Alvaro Neo Sandler adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.
Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.
tapi pernikahan itu tidak tahan lama karena Alvaro mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kedua orang tuanya meninggal sedangkan ia lumpuh dan di nyatakan mandul.
disaat terpuruk sang istri justru menghina dirinya yang cacat serta mandul, lalu memberi surat perceraian.
Tiara Puspa, gadis cantik dan juga baik hati yang baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.
Ia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh dan Tante yang menumpang hidup padanya. hingga hampir di jual karena akan di jadikan alat pembayar hutang.
ingin tau kisah keduanya ayo mulai mengikuti kisah mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 kebenaran 1
Malam ini Candra berada di rumah milik Tora dan Tara saat ini ia sudah menyamar sebagai kakak pertamanya Tora.
Saat masuk rumah tubuh Candra sempat tertegun melihat bunda dan ayahnya yang sedang duduk bersama di ruang tv.
Tara yang ada di sebelah Candra pun menyentuh tangan kakanya itu agar bisa menguasai dirinya.
Chandra yang mengerti itu pun mulai masuk dan mendekati kedua orang tuanya bersama Tara.
"Assalamualaikum bunda... Ayah..." salam Tara pada kedua orang tuanya
"Waalaikumsalam... kalian sudah pulang, dari mana saja kok baru pulang dari pagi tadi dan tumben banget tempat main kalian di tempat yang sama" ujar Sanga ayah sembari memandang kedua anaknya
"Iya karena Sahabat Tara dan kakak ya Tara teman kami berdua jadi main bareng" jawab Tara
"Oh gitu, terus kamu kenapa Tora kok liatin ayah dan bunda gitu" ujar ayah heran
"Gak papa yah, cuma lagi mikir sesuatu" jawab Candra
"Mikir apa nak?" tanya bunda
"Yah... Bun.... Tora mau tanya pernah gak bunda dan ayah berfikir jika Tirta sebenarnya masih hidup?" tanya Candra yang merubah gaya bicaranya seperti Tora
Sedangkan ayah dan bunda yang mendengar itu pun tertegun, lalu menatap Tora lekat.
"Kenapa kamu bilang begitu Tora, bukanya kita sendiri yang memakamkan jenazah adikmu itu, dan kenapa kamu bicara soal itu, kamu tau bundamu sangat terpukul jika mendengar itu" ujar ayah dengan mata yang terlihat ada kesedihan disana.
"Maaf ayah, Tora hanya bertanya karena tadi tanpa sengaja Tora melihat seseorang yang mirip sekali dengan Tora di jalan. Karena itu Tora tanya ke ayah dan bunda" jawab Candra yang berbohong
"Apa bagaimana bisa.... Dimana kamu melihatnya. apa kamu tidak salah lihat?" tanya ayah dan bunda mendadak berdiri dari duduknya karena kaget.
"Abang gak salah lihat kok Bun... yah... Karena Tara juga lihat tadi kami ketemu bareng di jalan. Tapi kami gak bisa panggil dia pergi " jawab Tara membantu kakaknya.
"Tidak mungkin kita sudah menguburkannya, kita lihat sendiri jenazah Tirta saat itu" jawab ayah yang mulai berpikir keras.
"Ayah apa ada masalah sebelum kecelakaan itu terjadi?" tanya Candra
"Ada" jawab ayah.
Sedangkan bunda sudah mulai menangis dalam pelukan Tara, bunda akan menangis saat mengingat putranya, bagaimana pun dulu Tirta sangat dekat dengan sang bunda sedangkan Tora dekat dengan sang ayah.
"Masalah apa ayah. Jika boleh Tara tau?" tanya Candra
Ayah menoleh kearah Candra dengan metap mata Candra dengan menyelidik.
"Kenapa kamu jadi tertarik dengan Maslaah ini, biasanya kamu akan diam tanpa banyak bicara karena kamu sangat sedih jika mengingat adikmu itu?" tanya ayah yang curiga.
Belum sempat Candra bercerita terdengar suara dering telpon dari Tiara.
"Maaf ya Tora angkat telpon dulu" Jawa. Candra lalu mengangkat telponnya.
