cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Anak anak abah sodiq tidak habis pikir dengan kelakuan saudara saudara abahnya yang tamak itu bahkan mereka saja sudah lupa dengan wajak dari uwak uwaknya karena seingat mereka terakhir bertemu adalah ketika kakek mereka meninggal dan itu pada saat mereka masih kecil
"sudahlah nak yang lalu biarlah berlalu kalian pikirkan saja masa depan kalian masing masing dan kalian buktikan dengan kerja keras kalian tanpa harus memakan harta warisan kalian juga bisa menjadi orang sukses" nasihat abahnya kepada anak anaknya itu
"iya bah yang yanto pikirkan hanya masalah tanah ini saja bah karena sebelum membangun rumah ini nantinya aku ingin tanah ini sudah bersertifikat" jelas yanto lagi
"iya nak mengerti akan maksudmu" jelas bah yanto lagi
"ya sudah ayo kita semua masuk sudah mau magrib ayo kalian segera berangkat ke masjid" titah abah sodiq
"iya bah" jawab anak anak abah sodiq dengan patuh
mereka semua bergegas masuk ke rumah dan bersiap siap untuk pergi ke masjid sedangkan abah sodik, emak ranti dan lia sholat di rumah
Sepulang dari masjid mereka semua makan malam bersama yanto dalam hati tersenyum melihat keluarganya makan dengan lahap apalagi selama ini mereka sangat jarang makan lauk yang enak
"bang yanto memang yang terbaik coba tiap hari maka ayam kayak gini nanti pipi lia bisa tambah bulat" celoteh gadis itu sambil makan dengan lahap
"kalau makan ayam terus bukannya tambah bulet pipinya tapi nanti kamu jadi bisa bertelut karena kebanyakan makan ayam" daus menimpali perkataan adiknya itu
"emak dengerin tu bang daus ngeledek lia terus" adu lia kepada emak nya itu
"yeeee berani nya cuma ngadu sama emak" ledek daus lagi
"daus berhentilah usil kepada adikmu itu" tegur emak ranti
"wleeee" lia menjulurkan lidahnya ganti meledek abang nya
"tuh liatin anak gadis emak di belain kan jadi ngeledek balik" adu daus
"sudah sudah lanjutkan makannya tidak baik banyak bicara saat makan" akhirnya abah sodiq ikutan bicara setelah abahnya yang berbicara semuanya langsung diam
mereka kembali melanjutkan makan malam dengan hening sambil menikmati makan enak yang selama ini jarang mereka nikmati
Selesai makan malam mereka bergegas untuk tidur karena besok mereka harus beraktivitas kembali untuk menuju kebun tengah hutan tempat mereka mengais rejeki
jam 2 pagi bang yanto bangun dan dia bergegas mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat malam, setelah selesai yanto kembali tidur sebentar sebelum jam 4 pagi dia harus bangun untuk pergi ke kebun
setelah sholat subuh berjamaah yanto dan adik adiknya segera berangkat untuk menuju kebun tengah hutan dan tak lupa membawa bekal untuk makan siang yang telah di siapkan oleh emak ranti untuk mereka berlima
"bang itu sepertinya mas ilham dan abahnya" ucap adi yang melihat ada orang di ujung jalan kampung menuju hutan
"iya di" sahut yanto
"maaf sudah lama menunggu ya" tanya yanto setelah sampai di tempat ilham dan abahnya menunggu
"tidak bang kami juga baru datang" sahut ilham
"ya sudah pak ahmad dan adi tunggu di sini kalian nanti di jemput sama bang daus kita berangkat duluan" jelas yanto
"iya bang tapi aku sama pak ahmad sambil jalan pelan pelan aja ya dari pada diam saja" jawab adi
"iya tidak apa apa, emang kamu tidak takut kan masih gelap" ledek daus pada adiknya itu
"ih bener kata lia bang daus mah suka usil jangan bilang bilang orang dong bang kalau aku penakut" sahut adi dengan wajah cemberut
"sudah sudah kalian segera berangkat biar si penakut ini abah ajarin jadi berani" pak ahmad menengahi mereka
"iya pak kita duluan ya"
Akhirnya yanto, ilham, dan daus pergi lebih dulu menuju kebun dan nanti daus akan kembali menjemput adiknya dan pak ahmad
Tak butuh waktu lama cm 40 menitan mereka sampai di kebun suasana masih gelap gulita karena jam masih menunjukkan jam setengah lima lebih sedikit
"abang yakin mau nyadap sekarang kan masih gelap banget" tanya daus
"tidak apa apa us lebih cepat lebih baik kita bisa menanam jagung juga"jelas yanto
" oh gitu bang baiklah aku segera jemput mereka dulu"daus pamit pergi menjemput adi dan pak ahmad
"kamu berani kan ham nyadap masih gelap begini" tanya yanto pada adik iparnya itu
"tidak masalah bang lebih menakutkan tidak punya beras daripada menerobos kegelapan" canda ilham dengan tertawa kecil
"kamu benar ham lebih pusing mikirin besok mau makan apa dari pada takut dengan gelap, biarpun gelap asal banyak uangnya tidak jadi masalah kan" yanto membenarkan adik iparnya itu
Mereka berjalan menuju kebun sambil mengobrol untuk mengurangi ketakutan dalam hati mereka, sebenernya mereka juga merasa takut tetapi demi keluarga dan uang yang akan di dapatkan mereka lawan rasa takut itu apalagi ini hal baru bagi mereka
"bang kebun karetnya luas ya" tanya ilham sama abang iparnya itu supaya tidak terlalu sunyi
"lumayan ham ada 4 hektar mangkanya kalau aku sendiri sepertinya tidak akan sanggup, soalnya daus dan adi belum bisa menyadap jadi aku juga merasa kualahan kalau harus sendirian yang menyadap mangkanya aku meminta kalian membantuku kalau mengambil getah masih bisa adi dan daus lakukan" jelas yanto panjang lebar selain untuk memberi iparnya pekerjaan yanto memang merasa tidak sanggup kalau terus menerus menyadap sendiri sedangkan adi dan daus bilang belum mau menyadap karena alasannya bau
Tak berselang lama adi, daus dan pak ahmad menghampiri mereka, pak ahmad segera membantu yanto dan ilham
"adi daus kalian ambil benih jagung yang di pondok ya dan taruh di lahan yang sudah kita siapkan kemarin biar nanti kalau selesai menyadap kita langsung menanam jagung" perintah yanto
"iya bang sama apalagi" tanya adi
"kalian masak air panas dulu dan bikin kopi lalu bawa kesini kita ngopi bersama" imbuh yanto
"baik bang"
Adi dan daus segera kembali ke pondok untuk melakukan tugas yang di berikan oleh abangnya itu
tetap semangat thor...