NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGHILANG

Di dalam kamar rawat inap VVIP nampak Damar dan Ezra yang duduk di sofa dengan diam, sedangkan Gibran dia masih menenangkan Fita yang masih saja menangis karena Jani. dan Giselle dia memilih duduk di sisi ranjang menunggu Jani bangun. Sedangkan Erlan? dia sedang berada di ruangan dokter.

"Lo udah kasih kabar keluarga Jani?" Ucap Damar pada Gibran.

"Kata bang Erlan, jangan dulu. Takutnya ibunya Jani malah panik dan kepikiran"

Damar hanya menganggukan kepalanya, sesekali ekor matanya akan melirik pada Ezra yang juga masih duduk terdiam dengn tatapan terus ke bawah.

Gibran menatap Jani yang terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur pasien. Tangan Gibran terus mengusap lembut punggung Fita, Gibran hanya ingin memberikan ketenangan pada kekasihnya ini, sedari tadi Fita tak henti menangis,Hingga membuat Gibran harus terus berada di sisinya.

"Mau coba keluar bentar? cari udara segar biar kamu sedikit tenang" Gibran mengusap punggung Fita dan melihat Fita dari samping.

Fita mengangguk sebagai jawabannya, Gibran bangkit dan membawa Fita untuk keluar mencari angin segar, untuk menenangkan kekasihnya ini.

"Mar–gue keluar bentar" Gibran berpamitan pada Damar.

Damar yang masih duduk dengan tenang di sofa hanya mengangkat tangannya dan memberikan tanda oke dengan ibu jarinya, sedangkan Gibran sama sekali tidak peduli pada Ezra yang juga duduk di samping Damar. Gibran menatap sekilas pada Giselle yang masih duduk di sisi ranjang pasien, baru kali ini Gibran melihat Giselle yang begitu khawatir pada Jani.

Di dalam kamar kini tertinggal hanya Damar, Ezra dan juga Giselle, entah kenapa Erlan sedikit lama berada di ruang dokter, mungkin dokter sedang menjelaskan pada Erlan apa penyebab sampai Jani tidak sadarkan diri.

Merasa sedikit ngantuk Damar bangkit dari duduknya, dia menatap pada Ezra yang terlihat masih terpukul dengan apa yang dia lakukan pada Jani.

"Mau ikut ngopi?" Damar menepuk pelan bahu Ezra.

Meski Damar tidak suka dengan apa yang Ezra lakukan, namun tetap saja dia tidak tega melihat Ezra yang nampak terpukul. Bahkan Damar baru pertama kali melihat wajah menyesal Ezra, bukan wajah penyesalan yang sering Ezra tunjukan. Namun kali ini Ezra benar-benar menunjukkan rasa bersalah nya.

Ezra tak menjawab, namun dia ikut berdiri dan berjalan lebih dulu meninggalkan Damar, Damar yang sudah paham dengan sikap Ezra hanya bisa menarik nafasnya kasar, sebelum dia menyusul Ezra dia berjalan ke sisi ranjang dan melihat Jani yang masih setia terpejam.

"Lo nggak papa di sini sendiri?" Damar melihat pada Giselle yang duduk di kursi yang ada di sisi ranjang.

"Iya nggak papa" Jawab Giselle lirih.

"Lo mau nitip sesuatu?"

"kalau boleh gue mau teh anget aja sama roti" Imbuh Giselle pada Damar.

Tangan Giselle mengambil dompet dari tasnya, dia hendak mengambil uang untuk di berikan pada Damar, namun belum sempat Giselle memberikan uangnya Damar sudah pergi dari ruang rawat inap Jani.

Giselle melongo melihat Damar yang sudah pergi berlalu meninggalkan dirinya, Giselle kembali menatap Rinjani yang sedang terbaring di atas ranjang pasien, entah kenapa hatinya sangat sedih melihat sepupunya saat ini, Giselle menarik nafasnya dan membuangnya kasar. Dia membenarkan selimut Jani sebelum dirinya masuk ke dalam kamar mandi, sudah cukup lama Giselle menahan ingin pipis.

