NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlatih mandiri

Kepada Yth : ibu dan bapak

Assalamualaikum ibu dan bapak. Bagaimana kabarnya. Radi harap kabar ibu dan bapak selalu sehat semua. Oh iya, sekarang Radi sudah bekerja. Radi di terima menjadi pegawai negeri di Jakarta. Sekarang Radi sudah punya gaji yang teratur tiap bulan. Radi baru kerja 4 bulan bu..pak... Alhamdulillah Radi bulan ini sudah bisa kirim untuk ibu, bapak dan adik-adik. Maaf belum bisa kirim banyak. Kemarin Radi sudah minta nomor rekening Surti anaknya bule Parti. Tadi siang Radi baru sempat kirim ke rekeningnya Surti. Mungkin besok uangnya baru bisa di ambil. Doakan Radi terus ya bu dan bapak. Nanti kalau sudah punya tabungan lagi buat pulang Radi langsung ke kampung. Salam buat adik-adik. Sehat-sehat selalu buat semua.

Salam dari anakmu

Radi

Aku melipat surat yang baru saja ku tulis untuk orang tuaku. Rencana sore ini akan di kirim lewat pos kilat. Bahagia campur senang juga bangga. Setelah kurang lebih 1 tahun lamanya tinggal tak menetap di Jakarta, akhirnya aku dapat mewujudkan cita-cita dan menepati janjiku untuk menjadi seorang pegawai negeri di ibukota.

"Jika aku sudah mapan, aku akan ke kampung untuk melamar Darti. Pasti keluarganya akan menerimaku karena sekarang aku pegawai negeri, bukan hanya anak seorang pencari kayu bakar seperti yang selalu mereka ucapkan padaku. Tunggu aku Darti, ku pastikan kamu dan keluargamu akan menerima lamaranku,"

Waktu itu sebagai lelaki muda yang sedang puber, aku rajin berjalan-jalan ke pusat kota di daerahku. Aku senang melihat keramaian, senang memperhatikan apa yang orang beli untuk kebutuhan se hari-hari. Saat pagi hari aku berjalan ke pusat kota hanya untuk mendatangi pasar tradisional yang terkenal lengkap. Ada macam-macam jenis sayuran, bermacam-macam ikan laut dan toko kelontong dapat di temukan di sana. Sesuatu yang tidak pernah ku jumpai di lingkungan rumahku. Aku harus berjalan kaki selama 30 menit untuk sampai di pusat kota. Sampai pada akhirnya...

"Dek, bisa tolong bantu ibu? Nanti ibu kasih uang buat jajan," pinta seorang ibu kepadaku

Saat itu aku sedang duduk di pinggir jalan sambil melihat mobil pick up mengangkut barang.

"Bisa bu," dengan cepat ku jawab sambil berdiri.

"Ayo ikut ibu. Kita ke toko kelontong yang di sana ya," ajaknya.

Aku mengikutinya dari belakang. Tibalah kami di toko kelontong yang di maksud. Mataku tak berkedip melihat berbagai macam barang yang ada di dalamnya. Maklum saja, se umur-umur baru kali ini aku masuk ke dalam toko kelontong Sumber Jaya yang terkenal lengkap di pusat kota.

"Dek, sini" panggil ibu yang tadi bertemu di jalan

Aku bergegas berlari mendatanginya.

"Ini, tolong bawakan barang-barang ini ke becak yang di depan toko ini ya. Itu becaknya keliatan kan dari dalam sini."

Aku hanya mengangguk. Segera ku bawa barang-barang yang sudah di ikat tali. Ada ember besar, kompor, panci, penggorengan, baskom dan oven untuk membuat kue. 2x aku bolak balik membawakan barang untuk di angkut ke atas becak.

"Sudah semua dek?" tanya si ibu dengan ramah.

"Sudah ibu." aku menjawab dengan singkat.

"Alhamdulillah, terima kasih...ini buat kamu jajan ya," di sodorkannya uang senilai 20 ribu rupiah.

Aku menggeleng

"Kenapa? Kurang ya?" tanya si ibu panik.

"Tidak bu. Ini terlalu banyak," jawabku cepat.

Ibu itu tersenyum sambil menarik telapak tanganku.

"Ambil nak, ini untuk jajan kamu karena kamu sudah bantu ibu hari ini. Oh iya ada satu lagi, ini buat kamu. Langsung di pakai ya.." si ibu yang baik hati itu memberikanku sepasang sandal yang bagus untuk ku pakai.

"Tidak bu. Saya tidak bisa terima ini. Uang ini saja sudah lebih dari cukup," tolakku halus.

"Ini untuk di pakai nak. Ibu perhatikan kamu gak pakai sandal tadi. Nanti kalau telapak kakimu kena pecahan kaca bagaimana kamu mau cari uang."

Aku terdiam sejenak. Ada benarnya ucapan ibu yang baik hati ini.

"Terima kasih ibu. Terima kasih banyak," tak henti ku ucapkan terima kasih pada si ibu yang baik hati. Sampai-sampai aku lupa bertanya siapa namanya.

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!