NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:60.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ucapan terima kasih Gracia.

Setelah kepergian ibu tirinya Gracia, Rafa langsung menghela napas panjang, seolah saat ini organ pernapasannya membutuhkan pasokan oksigen lebih. Jujur, Selama ini Rafa sempat berpikir jika Gracia disembunyikan oleh ibu tirinya, sehingga membuatnya kesulitan mencari keberadaan gadis itu. Tetapi, jika faktanya ibu tirinya pun sedang mencari keberadaan Gracia, lalu di mana sebenarnya gadis itu berada sekarang? Rafa benar-benar hampir kehabisan cara untuk mencari keberadaan gadis pujaan hatinya itu. Bahkan anak buahnya yang pernah melihat keberadaan Gracia di sekitar gedung Handoyo Group, hingga saat ini belum mendapatkan hasil apapun selama melakukan pengintaian di sekitar gedung tersebut.

"Sebenarnya kamu di mana, Gracia? Apa sebenarnya yang terjadi padamu, sehingga sikapmu berubah aneh seperti ini? Kamu bahkan mengakhiri hubungan kita secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Apa semudah itu kamu melupakan kebersamaan kita selama dua tahun terakhir?." Batin Rafa yang kini berdiri bertolak pinggang dengan satu tangannya, sementara tangannya yang satunya lagi nampak memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa berdenyut nyeri akibat memikirkan semua itu.

"Apa anda baik-baik saja, tuan?." tanya asisten pribadi Rafa yang menyadari perubahan sikap tuannya, semenjak kedatangan wanita paruh baya yang dikenal pria itu sebagai ibu tiri dari kekasih tuannya tersebut.

"Aku baik-baik saja." tentunya jawaban Rafa tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Di tempat yang berbeda, seseorang yang kini tengah memenuhi pikiran Rafa nampak sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Sebelum Ikut membantu pekerjaan bi Inah di dapur, Gracia memilih menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari agar terlihat lebih rapi.

Setelah semua pakaiannya tersusun dengan rapi di dalam lemari, Gracia lantas keluar kamar guna membantu bi Inah memasak di dapur.

"Ada yang bisa Gracia bantu, bi?." tanya Gracia setibanya di dapur.

"Kebetulan Gra, tolong potong-potong sayurannya ya!." Bibi menyerahkan beberapa jenis sayuran yang sudah dicuci kepada Gracia untuk dipotong-potong.

"Siap, bi." Kata Gracia sambil tersenyum.

"Kamu ini, sudah cantik lucu lagi." kata Bi Inah sambil tersenyum hangat pada Gracia.

"Bibi bisa aja."

"Ngomong-ngomong berapa usia kamu sekarang, Gra?." Tanya bibi sekedarnya.

"Dua puluh tahun, Bi."

"Masih muda banget ya. Tapi kalau di kampung bibi sih, anak gadis seusia kamu kebanyakan sudah pada menikah." Kata bibi. Memang tidak semua kampung seperti itu, tapi kebanyakan memang seperti itu. Menikahkan anak gadis di usia muda sudah menjadi tradisi di kalangan para orang tua untuk menjaga anak gadis mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ohiya Gra, memangnya kampung halaman kamu di daerah mana?." tanya Bibi di sela kegiatan memasaknya.

"Di daerah Sulawesi, bi." Sekalipun ia lahir dan dibesarkan di ibukota tapi kenyataannya kedua orang tuanya berasal dari salah satu daerah yang berada di pulau Sulawesi.

"Orang timur toh, pantas cantik, manis pula...." Puji bibi sambil mengulas senyum.

"Coba saja kalau anak bujang bibi ada di sini, bibi pasti sudah mengenalkannya sama kamu, Gra. Anak bujang bibi ganteng loh Gra, sarjana juga loh." Kata bibi setengah serius.

"Bibi bisa aja." balas Gracia yang ikut tersenyum, berpikir bibi hanya sekedar bergurau saja.