Tak lama dari Giselle yang masuk ke dalam kamar mandi, mata Jani terbuka. Tatapannya masih kosong menatap Langit-langit ruangan rawat, mata Jani memindai ke sekeliling, nampak sepi tak ada orang. Dengan perlahan Jani berusaha untuk duduk, hingga Jani kini bisa duduk, tangan Jani menyibak selimut yang dia pakai, matanya tertuju pada pergelangan tangan yang terdapat jarum infus, dengan kuat Jani sengaja mencabut jarum infusnya hingga jarum itu terlepas dari tangan Jani, seketika darah keluar dari tangan Jani.

Namun—Jani seakan tidak perduli, dirinya mulai turun dari atas ranjang, dia berjalan tertatih menuju pintu dan keluar dari kamar rawat inap. sekitar lima menit Giselle sudah selesai dengan pipis dan cuci mukanya, namun saat dia kembali ke ruang rawat di sana nampak kosong, bahkan ranjang pasien tak ada Jani, yang paling membuat Giselle kembali panik adalah selang infus yang tergantung.

Mata Giselle membulat, dia langsung menghambur ke sisi ranjang dan melihat bercak darah di lantai, Giselle langsung ke luar namun tepat bersaman Giselle membuka pintu Erlan sudah berada di depan pintu dengan wajah lelahnya.

Melihat Giselle yang Terburu-buru dan nampak panik Erlan menyipitkan matanya.

"Jani nggak ada di dalam" Ucap Giselle dengan suara panik.

Erlan langsung membulatkan matanya, dirinya langsung pergi begitu saja mencari kemana perginya Jani.Begitu juga dengan Giselle dia ikut mencari keberadaan Rinjani, tangannya mengambil ponsel yang ada du saku sweater rajut yang dia kenalan. Giselle menekan nomor yang paling sering dia hubungi. Ya—nomor Ezra.

TUUUUUTT.....

TTTUUUUUUTTTT......

Cukup lama tak ada jawaban dari panggilan telepon Giselle, Giselle kesal kenapa saat seperti ini Ezra malah susah sekali di hubungi. Giselle berhenti matanya menatap layar ponsel yang masih menyala, dia mencari kontak yang bisa dia hubungi. Dan–senyum sedikit terlihat di wajah lelah Giselle, tanpa pikir panjang Giselle langsung menghubungi nomor Damar.

Beruntung waktu itu Giselle sempat mengirimkan pesan pada Damar, sekedar bertanya di mana Erlan, dan–beruntungnya lagi Giselle menyimpan nomornya.

Tak seperti saat menelpon Ezra begitu Giselle menghubungkan panggilannya suara Damar langsung menyambut.

"Hallo.... " Ucap Damar dari ujung panggilan

"Kalian di maa?" Imbuh Giselle dengan suara panik

"Wait, ini siapa?"

"Gue Giselle" Jawab Giselle sedikit kesal.

Bagaimana bisa Damar bahkan tidak mengenali suaranya, oke jika Damar tidak menyimpan nomornya. Tapi paling tidak Damar bisa sedikit mengenali suaranya kan.

"Masih ngopi kenapa?" Jawab Damar sedikit malas.

"Jani hilang, dia nggak ada di kamar"

Tak ada lagi jawaban dari Damar, panggilan telepon juga sudah di putus sepihak oleh Damar.

"Sialan" Umpat Giselle lirih.

Kesal dengan sikap Damar padanya, namun Giselle mengabaikan masalh Damar dulu. Kini dia kembali menyusuri lorong rumah sakit untuk mencari Jani.

  ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sedangkan di kantin, Damar yang baru saja mendapat telepon dari Giselle langsung berdiri dan memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Damar menatap Ezra yang masih diam membisu.

"Giselle ngomong kalau Jani nggak ada di kamarnya"

Ezra langsung mendongak menatap wajah Damar dari bawah, lalu detik berikutnya dia langsung berlari panik keluar dari area kantin. Damar menarik nafasnya dalam, rasanya dirinya ingin menghilang saja, kenapa harus ada makhluk bernama wanita yang menurut Damar itu sangat membuat repot, Dan terbukti kini kedua sahabatnya sedang di repotin oleh wanita, dan Gibran juga sedang repot oleh wanita.

Damar berjalan santai keluar dari area kantin, namun dirinya teringat akan Gibran hingga dia mengirimkan sebuah pesan pada Gibran, kalaupun tidak di baca yang penting Damar sudah memberitahu Gibran.

G-BRANDAL 🐒

[Jani nggak ada di kmrnya, kita lg nyri dia]

SENDIRI

Setelah itu dia sedikit mempercepat langkahnya untuk ikut mencari Jani

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!