Josephine Silva alias Joey merupakan seorang gadis lugu dan polos.
Suatu hari dia bertemu dengan Devano Geraldi atau biasa dipanggil Al.
Mereka saling mencintai dan saling percaya satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika di acara pernikahan mereka, tiba-tiba saja Al menggagalkan acaranya tanpa alasan yang pasti.
Lambat laun, ketika Joey sudah menata hatinya dan bangkit kembali, ia bertemu dengan Marcus Hanson Antinio (Mark), dengan sifat yang berbeda jauh dengan Al.
Mark pria yang angkuh dan sombong.
Mark melakukan berbagai banyak cara untuk bisa mendapatkan hati Joey.
Akankah Mark berhasil mendapatkan hati dan juga cinta Joey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riana a s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kata I Love You
Kamu jangan lupa makan ya, sayang. Nanti kamu sakit. begitu bunyi pesan dari Mark di WA Joey.
Siap laksanakan, boss. kata Joey lagi membalas pesan dari Mark.
Love you. katanya Mark lagi mengakhiri chat mereka.
Love you too. balas Joey sambil senyum-senyum bahagia.
Untung saja Mark nggak lihat, kalau nggak malu banget pasti.
Miss you. bunyi chat Mark yang terakhir.
Miss you, too. balas Joey dan menyelipkan emotikon love tebal di akhir kalimatnya.
Wah, wah, seperti anak yang baru pertama kali jatuh cinta ya. Padahal mereka uda bukan anak lagi melainkan bisa membuat anak. Hahaha
Tak terasa setahun sudah Mark dan Joey menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Mereka bahkan mempublikasikannya ke media sosial. Jadi banyak orang sudah mengetahui mereka berpacaran.
Banyak orang yang iri pada Joey. Karena Joey mendapatkan lelaki yang tampan, dan tajir melintir. Mereka selalu menghujat Joey di media sosialnya saat dia meng-upload moment berduanya dengan Mark.
Bahkan Joey tidak mampu membalasnya satu persatu. Akhirnya dai tidak peduli dengan ocehan dari para netizen yang maha benar. Selain tajir melintir, Mark juga ahli dalam bermain bulu tangkis. Sering kali dia ikut even-even yang dilaksanakan di luar dan di dalam negeri.
Karena itulah banyak wanita yang fans atau bahkan menginginkannya sebagai kekasihnya. Tentu saja hal itu membuat Joey Jelous. Tapi ia tidak menunjukkannya. Ia menyembunyikannya rapat-rapat. Ia sadar diri memang. Mark taklah sebanding dengannya jika diurutkan berdasarkan materi. Tapibtak taulah. Mark melihat Joey dari sisi mana hanya dia yang tau.
Siang ini Joey ikut menemani Mark latihan badminton. Dia sangat senang Mark mengajaknya ikut. Joey tak pernah menyaksikan secara langsung Mark bermain bulu tangkis. Selama ini Joey hanya menonton di TV.
Hiruk pikuk orang-orang di gedung olahraga sudah sangat ramai. Mereka menyerukan sebuah nama yaitu Mark dengan embel-embel Mark lovers saat Mark memasuki gedung olah raga. Hari ini latihannya adalah bertanding dengan lawan. Mark adalah pemain tunggal terbaik di kalangan putra.
Beberapa pasang mata melirik Joey tanda tak suka. Bahkan ada yang terlihat mengejek dengan mengacungkan jempolnya ke bawah. Adapula yang menjulurkan lidahnya atau ada yang mengacungkan jari tengahnya ke arah Joey. Tentu saja Joey merasa tidak nyaman dengan itu. Dibayangan nya hari ini dia bisa tenang menonton Mark bermain, tapi kenyataan tak sesuai harapan.
Karena merasa gerah dan nggak betah, Joey pun keluar ruangan itu. Ia celingukan mencari kamar mandi. Ia sengaja ke kamar mandi untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
Segerombolan perempuan mencegat dia saat Joey sudah di pintu kamar mandi. Joey merasa heran, karena tak satupun dari mereka ia kenal.
"Stop, stop, stop!" kata salah seorang dari mereka. Badannya tinggi, kurus, kulit putih, rambut panjang warna coca cola. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah Joey.
"Woi, nggak usah lo sok cari perhatian dengan bebeb Mark ya. Lihat tampang mu, ihhhh menjijikkan." katanya disetujui temannya yang lain.
"Huuuuu." kata mereka serentak.
Joey mundur satu langkah ke belakang tanpa merespon ucapan mereka. Tapi ditahan oleh salah satu dari mereka tapi orang yang berbeda, bukan orang yang tadi. Ia mengarahkan telunjuknya ke dada Joey dan menekannya kuat.
