NovelToon NovelToon
Istri Liar Sang CEO

Istri Liar Sang CEO

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Tamat
Popularitas:460.8k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Menjadi pelayan kafe di kafe Pamannya demi membantu membayarkan hutang sang Paman kepada Rentenir menjadi pilihan satu-satunya bagi Zila Arzila (22).
Keinginannya untuk menikahi seorang pria tajir demi terbebas dari kemiskinan dan kejaran Rentenir karena hutang sang Paman, kini menjadi obsesinya. Namun tidak segampang yang dia pikirkan.
Lantas apa yang Zila alami selanjutnya, apakah dia berhasil menemukan lelaki kaya untuk dinikahinya dan didapatkan uangnya demi terbebas dari jeratan hutang sang Paman pada Rentenir? Ikuti kisahnya ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Permintaan Satu Kamar

Zila segera membersihkan diri dari segala perbuatannya bersama Naga semalam. Dirinya kini sudah tidak suci. Dijaga sejak dia terjun ke dunia kafe, karena dia baru memahami pendidikan reproduksi yang sangat jelas adalah sejak SMA. Pamannya, Kobar orang pertama yang paling menjaga dan melindungi supaya dia tidak terjamah oleh lelaki hidung belang maupun seksss bebas.

Zila merasa beruntung jatuh dalam perawatan Pamannya yang merupakan Kakak kandung Ibunya. Kobar bela-belain bercerai dengan istrinya karena istrinya tidak mau Kobar berbagi kasih sayang dengan keponakannya sendiri. Dan akhirnya Kobar terpaksa bercerai atas desakan Karlina sang istri 20 tahun yang lalu, padahal saat itu Kobar termasuk pengantin baru. Usia pernikahannya masih setahun yang sedang hangat-hangatnya.

Kobar terpaksa melepas sang istri daripada harus menelantarkan Zila. Sang istri memilih berpisah ketimbang ikut merawat Zila sebagai keponakan Kobar. Perceraian pun terjadi, hingga 20 tahun lamanya Kobar menahan diri menjadi seorang duda yang merawat sang keponakan. Sejak bercerai dengan istrinya, ketertarikan Kobar pada perempuan seakan sirna, dia takut jika menikah lagi maka istri barunya tidak sayang pada Zila. Padahal saat itu usia Kobar masih muda, yakni 27 tahun. Ada yang mau sama Kobar pun dia tolak, alasannya dia tidak memiliki pekerjaan. Kobar hanya penjual minuman di pinggir jalan yang pendapatannya tidak tentu. Hal inilah yang membuat Kobar minder untuk didekati perempuan lagi.

Zila menghela nafasnya dalam sambil menggosok-gosok tubuhnya yang seakan kotor. Padahal dia tahu semua dilakukan oleh Naga yang sudah sah menjadi suaminya. Saat ini pikiran Zila sedang kacau, ingin dia memutuskan pergi dan kembali pada Pamannya Kobar. Disisi lain ambisinya menguras harta Naga masih menjadi obsesinya. Dia bertekad, menikah dengan orang kaya pemaksa seperti Naga, harus ada hasil yang dituai minimal uang ratusan juta untuk melunasi hutang Kobar pada rentenir.

Sebetulnya Zila bukan tipe gila harta. Namun, karena hutang Pamannya yang menggila, keinginan menguasai harta dari suaminya kini muncul dan Zila bertekad harus bisa mendapatkan itu. Terlebih jika dia ingat akan pengorbanan Kobar yang sudah rela merawatnya bertahun-tahun, maka di dalam diri Zila sudah tertanam jiwa terimakasih dan balas budi. Dan mungkin inilah saatnya dia berterimakasih dan membalas budi baik sang Paman.

"Aku tidak boleh menyerah dulu pada keadaan yang menyedihkan ini. Aku tidak akan pulang sebelum aku bisa membantu Paman Kobar. Akan aku dapatkan uang dari pria yang tadi malam telah merenggut kesucianku. Bagaimanapun caranya, dan aku harus bisa membuat lelaki itu jatuh cinta dan bertekuk lutut supaya dia dengan mudah memberi apa yang aku minta. Untuk sementara aku harus baik-baik dulu dan pura-pura cinta." Zila merencanakan sesuatu dalam otaknya untuk mendapatkan uang dari Naga.

Zila keluar kamar mandi dengan tubuh yang sudah bersih. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Sholat subuh dia sudah terlewat gara-gara menangisi perbuatan Naga semalam. Sekarang Zila tidak akan menangis lagi, dia harus kuat demi Paman tersayang.

