NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Ratu Bidadari Hutan

Mereka semua menyaksikan tubuh Palang dan Sotong tertarik naik ke atas pohon besar oleh tali tumbuhan yang mengikat kedua kaki. Namun, ketika Palang dan Sotong tertarik ke atas, mereka berdua sudah tidak menjerit atau meronta lagi, sepertinya mereka sudah mati atau pingsan.

Pemandangan itu membuat Kumbang Pitak dan anak buahnya kian ngeri. Jangan ditanya seperti apa perasaan para Nyai Gusti dan keenam Gusti Putri.

Namun, mereka semua tidak melihat adanya sosok atau makhluk lain. Pertanyaannya: apakah itu murni tanaman hidup pemangsa atau ada orang sakti yang menggerakkannya? Atau ada dedemit hutan yang sedang marah karena wilayahnya sedang dirapikan?

“Ibu, lebih baik kita pergi ke tempat lain,” kata Mantini, salah satu gadis, putri Ken Guna. Dia gadis yang paling cantik dibanding kelima saudaranya. Itu disimpulkan karena mata lelaki akan betah berlama-lama memandangi kecantikan parasnya dibanding memandang paras yang lain.

“Kumbang Pitak, tinggalkan tempat ini!” seru Tiwang Karini kepada Kumbang Pitak.

“Baik, Nyai Gusti,” ucap Kumbang Pitak patuh. Pada hakikatnya dia pun takut. Dia segera berteriak memberi perintah, “Semuanya! Tinggalkan tempat ini!”

Buru-buru para prajurit yang tersisa dan para lelaki lainnya segera berlarian mengikuti Kumbang Pitak dan para majikan wanita mereka.

Kumbang Pitak serta para Nyai Gusti dan Gusti Putri wajib ada di depan. Mereka berlari kecil untuk meninggalkan tempat itu.

Wusss!

“Awas!” teriak Kumbang Pitak terkejut.

“Aaak!” jerit Tiwang Karini dan wanita lainnya serentak. Mereka menjerit karena kaget dan takut.

Teriakan itu terjadi ketika tiba-tiba ada angin tajam yang melintas memotong di depan mereka.

Angin itu disebut tajam karena ketika lewat daun rerumputan beterbangan dalam keadaan seperti terbabat oleh pisau cukur. Maksudnya cukur rumput, bukan cukur rambut.

Kemunculan angin tajam itu jelas memaksa semuanya berhenti dalam kondisi kian tegang karena takut. Bahkan langkah mereka bergerak mundur.

“Hihihi!” tawa satu suara perempuan. Tawanya pelan dan pendek, tetapi tidak terlihat wanita yang tertawa itu.

Dalam kondisi mental dan batin ketakutan, mereka semua cepat mengedarkan pandangan ke segala arah. Langit dan tanah pun mereka pandangi, mungkin pemilik suara tawa wanita tersebut ada di sana.

“Apa yang terjadi kepada kalian?” tanya satu suara wanita, tapi bukan suara salah satu wanita di antara mereka.

Suara wanita yang bertanya itu tidak jelas arah sumbernya. Suara itu terdengar seperti memenuhi angkasa di dalam hutan tersebut. Hampir semuanya dengan cepat menduga bahwa itu adalah suara milik dedemit hutan yang telah membunuh tiga prajurit mereka.

“Ja-ja-jangan ganggu ka-ka-kami!” teriak Kumbang Pitak dengan suara gemetar dan gagap. Itu sangat jelas menunjukkan kondisi mentalnya selaku pemimpin rombongan.

“Jangan kau yang menjawab. Suaramu gemetar dan putus-putus. Bisa-bisa aku muncul niat memutus lehermu jika kebanyakan mendengar suara gagapmu,” kata suara wanita itu. Nadanya datar, tidak menunjukkan kemarahan, tapi ancamannya menakutkan.

Seketika pucat pias wajah Kumbang Pitak. Jika wanita yang mengancam itu bisa memangkas rumput dengan seembusan angin, tentu dia juga bisa memangkas rambut Kumbang Pitak. Memangkas nyawa pun pastinya lebih mudah.

“Biar aku yang menjawab!” teriak Mantini tiba-tiba dengan lantang, tapi tidak bernada menantang. Suaranya tidak gagap dan tidak terdengar ada getaran, meski wajahnya menunjukkan kecemasan.

“Bagus. Suaramu terkendali dengan baik. Siapa namamu, Gadis Cantik?” tanya suara tanpa wujud itu yang mengandung pujian. Seolah memberi sinyal positif untuk kondisi ke depannya.

