilang tidak ingat apapun.

"Maaf pangeran Vin... Saya benar-benar tidak ingat apa-apa?"

"Kau..."

"Vin cukup!" Sen menghentikan Vin ketika ia hendak melesatkan pukulan pada Goro.

"Cih!"

Vin pun kembali duduk di tempatnya kembali jika bukan karena Sen yang memaksanya.

"Anda tidak perlu memukulnya hanya karena ia tidak tahu, dia sudah bilang kalau dia tidak ingat apa-apa, dan anda juga mendengarnya dengan baik kan" ucap Sen mencoba meredakan emosi Vin.

"Maaf, tuan Goro untuk yang tadi, dia tidak bermaksud seperti itu" ucap Sen pada Goro.

"Tidak apa, saya mengerti" jawab Goro.

"Tapi, seperti yang saya katakan tadi, saya hanya tidak ingat apa yang terjadi setelah saya bertemu orang itu. Dan, tidak ada kaitannya dengan yang mulia raja sama sekali" ucap Goro meluruskan.

Ketika suasana menjadi hening dan tegang, tiba-tiba para peri-peri kecil itu keluar dari liontin Vira yang sudah berubah bentuknya.

Semua orang pun mengalihkan perhatian mereka pada Vira yang sudah diganggu oleh peri-peri itu yang memeluk dan menciumi wajahnya dengan sayang.

"Apa itu peri anda?" tanya Goro pada Vira yang mengangguk, sambil tersenyum melihat tingkah manja mereka.

Hingga salah satu dari mereka terbang menghampiri Goro dan langsung menangkupkan kedua tangannya ke kedua pipi besar Goro.

"Eh?" Goro pun dibuat bingung olehnya.

"Tuan... Goro... Orang... baik..."

Seketika semua orang yang ada disana pun terkejut mendengar Vira baru saja bicara dengan lancar.

"Orang... Baik... Harus... Tersenyum..."

***

1
Helen Dorty
Gak bisa berhenti!
Lan Yumi
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Naruto Uzumaki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!