"Ehem...." deheman seseorang mampu mengalihkan perhatian bi Inah dan Gracia ke sumber suara.

"Den Gilang...." gumam bibi ketika menyadari keberadaan Gilang di depan kulkas. Sepertinya pria itu hendak mengambil sesuatu dari dalam kulkas.

Gracia pun ikut mengulas senyum tipis pada Gilang, sama seperti yang dilakukan oleh bi Inah.

"Gra....kamu rapikan pakaian saya, sekarang!." Titah Gilang sebelum berlalu dengan membawa sebotol air dingin ditangannya.

Gracia tak langsung menjawab, gadis itu melirik pada bibi, merasa tidak enak pada bibi karena pekerjaannya memotong-motong sayuran belum selesai.

"Sudah, tinggalkan saja! Biar bibi yang lanjutkan. Sekarang sebaiknya kamu mengerjakan apa yang diminta oleh den Gilang! Soalnya Den Gilang orangnya nggak suka menunggu." Bibi meminta Gracia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Gilang. Bibi tahu betul jika Gilang paling tidak suka jika apa yang diperintahkan nya tidak langsung dikerjakan, pria itu pasti akan marah, makanya bibi menyuruh Gracia bergegas menyusul Gilang.

"Baik, bi." balas Gracia. gadis itu lantas bergerak menuju kamar Gilang yang berada di lantai dua, sesuai dengan arahan dari bibi.

"Apa yang ini kamarnya mas Gilang." Gracia bergumam lirih di depan sebuah kamar yang pintunya nampak terbuka setengahnya.

"Masuk....!." suara bariton Gilang yang berasal dari dalam akhirnya meyakinkan Gracia bahwa kamar tersebut benar kamar Gilang.

"Permisi tuan...." Gracia sengaja sedikit mengeraskan suaranya, menjaga kemungkinan jika ada seseorang yang tidak sengaja melihatnya masuk ke dalam kamar Gilang.

Baru beberapa langkah Gracia berjalan memasuki kamar Gilang, pria itu langsung mengunci pintu kamarnya.

"Kenapa pintunya di kunci?."

"Memangnya kenapa kalau di kunci?." Gilang balik bertanya tanpa berniat menjawab pertanyaan Gracia. Gilang mengayunkan langkah mendekat pada Gracia, hingga kini jarak mereka sudah sangat dekat, hanya tersisa beberapa centimeter saja dipastikan wajah tampan Gilang menempel pada wajah Gracia. Gracia sontak meletakkan kedua tangannya pada da-da bidang Gilang.

"Jangan seperti ini mas! Kalau ada yang melihatnya bagaimana?." Gracia cemas ada yang tiba-tiba datang ke kamar Gilang.

"Pintunya sudah dikunci, kenapa harus takut?." Gilang semakin mendekatkan wajahnya pada Gracia.

"Mas....." suara Gracia tercekat, jantungnya pun berdegup kencang, khawatir ada yang memergoki mereka dalam posisi sedekat itu.

Bukannya mengindahkan perkataan Gracia, Gilang Justru mengikis jarak diantara mereka, me-magut bibir mungil istrinya dengan lembut sambil memejamkan matanya.

"Lain kali jangan membicarakan pria lain, sekalipun itu anak bi Inah! Ingat, kamu sudah bersuami!." Peringat Gilang Setelah menyudahi pagu-tannya. Gracia sontak saja melebarkan matanya, ternyata suaminya itu mendengar obrolannya bersama bibi tadi.

"Ya ampun mas....bibi cuma bercanda, bukannya serius." Gracia tidak habis pikir dengan sikap Gilang. Pria itu sudah seperti seorang suami sungguhan yang sedang cemburu pada istrinya, padahal kenyataannya pernikahan mereka hanya sekedar menghalalkan apa yang terjadi di antara mereka, bukan karena cinta ataupun semacamnya.

