NovelToon NovelToon
My Wife Drabia

My Wife Drabia

Status: tamat
Genre:Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Romansa / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:572k
Nilai: 4.7
Nama Author: Icha cute

Drabia tidak pernah di sentuh suaminya selama menikah. Karena sebelumnya Ansel mendengar gosib tentang dirinya yang pernah tidur dengan pria lain sebelum menikah.


Di saat Ansel akan menceraikannya, Drabia pun meminta satu hal pada Ansel sebagai syarat perceraian. Dan setelah itu jatuhlah talak Ansel.


Apakah yang di minta Drabia?, akan kah Ansel memenuhi permintaan Drabia?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Butuh waktu

Ansel yang sudah ditangani Dokter tertidur pulas diatas brankar. Sepertinya Dokter memberinya obat penenang melihat kondisi Ansel yang kurang tidur.

Ibu Nimas yang berdiri di sampingnya, mengusap kepala putranya itu dengan lembut. Memandang kasihan wajah Ansel yang begitu tersiksa dengan penyesalannya, apa lagi Drabia dan Pak Ilham tidak memaafkannya.

Apa yang harus dilakukan Ibu Nimas, dia sendiri pun belum mendapatkan maaf dari Pak Ilham. Ibu Nimas tidak bisa membantu Ansel untuk mendapat maaf dari Drabia dan Pak Ilham.

Sebenarnya, jika di lihat dari sudut pandang yang berbeda. Ansel tidak sepenuhnya bersalah. Wajar Ansel menginginkan istri wanita soleha. Mungkin semua laki laki pun menginginkan itu.

Seandainya dari dulu Drabia merubah tingkah lakunya. Tidak mungkin Drabia sampai terjebak satu ranjang dengan pria lain. Photo Drabia dengan pria bernama Kevi itu sudah menyebar di media sosial. Wajar saja jika Ansel menilainya tidak suci lagi. Dan juga selama ini Drabia sering masuk ke club dan mabuk mabukan bersama teman teman prianya. Jelas Ansel menilainya wanita tak benar.

Salahkah Ansel jika menginginkan jodoh wanita baik baik?, jawabannya tentu tidak!.

Tapi Ansel lupa satu hal, karna terlalu terobsesi untuk mendapatkan wanita yang masih suci. Ansel lupa, jika jodoh di tangan Tuhan. Tuhan memiliki cara yang tidak terbatas untuk menyatukan hamba hambanya dalam ikatan pernikahan, suka atau tidak suka. Tuhanlah yang tau, mana jodoh yang terbaik untuk kita, bukan mana jodoh yang kita inginkan. Yang baik bukan berarti yang terbaik. Karena yang buruk bisa saja yang terbaik untuk kita.

**

Setelah puas terlelap, Ansel terbangun dari tidurnya, ternyata hari sudah malam. Ibu Nimas yang menunggunya dari tadi berdiri dari sofa di ruang perawatan Ansel. Ansel di rawat bukan karna sakit parah. Ibu Nimas yang memintanya supaya Ansel bisa istirahat dengan nyaman.

"Kamu sudah bangun?"

Ansel turun dari atas brankar tanpa menjawab Ibunya. Ia ingin pergi ke ruangan Drabia. Dia akan membuktikan kalau dia benar benar menyesali perbuatannya dan ingin meminta maaf.

"Mau kemana Nak?" tanya Ibu Nimas memegangi lengan Ansel.

"Ke ruangan Drabia Ma" jawab Ansel dengan pandangan meneduh.

"Tapi sayang, Drabia tidak mau menerima kehadiranmu?." Ibu Nimas menatap kasihan pada anaknya itu.

"Tapi aku harus mendapatkan maafnya Ma" kekeh Ansel, melangkahkan kakinya ke luar dari ruang perawatannya, di ikuti Ibu Nimas dari belakang.