Zila sudah mengenakan dress selutut yang ada di lemari kamar itu. Motif bunga-bunga selalu dia sukai. Lalu memoles wajahnya dengan skin care sederhana yang selalu dia pakai. Cukup pelembab sebagai alas bedak, bedak padat dan olesan tipis lipstik yang mengandung pelembab. Rambutnya yang panjang sepinggang dia urai tanpa diikat. Dengan singkat Zila menjelma kembali sebagai gadis ceria yang seakan siap melayani tamunya di kafe. Cantik, muda, dan mempesona.

"Klek," bunyi pintu dibuka dari luar membuat Zila tersentak. Zila baru sadar bahwa pintu kamar itu tidak terkunci. Zila membalikkan badan, tiba-tiba jantungnya berdetak cepat saat melihat lelaki tampan berdiri tegak di mulut pintu.

Zila tidak kehilangan kesadarannya, dia segera menepis rasa takjub itu. Sementara Naga berjalan menghampiri Zila dengan wajah tersenyum. Lelaki tampan yang sudah wangi itu terus mendekat. Zila menghindar dengan mendudukkan pantatnya di ranjang yang masih berantakan akibat semalam.

"Zi, aku minta maaf atas perbuatanku semalam. Tapi kita tidak melakukan dosa, sebab kita sudah sah sebagai suami istri. Aku berhak memiliki kamu. Dan, aku minta maaf atas dugaanku selama ini, ternyata kamu tidak seburuk yang aku duga," ujar Naga mengungkapkan isi hatinya.

Zila diam tidak memberi respon apa-apa, saat ini dia sedang berpikir keras bagaimana cara menjerat lelaki di hadapannya untuk bisa dikuras uangnya. Tapi, Zila belum menemukan cara yang pas.

"Kita pindah kamar. Aku dan kamu satu kamar," cetusnya tiba-tiba seraya meraih Zila dan menghadapkan tubuhnya berhadap-hadapan. Zila tidak menghindar, justru di sini timbul ide yang menurutnya cemerlang. Naga meraih pinggang Zila dan mendekatkan dengan tubuhnya. Semalam kedekatan itu terbayang lagi di otak Naga. Bahkan kedekatan itu tanpa penghalang apapun. Sehingga keindahan yang ada pada diri Zila jelas terpampang nyata.

"Kita pindah kamar. Mulai sekarang dan seterusnya kita akan satu kamar."

"Tapi, untuk apa? Supaya Kakak bisa menikmati aku seperti semalam lagi? Baiklah, tapi ada harga yang harus Kakak tebus untuk semua itu. Tanda tangani cek sebesar satu milyar dulu untukku, sebagai konpensasi karena Kakak telah merenggut kesucianku. Aku bukan bekas siapa-siapa jadi harga segitu sangat pantas untuk membayarku. Anggap saja semalam aku menjual harga diriku demi uang satu milyar," cetusnya tiba-tiba tanpa ditutup-tutupi lagi.

Naga menatap wajah Zila serius dan dalam. Wajah cantik itu begitu mempesona saat setegas ini, Zila memang hampir tidak pernah memperlihatkan wajah kemayu dan lemah.

"Bagaimana?" ulang Zila.

"Bagaimana bisa kamu menjual keperawanan kamu pada suami sendiri? Aku suami kamu dan kamu istri aku, jadi wajar aku merenggutnya darimu," elak Naga tidak percaya.

"Kalau tidak mau ya sudah, aku tidak mau pindah kamar. Aku tetap di sini. Lagipula uang satu milyar sebanding dengan apa yang pernah Kak Naga lontarkan sama aku. Kak Naga dan keluarga Kak Naga harusnya aku tuntut atas perbuatan tidak menyenangkan, sebab kalian sudah melakukan penghinaan dengan menyebutku wanita penjaja cinta. Sebagai ganti rugi, kalian harus membayar dengan cek satu milyar untukku sekarang," tekan Zila serius. Naga terbelalak tidak percaya dengan tuntutan Zila yang fantastis itu.

"Sebetulnya aku tidak perlu hanya memberimu uang cek satu milyar. Satu card hitam saja sepertinya cukup untukmu senang-senang. Namun, apakah kamu bisa dijamin setia selamanya bersamaku? Dengan kartu itu kamu bisa melakukan apapun, termasuk menjangkau dunia. Tapi, aku kini tidak mudah percaya dengan perempuan. Aku hanya akan memberikan apa yang kamu butuh, bukan memberi fasilitas untuk mempermudahmu kabur," tekan Naga sembari membelai wajah Zila dengan penuh perasaan.