“Namaku Mantini. Aku putri ketiga Adipati Kubis Ganda,” jawab Mantini dengan intonasi turun satu oktaf dari sebelumnya. Nadanya pun lebih tenang karena dia berusaha untuk tenang.

“Siapa itu Adipati Kubis Ganda? Aku tidak kenal,” tanya suara wanita.

“Adipati Kadipaten Ombak Lelap,” jawab Mantini.

“Apa yang terjadi dengan kalian?”

“Kami menyelamatkan diri dari serangan pendekar sakti yang bernama Kentang Kebo dan orang-orangnya. Pendekar dan pasukan kadipaten tidak bisa menaklukkannya,” jawab Mantini. Kini bicaranya lebih tenang, seolah-olah lawan bicaranya tidak jauh posisinya.

“Aku tahu siapa itu Kentang Kebo,” kata suara wanita yang bersembunyi itu, tetapi kali ini suaranya tidak memenuhi angkasa hutan. Suara itu lebih jelas terdengar dari arah belakang rombongan tersebut.

“Huwaaakk!” pekik para prajurit dan karyawan lelaki Keluarga Adipati bersamaan, seiring dengan tubuh mereka yang terlempar ke dua arah, kanan dan kiri.

Mantini, ketiga ibunya, kelima saudaranya, dan Kumbang Pitak sontak menengok ke belakang. Mereka semua terkejut melihat apa yang terjadi.

Mereka melihat sesosok bidadari karena terlalu cantik. Entah bidadari dari mana? Yang jelas bukan bidadari turun dari taksi.

Seorang wanita cantik jelita berjubah hijau muda. Jubahnya bukan sembarang jubah karena terlihat tebal dan berbahan mahal. Wanita berkulit terang, bersih dan mulus itu terlalu cantik. Itu kesimpulan para lelaki dan wanita yang ada di tempat itu. Pakaian di balik jubahnya juga berwarna hijau muda belia, maksudnya lebih muda dari warna jubahnya. Rambutnya digelung di atas kepala sebagian kecil dan sebagian besar dibiarkan terurai lurus sepunggung. Terlihat hanya ada dua perhiasan yang dikenakannya, yaitu sebuah cincin emas bermata kuning di jari manis tangan kanannya dan giwang gantung bermata intan hijau bening.

Yang membuat orang-orang tersebut meragukan bahwa wanita cantik itu adalah manusia, yaitu sepasang matanya yang memiliki pupil warna hijau muda terang. Aneh tapi sangat indah.

Kemunculan wanita bermata hijau yang tiba-tiba itulah yang membuat para prajurit dan karyawan lelaki Keluarga Adipati terlempar ke dua arah. Itu karena ada tenaga angin nan kuat yang melempar mereka.

Semua terdiam dalam ketegangan dengan mata yang terbelalak, termasuk Mantini yang tadi paling tenang di antara mereka.

“Jika ada putri Adipati, pasti ada istri Adipati. Siapa?” tanya wanita hijau itu dingin, memecah ketegangan karena pertanyaannya membutuhkan jawaban.

“A-a-aku!”

Agak melebar sepasang mata gadis yang kecantikannya sudah terlihat matang itu. Pasalnya, Tiwang Karini, Jumilah dan Ken Guna menjawab bersama. Dan gagap bersama. Menunjukkan tingkat ketakutan mereka.

“Apakah Nyai baju putih istri pertama?” tanya wanita mata hijau.

“Benar,” jawab Tiwang Karini, sudah tidak gagap, tapi suaranya masih bergetar.

“Siapa namamu, Nyai?”

“Tiwang Karini.”

“Prajurit!” panggil wanita bermata hijau dengan pandangan kepada Kumbang Pitak. Dia berkata lagi tanpa menunggu Kumbang Pitak menyahut, “Buatkan tempat duduk yang layak untuk Ratu Bidadari Hutan!”

“Ba-ba-baik, Gusti Ratu,” ucap Kumbang Pitak patuh tapi tergagap. Dia merasa wajib patuh. Meski di dalam hatinya tidak percaya jika makhluk di depannya adalah seorang ratu, tetapi dia tidak mau bernasib sama seperti Palang dan Sotong.

Kumbang Pitak segera melangkah pergi. Dia mengajak dua anak buahnya yang masih terduduk di rerumputan usai jatuh berjemaah.

“Kalian sebut saja aku Ratu Bidadari Hutan,” ujar wanita bermata hijau kepada Tiwang Karini dan para wanita lainnya. Lalu perintahnya, “Perlakukan aku selayaknya ratu kalian, jika kalian tidak ingin dipisahkan dari kelompok. Menghormatlah!”

