NovelToon NovelToon
Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:739.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: aisyah az

Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.

Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.

"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."

Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.

Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.

Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.

Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jogging Bersama

Happy reading....

Selepas bekerja dan jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam, Naina pun pulang. Tapi sebelum itu, dia pergi ke tempat gym dulu, karena Naina harus melakukan olahraga. Dia tidak ingin menjadi orang yang malas-malasan.

"Naina, apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Reno saat melihat Naina sudah siap untuk pulang.

"Iya Tuan, pekerjaan saya sudah selesai. Kalau gitu saya pulang dulu."

Saat Naina berdiri di luar untuk memanggil ojek, tiba-tiba saja Reno datang sambil menunggangi motornya. "Ayo, biar ku antar! Kebetulan aku juga mau pulang," ucap Reno.

Naina terdiam sejenak, dia merasa ragu untuk mengiyakan ajakan bosnya. Namun, akhirnya Naina pun mengangguk, kemudian dia naik ke atas motor Reno.

"Tuan, jangan pulang dulu ya! Soalnya saya mau ke tempat lain. Nanti antarkan saya ke sana saja," ucap Naina kepada Reno, sambil sedikit berteriak, pasalnya mereka menaiki motor dan angin cukup kencang.

"Smangnya kamu mau ke mana?" tanya Reno setengah berteriak.

"Saya mau nge-gym, Tuan," jawab Naina. Kemudian dia mengatakan alamat tempatnya berolahraga. Reno mengangguk lalu melajukan motornya menuju tempat tersebut.

25 menit mereka pun sampai di sana, dan Naina langsung turun dan membuka helm. "Terima kasih ya Tuan, Anda sudah mengantarkan saya ke sini. Maaf jika saya merepotkan," ucap Naina sambil tersenyum manis ke arah Reno.

"Sama-sama. Saya tidak merasa direpotkan kok, kamu nge-gym di sini? Tapi ini kan sudah malam? Apakah tidak bisa besok saja?" tanya Reno merasa khawatir, karena Naina baru saja selesai bekerja.

"Insya Allah saya kuat kok, Tuan. Ya sudah, kalau begitu saya masuk dulu ya," ucap Naina dan Reno langsung menganggukkan kepalanya.

Tatapannya terus mengarah pada gadis yang masuk ke dalam tempat olahraga tersebut. Reno sedikit kagum pada Naina, karena di saat pulang kerja pun gadis itu masih menyempatkan untuk olahraga.

Padahal Reno tidak tahu atas dasar apa Naina melakukan olahraga itu dengan tekun?

.

.

Pagi ini Naina seperti biasa bangun dan berolahraga pagi, kehidupan sehatnya sudah mulai di tekuni. Walaupun setiap Naina berlari masih terasa engap, tapi Gadis itu tidak menyerah.

Baru saja Naina keluar dari kontrakan, dia tidak sengaja berpapasan dengan Reno. Tapi yang membuat Naina terkejut adalah, saat Reno keluar dari sebelah kontrakan Karina.

Dahi Naina mengkerut heran, bukan apa? Pasalnya kontrakan itu yang akan ditempati olehnya, tapi kenapa Reno berada di sana.

"Tuan Reno!" kaget Naina.

"Naina! Kamu di sini?" tanya Reno tak kalah kaget.

Naina mengangguk, "Iya Tuan, ini adalah kontrakan kakak saya. Tapi kenapa Anda berada di kontrakan sebelah? Bukankah kata kak Karina, kontrakan itu ditempati oleh anak ibu kos?" bingung Naina.

"Iya, aku emang anaknya Bu Sumarni, pemilik kosan ini," ujar Reno.

Bibir Naina membulat membentuk huruf o, dia tidak tahu jika Reno adalah anak pemilik kosan tersebut. 'Dunia memang sempit!' batin Naina.

"Kamu mau olahraga? Kalau begitu barang yuk! Kebetulan aku juga mau jogging," ajak Reno.

Naina terdiam. Dia terlihat bingung, apakah harus menerima ajakan Reno atau tida? Tapi Naina pikir tidak ada salahnya jogging bersama, toh mereka juga tidak ada hubungan apapun. Akhirnya keduanya keluar dari tempat kosan untuk jogging bersama, mengelilingi taman yang tak jauh dari sana.

Mereka terus berlari kecil mengelilingi Taman tersebut, dibarengi dengan sedikit obrolan. Namun, dalam diri Reno dia sedikit merasa kagum kepada Naina. Gadis itu padahal semalam baru saja nge-gym, entah sampai jam berapa dan pagi-pagi Naina sudah harus jogging kembali.

"Kamu ini pekerja keras sekali ya? Padahal semalam kamu habis nge-gym, pagi-pagi harus jogging. Sebentar lagi juga kamu berangkat untuk kerja, aku benar-benar salut sama semangat kamu. Seperti sedang menurunkan berat badan saja?" kekeh Reno.

Naina yang mendengar itu pun tersenyum kecil, "Iya Tuan, memang saya sedang menurunkan berat badan. Itu kenapa saya nge-gym dan juga lari pagi," jawab Naina.