Gilang mengusap puncak kepala Gracia sebelum menjauh dari gadis itu, berlalu membuka setengah pintu kamarnya kemudian mengambil posisi duduk di tepi tempat tidur.

"Masukan pakaianku ke dalam lemari!." Pinta Gilang.

"Baik, mas." Gracia pun segera beranjak, mengambil koper milik Gilang, mengeluarkan satu persatu pakaian pria itu dan menyusunnya dengan rapi ke dalam lemari.

"Papa sudah siuman." beritahu Gilang.

Deg.

Gracia langsung berbalik badan menghadap pada Gilang.

"Benarkah?." Tanya Gracia memastikan pendengarannya.

Gilang lantas mengangguk sebagai jawaban.

Tanpa terasa air mata haru berlinang membasahi pipi Gracia ketika mendengar kabar membahagiakan tersebut. Setelah sekian lama terbaring koma akhirnya ayahnya siuman. Semua ini terjadi atas izin Allah serta kebaikan Gilang yang selalu memberikan perawatan terbaik dalam proses penyembuhan ayahnya.

Gracia mendekat pada Gilang, meraih tangan kanan milik suaminya itu kemudian mencium punggung tangan Gilang. "Terima kasih banyak, mas." Ucap Gracia dengan tatapan tulus. Gilang sampai terpaku dengan tindakan gadis itu.

"Sama-sama...." balas Gilang setelah cukup lama diam mematung.

Jangan lupa vote and ⭐⭐⭐ ⭐⭐ nya ya biar aku makin semangat up nya....🙏🙏😘😘😘🥰🥰🥰 I love you all......

1
Felycia R. Fernandez
wow...
Lia siti marlia
selamat yah buat yogi dan ibu nya balasan buruk menanti kalian.....mas gilang gak mau macam macam kok gra cuman satu macam nyakni mau mastiin dede dalam perutmu dapat perhatian ayah nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ada kongkolikong antara Gilang dan Oma...
mantap 👍👍👍👍
Lia siti marlia
oma memang pintar tak salah memilih patner ...tapi kasian juga sama asisten tiko 😁😁 jadi tumbal
aleena
kena kau rafa,, memang belum mengakui itu cinta terhadap istrinya
Akan tetapi sudah terlihat🤭🤭🤭🤣🤣
aleena
hoo jadi itu termasuk jebakan omma🤣🤣🤣🤭
secret
hmm kumat kyk si Gilang juga, susah amat tinggal bilang C I N T A
Lia siti marlia
bilang aja kamu dah cinta rafa gitu aja kok berbelit belit sih .....
Felycia R. Fernandez
makanya bilang aja mas udah jatuh hati ma kamu Nessa...
alias udah jatuh cinta...
biar Vanessa gak mikir pisah lagi...
Felycia R. Fernandez
walah...sama ukuran kita Vanessa...
sekarang udah beda lagi,karena udah menyusui 🤣🤣🤣
Lusi Hariyani
nah gitu ding rafa jgn ingat mantan trs istri jg butuh validasi buak hnya perbuatan
sulastri arriza_03
masih malu malu kucing si Rafa..udah ngaku Ajja Rafa kalau kamu cinta sama nessa.ditinggal pergi baru tahu rasa kamu
Asih Rahmadhani Bohara
semangat thor.. makasii ya udh up lg.
Sii JunJun
udah Rafa katakan aja udah cinta, sblm vanes pergi
Ayila Ella
udah ngaku aja rafa kalau cinta mah jangan gengsi
Ami LeoGirl
Critanya lgi seru bngt thor lanjutkn 🤭🤭....
Sii JunJun
udah gak di anggap di abaikan, membahas mantan jg, gak tau malu si Rafa
Asih Rahmadhani Bohara
dtunggu up selanjutnya kak.. 😁
Lia siti marlia
jangan bilang nanti kamu gak bermaksud maksa rafa terus lama lama kamu ketagihan lagi jadi candu deh tubuhnya nessa .....😅😅😅
Jingga Pelangi
bucin mampus lu rafaa😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!