Cukup terkejut Tiwang Karini dan kedua madunya, serta keenam putri mereka. Namun, mau tidak mau, Tiwang Karini pun memimpin turun berlutut menghormat, layaknya abdi menjura hormat kepada ratunya.

“Sembah hormat hamba, Gusti Ratu!” ucap Tiwang Karini mendahului.

“Sembah hormat hamba, Gusti Ratu!” ucap Jumila, Ken Guna, Mantini dan saudaranya yang lain. Demikian pula para pelayan mereka.

“Bagus. Bangunlah kalian semua!” perintah Ratu Bidadari Hutan. (RH)

1
🟢🍒⃞⃟•§¢•𝐀⃝🥀azaᴳᴿ🐅☘𝓡𝓳✿⃟
batu permata telaga bintang bikin Ani Saraswati tambh cantik dan sakti,bisa menaklukkan jin dan sejenisnya di telaga 😄bhkn bisa menjadikan mereka budaknya🤣
👣Sandaria🦋
kisah dongeng kita di NT ini nantinya akan Om ceritakan gak ke cucu-cucu Om?🤔😆
👣Sandaria🦋
Om... sampai kapan Lubang-Lubang ini akan selesai, Om?
tapi kalau Om belum juga berniat menyudahi perkara lubang ini, tolong keinginan Bg@😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎 Om penuhi dengan memberi nama Lubang Kenikmatan untuk satu tokoh baru🤦😭🤣
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎: nunggu bocil tidur 😁🤣🤣🤪
total 24 replies
DavidS
untung pas ga ada yg bercocok tanam om pas si kebo masuk
👣Sandaria🦋: aku kalau ada yg masuk saat bercocok tanam, kubiarkan aja terbenam, Bang. kalau dicabut malah ketahuan🤦🤣
total 1 replies
DavidS
harus.y mereka disruh aja om berantem di sawah....jdi ga perlu lagi sawah.y dibajak ayo dicangkul..
DavidS
kukira terkejut berjama'ah om
DavidS
makasih om penjelasan.y
DavidS
wanita dan cantik...udah menang simpati dunia
DavidS
2 x kencang dan panjang disebut
DavidS
ketahuan si om waktu malam pertama.y buru2
rajes salam lubis
lanjutkan jangan kasih napas
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ꪖ᭢ỉᡶꪖ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
itu suara pasti main gede gedean🙈
Om Rudi: hahahaha
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ꪖ᭢ỉᡶꪖ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gk tega dengar suara para prajurit mati mengenaskan 😭
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ꪖ᭢ỉᡶꪖ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
prajurit mati mengenaskan kesian amat ya
nyawa ya seperti gk ada hargaya
nasib para prajurit 😭
Om Rudi: memang gitu nasib prajurit kalau perang
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛ🏡s⃝ᴿ KANG SALMANᴳᴿ🐅
wuadduh...sayangeeee....😎😎😎
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ꪖ᭢ỉᡶꪖ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apes banget kalian para prajurit
sepertinya kentang kebo gk membiarkan kalian hidup dengan tenang
yg pastinya ingin bermain bersama kalian para prajurit sampai para prajurit mati kecapean 🤪
gk kasian apa kentang kebo ama prajurit yg dah gaji kecil taruhannya nyawa lg🙈
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ꪖ᭢ỉᡶꪖ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
prajurit juga manusia, sebenarnya juga takut mati duluan, mengenaskan lagi
pasti pada kaget jantung ya tuh para prajurit🙈
👣Sandaria🦋
kalau aku yg udah emak-emak ini dimabuk asmara pada dirimu, apa termasuk kurang pintar juga, Om?🤔
awas Om jawab itu kategori dungu atau goblokk!😭😆
𝒯ℳ: om tua jadi pedoman, om tua di kasih lobang kuncinya di embat dia,, beliau itu ASLI alias asal lobang libas
total 9 replies
👣Sandaria🦋
bukannya kata Anoman kemarin hanya Ardo satu-satunya manusia cadel di dunia ini, Om? kok ada lagi 😆
Om Rudi: iya. kok ingat
total 3 replies
👣Sandaria🦋
Ani masih bisa merasakan klimaxx saat berciinta gak, Om? itu kan macam2 jadi satu rasanya. ada rasa sakit berdenyut enak meledak🤦😂
Om Rudi: rasa sakitnya dibuang aja. gitu rumusnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!