NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:41.6k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ucapan terima kasih Gracia.

Setelah kepergian ibu tiri Gracia, Rafa langsung menghela napas panjang, seolah saat ini organ pernapasannya membutuhkan pasokan oksigen lebih. Jujur, Rafa sempat berpikir bahwa selama ini Gracia disembunyikan oleh ibu tirinya, sehingga ia kesulitan mencari keberadaan gadis itu. Tetapi, jika faktanya ibu tirinya pun sedang mencari keberadaan Gracia, lalu di mana sebenarnya gadis itu berada sekarang? Rafa benar-benar hampir kehabisan cara untuk mencari keberadaan gadis pujaan hatinya itu. Bahkan anak buahnya yang pernah melihat keberadaan Gracia di sekitar gedung Handoyo Group, hingga saat ini belum mendapatkan hasil apapun selama melakukan pengintaian di sekitar gedung tersebut.

"Sebenarnya kamu di mana, Gracia? Apa sebenarnya yang terjadi padamu, sehingga sikapmu berubah aneh seperti ini? Kamu bahkan mengakhiri hubungan kita secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Apa semudah itu kamu melupakan kebersamaan kita selama dua tahun ini?." Batin Rafa yang kini berdiri bertolak pinggang dengan satu tangannya, sementara tangannya yang satunya lagi nampak memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa berdenyut nyeri akibat memikirkan semua itu.

"Apa anda baik-baik saja, tuan?." tanya asisten pribadi Rafa yang menyadari perubahan sikap tuannya semenjak kedatangan wanita paruh baya yang diketahui pria itu sebagai ibu tiri dari kekasih tuannya tersebut.

"Aku baik-baik, saja." tentunya jawaban Rafa tidak sesuai dengan kenyataannya.

Di tempat yang berbeda, seseorang yang kini tengah memenuhi pikiran Rafa nampak sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Sebelum Ikut membantu pekerjaan bi Inah di dapur, Gracia memilih menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari agar terlihat lebih rapi.

Setelah semua pakaiannya tersusun rapi di dalam lemari Gracia lantas keluar kamar, hendak membantu bi Inah memasak di dapur.

"Ada yang bisa Gracia bantu, bi?." tawar Gracia setibanya di dapur.

"Kebetulan Gra, tolong potong-potong sayurannya ya!." Bibi menyerahkan beberapa sayuran yang sudah dicuci kepada Gracia untuk dipotong-potong.

"Siap, bi." Kata Gracia sambil tersenyum.

"Kamu ini, sudah cantik, lucu lagi." kata Bi Inah sambil tersenyum hangat pada Gracia.

"Bibi bisa aja."

"Ngomong-ngomong berapa usia kamu sekarang, Gra?." Tanya bibi sekedarnya.

"Dua puluh tahun, Bi."

"Masih muda banget ya. Tapi kalau di kampung bibi sih, anak gadis seusia kamu kebanyakan sudah pada menikah." Kata bibi. Memang tidak semua kampung seperti itu, tapi kebanyakan memang seperti itu. Menikahkan anak gadis di usia belia sudah menjadi tradisi di kalangan para orang tua untuk menjaga anak gadis mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ohiya Gra, memangnya kampung halaman kamu di mana?." tanya Bibi di sela kegiatan memasaknya.

"Di daerah Sulawesi, bi." Sekalipun ia lahir dan dibesarkan di ibukota tapi kenyataannya kedua orang tuanya berasal dari salah satu daerah yang berada di pulau Sulawesi.

"Orang timur toh, pantas cantik, manis pula...." Puji bibi sambil mengulas senyum.

"Coba saja kalau anak bujang bibi ada di sini, bibi pasti sudah mengenalkannya sama kamu, Gra. Anak bujang bibi ganteng loh Gra, sarjana juga loh." Kata bibi setengah serius.

"Bibi bisa aja." balas Gracia yang ikut tersenyum, berpikir bibi hanya sekedar bergurau saja.

"Ehem...." deheman seseorang mampu mengalihkan perhatian bi Inah dan Gracia ke sumber suara.

"Den Gilang...." gumam bibi ketika menyadari keberadaan Gilang di depan kulkas. Sepertinya pria itu ingin mengambil sesuatu dari dalam kulkas.

Gracia pun ikut mengulas senyum tipis pada Gilang, sama seperti yang dilakukan oleh bi Inah.

"Gra....kamu rapikan pakaian saya, sekarang!." Titah Gilang sebelum berlalu dengan membawa sebotol air dingin bersamanya.

Gracia tak langsung menjawab, gadis itu melirik pada bibi, merasa tidak enak pada bibi karena pekerjaannya memotong-motong sayuran belum selesai.

"Sudah, tinggalkan saja! Biar bibi yang lanjutkan. Sekarang sebaiknya kamu mengerjakan apa yang diminta oleh den Gilang! Den Gilang orangnya nggak suka menunggu soalnya." Bibi meminta Gracia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Gilang. Bibi tahu betul jika Gilang paling tidak suka jika apa yang diperintahkannya tidak langsung dikerjakan, pria itu pasti akan marah, makanya bibi menyuruh Gracia bergegas menyusul Gilang.

"Baik, bi." balas Gracia. gadis itu lantas bergerak menuju kamar Gilang yang berada di lantai dua, sesuai dengan petunjuk dari bibi.

"Apa yang ini kamarnya mas Gilang." Gracia bergumam lirih di depan sebuah kamar yang nampak terbuka setengahnya.