Zila menatap kesal. "Pergilah dan tinggalkan aku sendiri," ujarnya.

"Apakah kamu mau menempati kamar yang berantakan ini? Yang bahkan sisa pertautan kita semalam masih ada. Dan bekasnya juga masih ada," ujar Naga mempertanyakan kesiapan Zila dengan keadaan kamar yang berantakan bekas tsunami yang ditimbulkan Naga. Perlahan Naga menyingkap sepre putih yang sudah acak-acakan itu dan terpampang jelas noda merah bekas dirinya melampiaskan hasratnya pada Zila.

"Bahkan nodanya masih ada di sini," singkap Naga memperlihatkan bercak darah di atas sepre.

"Tidak, selama Tuan Naga tidak memberi cek itu," kukuhnya sembari menjauh dari tubuh Naga yang semakin mendekat.

"Dan satu lagi permintaanku. Hapuskan aturan Mamamu untukku. Aku lelah harus membersihkan rumah sebesar ini. Dan satu hal lagi, sembunyikan kehamilan palsuku dari keluargamu. Anggap saja aku hamil benaran," tukas Zila seraya keluar kamar dan menutup pintu kamar keras.

Zila menuruni tangga dan keluar rumah. Tujuannya hari ini dia akan ke rumah Kobar sebagai pelampiasan kesalnya pada Naga yang tidak mau memberinya cek satu milyar. Tanpa pamit dan tanpa rasa takut Zila keluar rumah itu dan segera mencegat sebuah taksi.

"Kota Lembang, kampung **Sukaseuri**, Pak," ujarnya memberitahu tujuannya. Sementara Naga menyusul pelan tanpa curiga bahwa Zila akan keluar dan pergi ke rumah Kobar. Naga pikir Zila ke dapur untuk mencari minum dan sarapan pagi.

1
Anonymous
Randi randa

Berasa terlahir anak kembar semua yg ada di cerita ini

Sampai sini sebenernya cerita nya bagus,cuman yg di sesali pemilihan nama aja klo menurut saya
Lina Zascia Amandia: Heheheheh... iya Kak maaf, gak tau knp setiap sy bikin cerita nama pemeran kadang dijadikan kembar atau malah huruf depannya mirip. Mungkin ciri khas Novel sy seperti itu, alasannya saya suka bingung cari nama kalo beda2 dr awalan misalnya. Entahlah Kak, sy agak susah merubah kebiasaan itu dlm setiap cerita saya. Ok deh ini masukan bagus dr Kakak untuk sy. Mksh byk ya. Tapi jangan merajuk dong. Baca kembali dong Kak.... pembacanya sepi nih...
total 1 replies
Anonymous
Ada lagi kan zila zuli
Anonymous
Dr awal agk pusing sama pemilihan nama yg hampir sama semua
Mungkin bisa lebiih bervariasii namanya
Sampai art nya juga nama sama
Zila sila
Rani rana
Kadang orng baca novel hiburan tp klo di kasih nama sama bikin pusing
Lina Zascia Amandia: Ok Kak mksh sarannya.... ini bisa jadi acuan sy untuk ke depannya..... lanjut doong Kak bacanya...
total 1 replies
Sena judifa
untung zila lg hamil kalo ngga hbs mereka berkelahi
Sena judifa
hilda lg
Noviyanti
si hilda protektif banget sih, nagi negur diara doang juga sok ngaku2 mau nikah.
Noviyanti
huh awas aja kalo ingkar ya hilda, tak sumpahin hamil loh
Noviyanti
huh dinasehatin yang bener susah, mending di putusin aja tuh si hilda. nanti kalau udah jadi bini juga susah lagi dinasehatinnya
Sena judifa
coba tukar tuh sihilda yg ada diposisi zila, sanggup nggak
Sena judifa
zila memang hamil tuh
Sena judifa
siapa bilang zila hamil bohongan dasar mak lampir
Sena judifa
zila hamil beneran y
Sena judifa
sedihnya😓😓
Noviyanti
si hilda ini susah dibilanginnya. bongkar aja zila biar dia kapok sekalian
Lina Zascia Amandia: Hehehhehe...
total 1 replies
Noviyanti
idih ngebet banget sih si hilda ini.
Noviyanti
baguslah masalah telah kelar
Noviyanti
bunga mendarat
Noviyanti
bukan maen nih kuliahnya 👏👏
Noviyanti
rafa kah yg datang atau naga
Noviyanti
hehe zila mahaguru cinta.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!