"Oh begitu ya, maaf ya jika ucapanku tadi menyinggung." Reno merasa tidak enak kepada Naina. Dia takut ucapannya tadi menyinggung perasaan wanita yang berada di sampingnya.

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya tidak merasa Anda menyinggung kok," jawab Naina, "Oh iya, apakah kita lari pagi seperti ini tidak ada yang marah? Saya tidak mau, nanti ujug-ujug pacarnya Tuan Reno datang, lalu melabrak saya?" kekeh Naina kembali.

Mendengar itu Reno malah tertawa, membuat Naina mengerutkan dahinya. Karena dia merasa tidak ada yang lucu dari ucapannya. Naina memang tidak ingin membuat seseorang salah paham.

Siapa tahu saja kan Reno mempunyai kekasih? Dan melihat dia jalan bersama dengan Reno, kekasihnya malah marah dan akhirnya salah paham.

"Kenapa Anda tertawa? Memangnya ucapan saya tadi ada yang salah ya?" tanya Naina dengan heran.

"Maaf, maaf, tidak ada yang lucu kok. Hanya saja aku tidak mempunyai kekasih. Jadi kau tidak usah khawatir atau takut ada yang melabrak, karena saat ini aku masih single," jelas Reno

"Oh ya? Saya pikir pria setampan Tuan Reno ini punya pacar? Karena tidak mungkin jika tidak memiliki kekasih." Naina seakan tidak percaya dengan jawaban Reno. Pasalnya pria itu sangat tampan dan masih belum memiliki kekasih.

Reno terkekeh kecil, dia memang masih belum memiliki kekasih lagi, karena Reno masih trauma. Sebab dia pernah ditinggalkan oleh pacarnya, karena memilih pria lain yang lebih kaya darinya.

"Saya masih belum bisa membuka hati lagi," jawab Reno dengan tatapan sendu.

"Oh, Tuan Reno pernah disakiti sama perempuan ya?" tebak Naina dan Reno langsung menganggukkan kepalanya.

"Iya, aku pernah diselingkuhi, karena pacarku memilih pria lain yang lebih kaya dariku."

Naina yang mendengar itu merasa prihatin. Tidak dia sangka, jika Reno mengalami hal yang sama, pernah diselingkuhi oleh orang yang disayang. Padahal melihat dari sudut manapun, Reno sangat sempurna. Dia mempunyai kafe,t tampan dan sangat baik.

"Ternyata kita bernasib ya?" kekeh Naina saat mereka duduk di salah satu kursi yang ada di taman.

Reno menatap ke arah samping sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil yang ada di leher, dia menatap Naina dengan alis bertaut heran.

"Jadi kamu juga pernah diselingkuhin?" tanya Reno.

Naina yang mendengar itu mengangguk, "Ya kurang lebih nasib kita sama. Kalau Tuan Reno diselingkuhin karena pacarnya memilih yang lebih kaya, kalau saya beda, diselingkuhin karena saya jelek, gendut, seperti yang Tuan lihat! Mana ada yang mau sama saya dengan fisik seperti ini?" Naina berkata sambil terkekeh kecil.

Lebih tepatnya dia menertawakan hidupnya yang begitu pahit, ditinggalkan oleh seseorang yang sangat berarti dalam hati Naina. Padahal dia berharap Ivan akan menjadi imam yang baik, menuntunnya di jalan yang benar dan menjadi ayah dari anak-anaknya kelak.

Ada pepatah yang mengatakan, cantik fisik itu tidaklah penting, yang penting hatinya yang cantik, baik dan juga bersih. Namun, nyatanya, semua itu hanya bualan semata.

Nyatanya sekarang yang manusia lihat adalah kecantikan luar. Sebab mereka tidak pede memiliki pasangan yang tidak sempurna, apalagi jelek. Zaman sekarang mana ada yang mau untuk menerima pasangan apa adanya, hanya 30% dari 70 saja.

"Aku rasa pria yang meninggalkanmu itu sangat bodoh! Wanita sebaik kamu ditinggalkan? Malah menurutku cantik fisik itu tidaklah penting, ketimbang cantik hatinya."

Naina terkekeh kecil, membuat Reno merasa bingung, "Ada apa? Apa ucapanku tadi ada yang salah?" tanya Reno.

Naina menggeleng, "Bukan seperti itu, Tuan. Hanya saja, kata-kata Tuan ini sekarang sudah tidak ada artinya lagi, saya rasa. Karena nyatanya semua orang melihat kita dari tampilan fisik, bukan hati. Jika semua melihat kita dari tampilan hati, maka sudah pasti mau cowok itu tajir, tampan, gagah, presiden sekalipun pasti akan terpikat. Tapi nyatanya fisik itu lebih penting dan yang utama," jelas Naina dengan tatapan lurus ke arah depan.

"Kamu benar. Aku juga berpikir seperti itu kok, awalnya kupikir jika parasnya cantik maka hatinya juga cantik, tapi ternyata aku salah. Paras cantik bukan berarti dia memiliki Attitude dan juga hati yang baik. Nyatanya yang berparas pas-pasan malah mempunyai hati yang bersih. Sekarang aku memilih hati yang lebih utama, ketimbang fisik, karena secantik dan setampan apapun manusia, pada akhirnya mereka akan menua. Dan kecantikan itu pun akan pudar," timpal Reno.