Tiara : " kak, jangan bicara dulu dengarkan Tiara, kakak cukup dengar saja"
Candra : "Ok"
Tiara : " kak di dalam rumah keluarga Kakak ada mata mata, ia menyamar menjadi pelayan disana, kami baru mendapatkan kabar dari kak Julio"
Tiara : " Meraka selalu memantau keluarga kakak, dia sekarang berada di dekat Pintu masuk ruang tv ,untuk mendengar semua pembicaraan kalian"
Tora : " Can.... Kamu pura pura ke toilet dulu yang ada di dapur lalu kamu buka pintu itu agar orang orang kalian bisa masuk untuk menangkap mata mata itu. Kami akan pulang sekarang orang orang dari Tuan Alvaro sudah menemukan siapa yang melakukan ini semua jadi tunggu kami, kita jelaskan semua pada ayah dan bunda dan mendatangi rumah orang itu"
Candra : " baik aku mengerti"
Sambungan telpon terputus.
"Ayah nanti dulu kita lanjutkan pembicaraan Tora mau ke toilet dulu" ujar Candra lalu pergi kearah dapur dan ke toilet.
Saat terlihat aman Candra membuka pintu dapur yang mengarah ke halaman samping, terlihat Julio dan tiga orang lainya yang ikut masuk.
"Tuan" ujar Julio
"Iya, dia ada di sana kalian berhati hatilah, salah satu dari kalian buat listrik mati satu menit dan kalian dalam satu menit harus sudah menangkap orang itu dan ada dua orang" jelas Candra
"Baik tuan kami mengerti" jawab Julio
"Oh iya pa kalian sudah mematikan sistem cctv?" tanya ya candra.
"Sudah aman tuan" Jawab Julio dan akhirnya Candra pun berjalan ke tempat tadi dimana keluarga nya berada.
Setelah itu tiba tiba listrik padam dan terdengar jeritan seseorang lalu listrik pun hidup kembali.
"Tuan ini orangnya" ujar Julio
"Bagus... Terima kasih Jul" Jawab Candra
"Tuan bisa jangan di singkat nama saya sudah bagus Julio jangan Jul saja, nama tuan saya singkat apakah mau?" kesal Julio
"Hehehe lebih bagus Jul saja juljul, hehehe" tawa Candra.
Ya Candra Tidak tiba bersikap dingin dan pendiam seperti Tora dan Alvaro, ia adalah pria yang ceria dan juga suka bicara apa adanya.
Kedua orang tua ya pun tertegun melihat Candra yang masih mereka kira Tora.
"Kak... nati dulu berdebatnya, urus dulu tu orang, siapa dia?" ujar Tara
"Oh iya maaf dek" jawab Candra dan itu lagi lagi membuat bunda dan ayah shock. mereka pikir sejak kapan Tora mau bicara begitu pada Tara, Tora bukan jahat tapi lebih pendiam dan kuran expresi semenjak kembarannya meninggal.
" Kau bagaimana rasanya ketahuan, ternyata selama ini kau sudah membuat keluarga ku menderita, di bayar berapa kau oleh orang itu?" ujar Candra yang mulia serius.
"Lepas saya... Saya tidak bersalah saya tidak mengerti apa yang tua katakan" ujar pelayan gadungan itu.
"Oh apa kau ingin aku menculik anak mu dan membunuhnya seperti yang kau lakukan pada saudaraku dan asal kau tau putramu sudah ada di tangan orang orang ku?" tanya Candra dingin
"Tidak tuan.... ampuni saya, jangan sakiti putra saya, saya terpaksa melakukan semua ini itu semua perintah seorang. Aku mohon kembalikan putra saya tuan" seru pelayan itu menangis ketakutan.
"Enak saja kau minta maaf, tidak ada maaf bagimu, karena kau kami kehilangan saudara bunda dan ayah kehilangan putranya. Jadi tidak ada maaf bagimu" ujar Candra
"Kalina hubungi orang orang kita dan katakan padanya untuk menjual kedua anaknya dan jual terpisah, itu hukuman untuknya karena sudah berani bermain main dengan nyawa" ujar Candra menakuti pelayan yang jadi mata mata itu
Sedangkan wanita pelayan itu sangat shock mendengar semua itu, lalu ia memandangi bunda lekat, bagaimana bisa putra putrinya tertangkap dan akan di jual.
"Tidak tuan muda.... Jangan.... jangan lakukan itu aku akan menyerahkan diri pada polisi dan akan memberi tau siapa dalang dari semuanya, aku mohon jangan jual putra putriku" ujar pelayan itu
Bersambung