Rahasia Gym 24

Untuk sementara gym 24 ditutup. Mengingat adanya kematian Wandi yang mengenaskan. Kematian Wandi disimpulkan oleh polisi adalah murni bunuh diri. Apalagi polisi tidak menemukan bukti adanya campur tangan pihak lain.

Selagi gym 24 tutup, Dani mengumpulkan semua orang. Dia mengatakan kalau dirinya lah yang akan mengambil alih gym 24. Pernyataan Dani itu diperkuat oleh anak buah Wandi yang terakhir kali mendengar pesan terakhir sang bos.

"Yang ingin pergi dari sini dan memulai hidup baru, aku mempersilahkan. Yang ingin tetap tinggal dan bekerja bersamaku, silahkan juga," kata Dani pelan.

"Kalau kami memilih tetap di sini, apa kami akan bekerja di ranjang juga?" tanya Rama dengan raut wajah serius.

"Iya. Tapi aku pastikan kali ini berbeda. Semuanya tergantung kalian," sahut Dani.

Semua orang bertukar pandang. Heran sekaligus penasaran dengan yang dimaksud Dani. Saat itulah Dani mengatakan kalau dirinya akan mengajarkan keahlian hipnotisnya.

Setelah mendengar rencana Dani, banyak yang memilih untuk tetap bekerja di gym 24. Para anak buah Wandi bahkan juga menetap di sana dan menjadikan Dani sebagai bos baru mereka.

Ketika waktunya tepat dan semua orang telah memiliki keahlian hipnotis seperti Dani, maka gym 24 kembali dibuka.

Strategi hipnotis yang diberikan Dani membuat para trainer senang, terutama trainer wanita.

"Aku nggak nyangka kamu punya keahlian hipnotis," imbuh Thalia. Dia duduk ke sebelah Dani yang sedang sibuk melihat layar laptop.

"Andai saja aku mengingatnya lebih awal, maka akan semakin bagus," sahut Dani.

"Yang penting kita sudah bebas dari Wandi. Kau bukan bos yang suka mengomel sepertinya kan?"

"Lihat saja nanti."

Thalia memicingkan mata dan terkekeh bersama Dani.

Di waktu yang sama, hubungan Lexy dan Deva jadi renggang gara-gara insiden icibos tempo hari. Lexy sengaja terus mendiamkan Deva saat lelaki itu berada di sisinya.

Namun Deva sendiri memilih tetap diam jika Lexy tidak mengajak bicara. Dan jujur saja, itu membuat Lexy semakin kesal. Menurutnya Deva sangat tidak peka. Lexy lantas terpikirkan sesuatu untuk membalas Deva.

"Aku ingin membayar jasa pria bayaran! Kau bisa temani aku mencarinya?" celetuk Lexy. Kebetulan kala itu dia baru pulang sekolah dan masih mengenakan seragam.

"Pria bayaran? Mau apa?" cecar Deva.

"Ya mau pecah perawan lah!" sahut Lexy mantap.

"Hah? Ngapain sih mau berbuat begitu. Aneh sekali. Harusnya kau jaga dirimu sendiri sebagai seorang gadis," komentar Deva.

"Maksudmu kau ingin aku seperti anggota wanita Kalajengking Hitam yang hampir semuanya perawan tua?!" balas Lexy sambil bermain ponsel. Dia mencari tempat bagus untuk menemukan pria bayaran. Sampai akhirnya Lexy menemukan iklan tentang gym 24 yang sudah dibuka lagi.

"Tempat ini kayaknya bagus. Ke sini ya!" Lexy memperlihatkan lokasi gym 24 pada Deva.

Deva mendengus kasar. Namun dia tak punya pilihan selain membawa Lexy. Dari pada gadis itu nanti nekat pergi sendiri diam-diam.

Sebelum tiba di gym 24, Lexy membeli baju terlebih dahulu. Sebab dia tidak mau identitasnya sebagai pelajar ketahuan.

Sampailah Deva dan Lexy di gym 24. Keduanya masuk bersama dengan langkah yang beriringan.

Ketika sudah masuk ke gym, Lexy terpana menyaksikan trainer-trainer tampan dan atletis di sana.

"Wah... Gila! Aku yakin punya mereka besar dan panjang. Nggak kayak icibosmu," kata Lexy sambil menyenggol Deva dengan siku.

Deva memutar bola mata jengah. Atensinya tak sengaja tertuju pada sosok tidak asing yang baru keluar ruangan dan berjalan ke arahnya. Dia tak lain adalah Dani.

"Arsya..." gumam Deva.

Berbeda dengan Lexy yang mengangakan mulut saat melihat Dani. Ia berucap, "Aku mau yang itu! Ganteng banget!"