Naina sempat terpaku mendengar ucapan pria tampan tersebut. Dia tidak menyangka jika saat hati seseorang terluka, maka pikirannya akan lebih dewasa dan lebih mengutamakan logika dan juga perasaan, ketimbang mengutamakan hawa nafsu.

"Ya sudah, kalau begitu kita pulang yuk! Ini sudah agak siang juga. Dan oh ya, apa aku boleh meminta sesuatu kepadamu?" tanya Reno.

"Apa itu, Tuan?"

"Jangan memanggilku dengan Tuan, saat kita tidak sedang berada di cafe! Panggil aku Reno saja!" pinta pria tersebut.

Naina menggeleng, "Tidak Tuan! Rasanya saya merasa sungkan jika harus menyebut Anda dengan sebutan nama, seperti tidak sopan," jelas Naina.

"Terserah kamu mau memanggilku apa, asalkan jangan Tuan. Aku seperti rentenir saja dipanggil Tuan?" kekeh Reno.

Naina pun ikut terkekeh.

"Baiklah, kalau begitu bagaimana dengan, Mas Reno?" Timpal Naina.

"Aku rasa tidak buruk. Baiklah kita pulang sekarang yuk!" ajak Reno, dan mereka pun kembali pulang karena Jam sudah menunjukkan pukul setengah 07.00 pagi.

Naina sampai di kontrakan, dia berpisah dengan Reino, tapi Karina yang melihat itu merasa heran. Dia memang sudah kenalan dengan Reno, saat pria itu menempati kontrakan sebelah. Namun Karina juga tidak tahu, jika Reno pemilik dari cafe di tempat Naina bekerja.

"Naina tunggu!" ucap Karina saat melihat Naina akan masuk ke dalam kamar mandi.

"Iya Kak, kenapa?" tanya Naina dengan alis bertaut heran.

"Kamu kenal dengan Reno? Kok kalian tadi bisa jalan bersama sih?" tanya Karina dengan kepo.

"Iya, aku baru tahu kalau dia itu anak pemilik dari kosan ini. Dan kakak tahu nggak, ternyata Reno itu adalah Bos di cafe aku bekerja. Makanya tadi pagi saat aku keluar dari kontrakan cukup kaget, saat melihat dia," jelas Naina.

"Apa! Jadi dia Bos kamu di cafe? Wah ... dunia ini sempit sekali ya? Kakak merasa mungkin saja Reno itu Jodoh kamu!" celetuk Karina.

"Ada-ada aja Kakak ini. Udah aku mau mandi." Naina menggelengkan kepalanya merasa heran dengan ucapan kakaknya tersebut.

"Siapa yang tahu kan, kalau memang dia Jodoh kamu? Tidak ada yang tahu jalan takdir Allah seperti apa?" Timpal Dewa yang baru saja keluar dari kamarnya sambil menggosok rambut yang masih basah.

"Ya, ya, ya ... untuk saat ini Naina tidak kepikiran mencari pendamping lagi. Ingin fokus bekerja dulu, lagi pula rasa sakit yang ditorehkan Ivan kemarin belum sembuh. Sudahlah, Naina mau mandi dulu, bye!" Naina melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Lihat adikmu itu! Rasanya ingin sekali aku menggantungnya di pohon toge," kekeh Dewa dan langsung mendapatkan tamparan di lengannya dari Karina.

Karina berharap jika Naina bisa melupakan rasa sakit yang ada di hatinya, karena kelakuan Ivan. Dan Karina juga berharap, Naina bisa memulai hidup yang baru lagi di Jogja.

BERSAMBUNG.......

1
Gunawan wan
Luar biasa
Gunawan wan
Lumayan
Ana N
Sarapan apa mkn malam thor
Ana N
Superrr sekali kak Author. Sy setuju sekali. 💪 semangat kak
Firman Firman
sekali jalng ya jalng Rere cinta krna harta nya Ivan😄🤭
Firman Firman
ha ha Ivan Ivan kmu lepasin permata hati demi batu kerikil jalann😄🤭
Firman Firman
cinta itu datang secara tiba tiba😄🤭tanpa permisi dan bicara
Firman Firman
ha ha siapa dia🤗
Firman Firman
oh may good 😱
Firman Firman
semoga saja kalian bisa bersama 💞👍
Firman Firman
lepas dari batu kerikil dapet berlian🤗
Firman Firman
terus semngat naina💪
Firman Firman
lnjut semngat naina
Firman Firman
lnjut,, 👍
Firman Firman
pak arga harus bisa memahami perasaan naina pak
Firman Firman
semngat naina 💪
Firman Firman
sabar naina prjlnnmu masih panjang jngn. kmu bersedih hanya gara gara laki bodoh macam Ivan itu😡
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
dasar kadal buntung 😄🤭
Firman Firman
trusss lannjuuuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!