NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Istri Bayangan

Bukan Sebatas Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alisha Chanel

Setiap manusia terlahir sebagai pemeran utama dalam hidupnya.

Namun tidak dengan seorang gadis cantik bernama Vania Sarasvati. Sejak kecil ia selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak.

"Lihat kakakmu, dia bisa kuliah di universitas ternama dan mendapatkan beasiswa. kau harus bisa seperti dia!"

"Contoh kakakmu, dia memiliki suami tampan, kaya dan berasal keluarga ternama. kau tidak boleh kalah darinya!"

Vania terbiasa menirukan apa yang sang kakak lakukan. Hingga dalam urusan asmarapun Vania jatuh cinta pada mantan kekasih kakaknya sendiri.

Akankah Vania menemukan jati diri dalam hidupnya? Atau ia akan menjadi bayangan sang kakak selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Jam 12.30 siang, Vania baru sempat duduk di atas meja makan. Hendak menikmati sarapan pagi sekaligus makan siangnya secara bersamaan.

Berbagai makanan kesukaan Vania sudah tersaji di atas meja makan. Namun dari sekian banyak makanan itu, hanya Vania sendiri saja yang akan memakannya.

"Rin, hari ini aku ingin makan siang dengan suamiku saja. Tolong antarkan aku ke kantor kak Betrand sekarang ya." Ucap Vania sembari mendorong piring berisi nasi dan beraneka lauk pauk yang sudah diambilkan Ririn untuknya.

Rasa lapar tidak Vania rasakan sama sekali, walaupun wanita itu belum makan apapun sejak tadi pagi, sedangkan kini sudah memasuki waktu makan siang.

"Maaf, tapi tidak bisa nyonya." Ucap Ririn penuh rasa iba pada sang majikan.

"Kenapa?" Vania mengerutkan dahinya disertai bibirnya yang mengerucut.

"Karna tuan Betrand sudah berangkat ke luar kota bersama Roy tadi pagi" Beritahu Ririn apa adanya.

"Apa?" Vania menatap tak percaya ke arah Ririn.

"Suamiku pergi ke luar kota tapi aku tidak tahu!" Kesal Vania dengan bibirnya yang mengerucut.

"Istri macam apa aku ini?" Lirih Vania, sedangkan matanya sudah memerah karna menahan tangis.

"Kenapa kak Betrand tidak pamit dulu padaku sebelum dia pergi, apa dia tidak menganggap aku sebagai istrinya?." Air mata yang sedari tadi Vania tahan, kini sudah tak terbendung lagi dan lolos begitu saja membasahi pipi mulusnya.

"Tuan Betrand ada pekerjaan penting nyonya, dan saat tuan Betrand akan pergi ke luar kota tadi pagi, anda masih tertidur pulas. Mungkin tuan Betrand tidak tega untuk membangunkan anda." Ucap Ririn sekedar untuk menenangkan hati Vania. Padahal dalam hatinya pun turut bertanya-tanya.

"Mereka baru menikah kemarin, tapi kenapa tuan Betrand meninggalkan nyonya Vania begitu saja? Kenapa tuan Betrand tidak mengajak nyonya Vania ke luar kota sekalian bulan madu?" Ririn tak habis pikir.

Awalnya, Ririn mau bekerja menjadi asisten pribadi nyonya Vania hanya demi uang saja. Tapi melihat sang majikan bersedih, Ririn jadi merasa iba pula.

"Iya kau benar, mungkin kak Betrand sedang buru-buru. Jadi tidak sempat berpamitan padaku." Vania menghapus sisa air mata yang membasahi pipi putihnya, kemudian mencoba untuk tersenyum kembali.

"Lebih baik sekarang anda makan dulu nyonya, setelah itu minum obat dan vitaminnya juga. Supaya luka di tangan anda cepat mengering." Ucap Ririn ketika Vania sudah sedikit lebih tenang. Ririn kembali meletakan piring berisi makanan di hadapan sang nyonya.