Sampai di ruang perawatan Drabia, Ansel langsung membuka pintunya setelah mengetoknya terlebih dahulu. Tidak peduli Drabia yang akan memarahinya lagi. Ansel akan berjuang mendapat maaf dari istrinya itu.

"Ngapain lagi kamu ke sini?" ketus Pak Ilham yang menjaga Drabia, melihat Ansel tidak jera meskipun Drabia sudah memukulinya, bahkan menendang juniornya.

"Aku minta ma..." ucap Ansel.

"Gak ada maaf maaf" potong Pak Ilham cepat.

Ibu Nimas menghela napasnya, ia pun mengusap bahu Ansel dengan lembut." Ayo kita pergi sayang. Jangan terlalu memaksa, berikan waktu untuk Drabia" ucapnya.

Ansel menggeleng gelengkan kepalanya, dia gak mau pergi. Tanpa atau dengan maaf Drabia. Ansel pun melangkahkan kakinya mendekati Drabia yang diam di atas brankar.

"Drabia, ayo pukul aku lagi, tendang aku lagi, aku akan menerimanya, asal kamu memaafkanku." Ansel mengulurkan tangannya ingin menyentuh tangan Drabia.

Pak Ilham berdecih dari sofa yang di dudukinya.

Drabia diam saja, membiarkan Ansel menyentuh tangannya. Rasanya tenaganya sudah habis memukuli Ansel tadi siang, kini ia tidak ingin membuang buang tenaga dengan sia sia lagi.

"Drabia, aku minta maaf" ucap Ansel lirih menatap wajah Drabia penuh penyesalan.

"Aku sudah memaafkanmu Ansel, aku mohon pergilah" balas Drabia lemah tanpa melihat Ansel.

"Kamu belum memaafkanku Drabia." Jika Drabia sudah memaafkannya, tentulah istrinya itu melihatnya saat berbicara." Aku juga gak mau pergi dari sini. Aku akan menunggumu di sini sampai kamu sembuh."

Drabia berusaha mendudukkan tubuhnya dan langsung di bantu Ansel. Kemudian Drabia membawa tangan Ansel yang memegang tangannya ke bibirnya. Mengecup tangan itu di iringi isak tangis dari bibirnya.

Sejak menjadi istri pria itu, ingin sekali Drabia mengecup tangan itu. Tapi dia bisa melakukannya setelah hatinya terluka, di lukai pria yang dia cintai itu.

"Aku mencintaimu Ansel, aku sangat mencintaimu, sehingga aku tidak bisa membencimu meski kamu memberiku rasa sakit. Aku sudah memaafkanmu.Tapi Ansel, luka hati ini butuh waktu mengobatinya. Aku butuh waktu Ansel, aku mohon! pergilah" ucap Drabia di selah selah isak tangisnya yang terdengar begitu pilu.

"Drabia" hanya kata itu yang bisa Ansel ucapkan, ia pun memeluk Drabia dan ikut menangis.

"Beri aku waktu" ucap Drabia lagi. Dia sudah melampiaskan amarahnya tadi siang, itu sudah cukup. Masalah memang sebaiknya dibicarakan baik baik dan dengan kepala dingin. Tidak ada gunanya jika harus terus marah marah dan emosi. Itu hanya akan menambah sakit hati, sakit jantung, darah tinggi, dan sakit lainnya.

Ansel menggeleng gelengkan kepalanya di ceruk leher Drabia. Dia gak mau pergi, dia ingin menjaga Drabia, mengobati sakit yang dia berikan pada istrinya itu.

"Aku mohon Ansel, tolong!"pinta Drabia." Mengertilah sedikit di posisiku" ucap Drabia lagi. Sehinga Ansel melepas pelukanyan.

Ansel memandangi wajah Drabia dan menghapus air matanya dengan dengan jari tangannya.

"Gak Drabia"

"Aku bukan istrimu lagi Ansel" lirih Drabia dengan suara tercekat.

"Kita bisa rujuk Drabia, aku akan merujukmu. Jika sahnya pernikahan kita sudah di ragukan" ucap Ansel memandang Drabia penuh binar cinta.