"Lo itu nggak selevel sama kita. Hanya kita yang berhak ngefans sama bebeb Mark. Jangan halu kamu." katanya Mark. Kembali lagi diangguki yang lain.
"Sadar diri woii. " sorak mereka seperti grup paduan suara. Hanya nggak jelas suara satu, dua, dan tiganya.
"Apa salah saya?" tanya Joey santai.
"Apa salah saya, sala lo banyak. Nggak usah munafik." kata seorangnya lagi.
"Lo uda ngerayu bebeb Mark makany kalian bisa jadian." kata perempuan yang duluan bicara tadi.
"Iya kan?" tanya seorangnya lagi.
"Maaf, saya nggak ngerti maksud anda." kata Joey mencoba bicara sopan.
Joey tidak menyukai keributan. Makanya dari tadi dia diam dan hanya memperhatikan penampilan mereka bergantian.
.
"Cih. Sok banget ini cewek. Yok kita beri dia pelajaran." kata salah seorang.
Mereka bekerja sama menaburkan bedak ke tubuh Joey. Tidak hanya itu, mereka juga menarik paksa Joey dan mengurungnya di kamar mandi.
Suasana di gedung olah raga masih ribut. Sorak sorai para penonton untuk mendukung fansnya. Mark melirik ke arah tempat Joey duduk. Namun dilihatnya Joey tidak ada di sana.
Ingin sekali rasanya Mark melihat Joey memberi dukungan kepadanya, seperti cewek pada umumnya menyemangati pasangannya. Tapi yang diharapkan malah nggak ada. Ingin rasanya Mark mencari Joey, tetapi ia tersadar kalau latihan sebentar lagi usai.
Untuk saat ini Mark masih unggul dari lawannya. Ia memutuskan untuk mencari Joey nanti setelah dia selesai.
Setelah latihan selesai, Mark mencari Joey. Iq menyusuri gedung tersebut. Ia mencari dengan seksama. Mungkin terselip sama orang karena Joey kecil. Hahaha.
Mark lalu mencari di luar gedung setelah tak menemukan Joey di dalam gedung. Sesekali ia menanyakan pada beberapa orang. Tapi mereka menjawab tidak tahu. Dan segerombilan perempuan tadi menyeringai.
"Biar saja dia di kamar mandi terus. Biar mati sekalian." ucap salah seorang gemas. Mark kebingungan.
Ia sudah mencari ke semua temoat, kecuali toilet perempuan, tapi ia tak kunjung menemukan Joey. Ia mulai panik.
Kemudian tiba-tiba,
"Tolong, toloooong." terdengar olehnya suara seseorang berteriak minta tolong. Mark menghentikan langkahnya.
"Sepertinya itu suara perempuan. Dan itu dari toilet perempuan. Ada apa yah? tanya Mark bicara sendiri.
Mark melangkah menuju tempat suara teriakan itu. Ia sampai di depan toilet. Ia masih mendengar suara perempuan yang berteriak tadi.
Semakin jelas. Lalu Mark memanggil seorang ibu yang kebetulan datang hendak ke toilet. Ia menyuruh ibu itu mengecek apa yang terjadi di dalam. Ibu itu pun menyanggupi ucapan Mark.
Alangkah terkejutnya ibu itu melihat seorang gadis diikat di dalam toilet. Dengan cepat ibu itu melepas tali yang mengikat Joey. Ia membantu Joey keluar dari kamar mandi.
Mark terkejut melihat ibu itu bersama Joey keluar dari kamar mandi.
"Lho, Joey. Kamu ngapain di sini? Aku mencarimu dari tadi. Nyatanya kamu di sini."
Joey hanya diam membisu. Ia letih. Malas rasanya untuk bercerita ke Mark. Siibu tadi pun langsung menjelaskan kepada Mark tentang keadaan Joey di dalam.
Mark mulai marah. Pipinya merah penuh emosi. Hidungnya kembang kempis.
"Siapa yang melakukan ini, Joey?" tanyanya menyelidiki.
"Sudahlah, lebih baik antar aku pulang. Aku capek. Besoklah aku ceritakan." kata Joey lagi. Ingin sekali rasanya dia pulang dan mandi. Badannya terasa gerah dan bau.
Karena tidak ingin berdebat, Mark pun menuruti keinginan Joey. Ia mengantar pulang Joey. Namun dia masih penasaran tentang apa yang terjadi dengan Joey.
Kalau kamu nggak mau memberitahu, Joey baiklah. Aku akan mencaritahu sendiri. lirih Mark dalam hati.
Mark tidak terima ada orang yang berani melukai Joey. Ia tak ingin ada seorang pun yang berani menyentuhnya. Kalau ketahuan maka Mark akan mem-bar bar mereka.