"Tapi aku tidak lapar Rin." Tolak Vania. Mencium bau makanan saja sudah membuat Vania mual, apalagi jika memakannya.

"Sedikit saja nyonya, demi bayi dalam kandungan anda." Bujuk Ririn.

Mendengar kandungan dan bayinya disebut, Vania jadi tak bisa berkutik. Dengan sangat terpaksa, akhirnya wanita yang tengah mengandung itu memakan makanan di piringnya hingga tandas setengahnya. Serta meminum susu khusus ibu hamil yang telah di sedikan oleh Ririn pula.

Tapi beberapa menit kemudian, Vania merasakan mual yang luar biasa. Dengan langkah tergopoh-gopoh Vania berlari ke arah kamar mandi, kemudian mengeluarkan semua isi perutnya di sana.

"Aduh, bagaimana ini?" Cemas Ririn sembari mondar-mandir di depan pintu kamar mandi.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika Ririn yang dulunya seorang abdi negara dan biasa berperang melawan musuh di lapangan, kini harus menjadi perawat seorang wanita yang tengah mengandung.

Semua itu rela Ririn lakukan hanya demi mendapatkan uang yang banyak, agar bisa membiayai pengobatan ibunya yang sedang terbaring lemah di rumah sakit karna mengalami penyempitan pembuluh darah di otak dan harus segera di operasi.

Tok tok tok

"Nyonya, anda baik-baik saja?" Teriak Ririn sembari mengetuk pintu kamar mandi, namun hening tak ada jawaban.

Karna panik, akhirnya Ririn menghubungi dokter Yasmin. Dokter kandungan terbaik di negara ini.

***

15 menit kemudian. Dokter Yasmin tiba di Penthouse mewah milik Betrand.

Jika yang menghubungi bukan asisten pribadi tuan Betrand yang merupakan pasien VIPnya, sebenarnya dokter Yasmin malas untuk datang karna di rumah sakit Medistra ada pasiennya yang hendak melahirkan. Tapi dokter Yasmin tak bisa acuh mengingat tuan Betrand adalah pasien VIP yang harus diutamakan dalam kondisi apapun.

"Siapa yang sakit?" Tanya dokter Yasmin dengan napas yang terengah-engah seperti habis berlarian.

"Disana dokter, nyonya Vania terus muntah-muntah sejak tadi." Beritahu Ririn dengan wajah paniknya.

Kemudian dokter Yasmin berjalan menuju ruangan yang telah ditunjuk Ririn.

Cek lek

Dibukanya pintu itu dengan keras, hingga Vania yang sedang terbaring di atas ranjang jadi terbangun dengan posisi terduduk.

"Vania? Sedang apa kau di sini?" Tanya Dokter Yasmin. Dokter Yasmin sudah mengenal Vania sebelumnya, karna Vania adalah adik dari Khanza adik iparnya.

Setelah saling berbasa-basi sebentar, akhirnya dokter Yasmin mulai memeriksa Vania.

"Vania baik-baik saja, morning sickness memang biasa terjadi pada wanita yang tengah mengandung di trimester pertama kehamilannya." Dokter Yasmin menjelaskan kondisi Vania sembari tersenyum, walaupun dalam hatinya ngedumel.

Bagaimana tidak kesal, karna dokter Yasmin baru tahu Vania dan Betrand telah menikah hari ini.

"Aku akan memberikan resep pereda rasa mual untuk Vania, kau bisa menebusnya nanti." Dokter Yasmin memberikan resep obat pada Ririn. Bergegas Ririn meraih resep obat itu, lalu menyuruh pengawal yang berjaga di luar apartemen untuk segera menebusnya.

"Terima kasih dokter." Ucap Vania ramah.

"Sama-sama Vania, aku tidak pernah menyangka kalau kau akan berjodoh dengan calon kakak iparmu sendiri." Cicit dokter Yasmin.