Drabia menggeleng gelengkan kepalanya," Hafshah"lirihnya.

Ansel terdiam, meski belum mengatakan yang sebenarnya kepada Hafshah. Tapi Ansel sudah berniat membatalkan pertunangan mereka.

"Aku akan menyelesaikan masalahku dengannya" ucap Ansel.

"Kamu pikir aku akan menerimamu merujuk putriku?" sambar Pak Ilham dari sofa.

"Ayah, aku mohon, maafkan aku" Ansel menatap Pak Ilham mengiba.

Pak Ilham berdiri dari tempat duduknya, mendekati Ansel lalu menarik pria itu keluar.

"Gak! jangan harap, tidak ada maaf bagimu. Saya akan mengurus surat perceraian kalian" ujarnya lalu mendorong Ansel supaya pergi.

"Aku minta maaf Yah" Ansel meneduhkan pandangannya ke arah Pak Ilham.

Pak Ilham diam menulikan pendengarannya dan kembali masuk ke ruang perawatan Drabia." Dan kamu juga, pergilah dari sini, katakan pada anakmu itu, jangan mengharapkan apapun lagi dari kami" ucapnya pada Ibu Nimas.

"Apa sama sekali kesalahan kami tidak bisa di maafkan?" tanya Ibu Nimas menatap segan Pak Ilham.

"Menurut kalian?" tanya balik Pak Ilham.

"Baiklah kalau begitu, saya akan pergi." Ibu Nimas pun memutuskan pergi dari ruangan itu. Karna percuma, Pak Ilham sedang dalam keadaan marah, sulit untuk di ajak berdamai. Nanti mereka akan datang setelah Pak Ilham dan Drabia tidak marah lagi.

"Ayo kita pergi Nak" ajak Ibu Nimas kepada Ansel yang masih berdiri di depan ruang perawatan Drabia." Mereka butuh waktu, ayo!" ajaknya sekali lagi menarik lengan Ansel untuk meninggalkan rumah sakit.

Ansel mengangguk pasrah mengikuti langkah Ibunya.

*Bersambung

# Jangan lupa like dan komen, okeh!

1
Khusnul Khotimah
makanya,,,,,,,hijab itu perintah ,,,,,bukan pribadi,,,,,jadi TDK semua yg Islam dan melaksanakan kewajiban rukun Islam itu pasti pribadinya bagus,,,,,prilaku tetep tergantung individu masing org,,,,paham goblok,,,,makan tuh jilbab sholehah
Hera
👍🏻
murni l.toruan
Bu Nimas egois...apa dulu hidupmu lebih dari Pak Ilham? sadari bahwa kebahagiaan anakmu yang terpenting
murni l.toruan
Pasti provokator si Kevin cs termasuk tunangan yang tidak jadi
Safa Almira
bagus banget
Surati
bagus
Sri Tati
Luar biasa
Maurid Tambunan
drabia bodoh langsng mau rujuk aja
Maurid Tambunan
bagus drabia beri hukuman buat ansel
Vwxyzz: 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
total 1 replies
Maurid Tambunan
semangat darbia
Maurid Tambunan
tinggalkan saya ansel, darbia
Sofia Gisheilla
semoga drabia tidak rujuk
Beauty JK
😍
@¢ᖱ'D⃤ re
Luar biasa
Icha Cute: makasih
total 1 replies
@¢ᖱ'D⃤ re
keren ka ku pikir datar aja gk taunya kejutan banyak bombastis... kusuka 😍😍😍😍
Soraya
mampir thor
Icha Cute: silahkan. makasih sudah mampir. semoga terhibur dengan karya otor
total 1 replies
MFay
Ansel, sdh lepaskan saja biar kamu tau bahagia mu tidak harus menoreh luka pada org lain termasuk istri yg tdk kamu cintai 😢
£rvina
Luar biasa
Kadek Bella
lanjut thoor,,,, party nya
Didah Rosidah
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!