"Masuk....!." suara bariton Gilang yang berasal dari dalam kamar tersebut akhirnya meyakinkan Gracia bahwa kamar tersebut benar kamar Gilang.

"Permisi tuan...." Gracia sengaja sedikit mengeraskan suaranya, menjaga kemungkinan jika ada seseorang yang tidak sengaja melihatnya masuk ke dalam kamar Gilang.

Baru saja Gracia beberapa langkah memasuki kamar Gilang, pria itu langsung mengunci pintu kamarnya.

"Kenapa pintunya di kunci?."

"Memangnya kenapa kalau di kunci?." Gilang balik bertanya tanpa berniat menjawab pertanyaan Gracia. Gilang mengayunkan langkah mendekat pada Gracia, hingga kini jarak mereka sudah sangat dekat, hanya tersisa beberapa centimeter saja dipastikan wajah tampan Gilang menempel pada wajah Gracia. Gracia sontak meletakkan kedua tangannya pada da-da bidang Gilang.

"Jangan seperti ini mas! Kalau ada yang melihatnya bagaimana?." Gracia cemas ada yang tiba-tiba datang ke kamar Gilang.

"Pintunya sudah dikunci, kenapa harus takut?." Gilang semakin mendekatkan wajahnya pada Gracia.

"Mas....." suara Gracia tercekat, jantungnya pun berdegup kencang, khawatir ada yang memergoki mereka dalam posisi sedekat itu.

Bukannya mengindahkan perkataan Gracia, Gilang Justru mengikis jarak diantara mereka, me-magut bibir mungil istrinya dengan lembut sambil memejamkan matanya.

"Lain kali jangan membahas pria lain, sekalipun itu anak bi Inah! Ingat, kamu sudah bersuami!." Peringat Gilang Setelah menyudahi pagu-tannya. Gracia sontak saja melebarkan matanya, ternyata suaminya itu mendengar obrolannya dengan bibi tadi.

"Ya ampun mas....bibi cuma bercanda, bukannya serius." Gracia tidak habis pikir dengan sikap Gilang. Pria itu sudah seperti seorang suami sungguhan yang sedang cemburu pada istrinya, padahal kenyataannya pernikahan mereka hanya sekedar menghalalkan apa yang terjadi di antara mereka, bukan karena cinta ataupun semacamnya.

Gilang mengusap puncak kepala Gracia sebelum menjauh dari gadis itu, berlalu membuka pintu kamarnya kemudian mengambil posisi duduk di tepi tempat tidur.

"Masukan pakaianku ke dalam lemari!." Pinta Gilang.

"Baik, mas." Gracia pun segera beranjak, mengambil koper milik Gilang, mengeluarkan satu persatu pakaian pria itu dan menyusunnya dengan rapi di dalam lemari.

"Papa sudah siuman." beritahu Gilang.

Deg.

Gracia langsung berbalik badan menghadap pada Gilang.

"Benarkah?." Tanya Gracia memastikan pendengarannya.

Gilang lantas mengangguk sebagai jawaban.

Tanpa terasa air mata haru berlinang membasahi pipi Gracia ketika mendengar kabar membahagiakan tersebut. Setelah sekian lama terbaring koma akhirnya ayahnya siuman. Semua ini terjadi atas izin Allah serta kebaikan Gilang yang selalu memberikan yang terbaik untuk ayahnya.

Gracia mendekat pada Gilang, meraih tangan kanan milik suaminya itu kemudian mencium punggung tangan Gilang. "Terima kasih banyak, mas." Ucap Gracia dengan tatapan tulus. Gilang sampai terpaku dengan tindakan gadis itu.

"Sama-sama...." balas Gilang Setelah cukup lama diam mematung.

Jangan lupa vote and ⭐⭐⭐ ⭐⭐ nya ya biar aku makin semangat up nya....🙏🙏😘😘😘🥰🥰🥰 I love you all......

1
Asih Rahmadhani Bohara
kox msh blm ada up yaa
Selvia: sabar ya syg, masih merevisi beberapa bab soalnya 🙏
total 1 replies
Karsa Sanjaya
kapan nih updet lagi
Delvyana Mirza
Srlamat ya Gilang dan Gra selamat akan menjadi orang tua,
Darmawansah
typo lagi dah
aleena
ada banyak tipo ya
Rafa bukan gilang
Felycia R. Fernandez
karena kamu udah hamil makanya Gilang bucin jadinya...
Darmawansah
kirain ayahnya Gracia yang kritis.setelah baca judul babnya tadi
Felycia R. Fernandez
Oalah pak Su 🤣🤣🤣🤣
ntar baru sadar langsung heboh ini...
🥰🥰🥰🥰🥰
Felycia R. Fernandez
Rafa kk Thor...
jangan Gilang...ntar poligami jadinya 😭
Felycia R. Fernandez
11 12 sifatnya 😆
Felycia R. Fernandez
Rafa sama ma Gilang...
benci berakhir cinta...
Lusi Hariyani
bukalah hatimu buat vanesa rafa jgn sampe km nyesel lho....
Karsa Sanjaya
tinggal ungkapin perasaanya
Ayila Ella
cieeee
Lia siti marlia
cie cie yang udah mulai manggil sayang...wah jadi calon orang tua nih kalian 🥰🥰🥰🥰
Lia siti marlia
jengukin mertua sekalian bulan madu yah lang 😁😁😁
nonoyy
defenisi bucin...
secret
next thorr, semangatt
Syarifah
semoga tanda"kehamilan ya gra,,, trimakasih ya up,nya thor
Lusi Hariyani
gilang mlai bucin nich
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!