"Selamat atas pernikahan kalian. Dan maaf aku tidak bisa datang karna aku memang tidak diundang." Lanjut dokter Yasmin penuh nada sindiran.

Sudah bertahun-tahun dokter Yasmin jadi dokter pribadi keluarga Fernandez. Bahkan saat kedua adik Betrand melahirkan saja, dokter Yasmin lah yang menangani mereka. Tapi ketika anggota keluarga Fernandez ada yang menikah, dia malah tidak diundang. Membuat dokter Yasmin sadar akan posisinya yang hanyalah orang asing.

"Maaf dokter, tapi kami memang tidak mengundang banyak orang." Bohong Vania merasa tidak enak hati kala melihat raut wajah kecewa di wajah dokter cantik itu. Karna yang sebenarnya Vania pun tidak menyangka akan menikah dengan Betrand.

"Hey, tidak papa Vania, aku hanya bercanda." Ucap dokter Yasmin yang tak ingin ibu hamil itu jadi bersedih.

"Obat yang aku berikan tidak bisa membantu banyak, hanya bisa mengurangi sedikit rasa mual yang kau rasakan. Karna perhatian dan kasih sayang seorang suamilah yang sangat dibutuhkan oleh seorang istri saat tengah mengandung sepertimu Vania." Dokter Yasmin mengalihkan pembicaraan agar Vania kembali tersenyum, tapi ucapan dokter Yasmin malah membuat wajah cantik Vania semakin sendu.

Dokter Yasmin yang merasa tak enak hati dan tak ingin disalahkan, jadi ia memutuskan untuk segera pulang. Apalagi tugasnya untuk memeriksa Vania telah selesai.

"Aku pulang dulu. Kau jangan terlalu banyak pikiran karna akan berpengaruh pada kandunganmu." Pesan dokter Yasmin. Vania hanya meresponnya dengan sebuah anggukan kepala.

Setelah dokter Yasmin pergi, Vania jadi termenung sembari mengelus perutnya yang masih rata.

"Tidak papa jika kita tidak bertemu dengan papa hari ini, masih ada banyak waktu untuk kita bisa bersama papa. Iyakan sayang?" Vania membesarkan harinya sendiri dengan cara berbicara pada janin dalam kandungannya.

Vania terus berharap, agar Betrand cepat pulang dan bisa menemani dirinya menjalani kehamilannya yang cukup berat ini.

Bersambung.

1
Uthie
Wahhh.. udah 5 tahun aja koq 😀
dikira si Vania bakalan hamil lagiii tuhhh 😂😂
Si Penjahat
wkwkk lanjut Thor
Retno Harningsih
lanjut
Uthie
dikira halusinasi lagiiii 😂
Cantika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Uthie
Masih kocak dehh soal si Albian dan Khanza 😂
Uthie
kenapa ayahnya Alexa lebih setuju dengan si Jack yaa 😂😂
holipah: betran anak mmh jdi harta nya ssh d ambil 😅😅
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Cantika
Mampusss kau Al😂
holipah
paling temen nya vania
Uthie
seruuuu.... Mom Sarah telah beraksi👍😂

btw.. siapa yaa itu yg bicara terakhir??? 🤔
Retno Harningsih
up
Uthie
Hahahaa... suka banget sama mulut pedas nya Vania dan Ririn 👍👍😂😂
Uthie
Lanjut 💪🤗
Susanti
lanjutt thor
Retno Harningsih
up
harwanti unyil
gk kelar" masalah nya
Alisha Chanel: Begitulah hidup kak, masalahnya gak ada habisnya. Selesai masalah satu datang lagi masalah baru 🤭
total 1 replies
Cantika
Sabar Robin Hood 😂
Uthie
sepertinya Bertrand akan salah paham dan membenci Vania niii 😁
Uthie
Good 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!