NovelToon NovelToon
Sekretaris Arogan Kesayangan CEO

Sekretaris Arogan Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:512.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eli

Dara adalah seorang sekretaris cantik dari CEO muda yang tampan dan jadi incaran banyak wanita. Dia sangat pandai dan cekatan. Meskipun dia hanya sekertaris, namun banyak orang yang kagum dan iri padanya karena sang CEO selalu memberikan perhatian yang berbeda padanya.

Kenzie yang merupakan CEO bisa melakukan apa saja. Dia terlihat dingin dan acuh tak acuh namun dia bersikap lain dihadapan Dara dan juga orang-orang terdekatnya.

"Meskipun kamu sekretaris dikantorku tapi kamu adalah CEO dihatiku"

Bagaimana kisah cinta CEO dan sekertarisnya ini? Akankan semuanya berjalan lancar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Rendah Diri Dara

"Dara?! Apa yang terjadi dengan tanganmu? Bukankah kamu menghadiri reuni sekolahmu? Kenapa malah jadi diperban begini?!". Sita sangat terkejut ketika melihat Dara pulang dengan kedua tangan diperban. Dia bereaksi berlebihan sambil memegangi tangan Dara.

"Aww. Sakit". Dara meringis kesakitan saat Sita memegang salah satu tangannya.

"Maaf maaf. Sekarang ceritakan apa yang terjadi?". Sita memapah Dara ke sofa dan bertanya dengan lembut.

"Terjadi hal yang tidak terduga di acara reuni. Nasya datang kesana dan kami berdebat. Singkatnya dia yang merasa kesal padaku menyiramku dengan sup panas yang dibawa seorang pelayan. Dan beginilah jadinya". Dara bercerita dengan sikap acuh tak acuh sambil mengangkat kedua bahunya, dia juga menunjukkan sedikit senyum dibibirnya.

Sita terlihat kesal karena Dara masih tersenyum saat dia bercerita.

"Bagaimana kamu masih bisa tersenyum seolah-olah itu hanyalah masalah sepele? Luka itu bisa saja meninggalkan bekas kan?!", ujar Sita dengan sikap yang sinis.

"Ya aku tahu aku salah karena tidak waspada, tapi ada yang lebih mengejutkan daripada tersiram sup panas". Dara bicara dengan nada manja dan membuat Sita penasaran.

"Apa itu? memangnya ada yang lebih mengkhawatirkan daripada tersiram sup panas hingga tangan melepuh begini?".

"Aw! Sakiit!". Dara sedikit menjerit manja karena Sita menyentuh tangannya yang diperban.

"Kamu tahu siapa yang jadi pahlawan saat aku tersiram tadi? Dia adalah pak Kenzie".

"Pak Kenzie? Bukankah dia itu atasanmu dikantor? Tunggu. Bagaimana bisa dia muncul ditempat reunimu? ", tanya Sita dengan dahi berkerut dan raut wajah menatap Zara.

"Kebetulan dia sedang ada meeting dengan salah satu klien di restoran itu. Kamu tahu apa yang lebih mengejutkan lagi?". Dara bercerita dengan sikap yang tenang sambil terus menatap kearah Sita yang sedang mengambil minum dan kembali duduk disampingnya.

"Apa? Memangnya ada hal yang lebih mengejutkan lagi?". Sita bersikap datar sambil minun air putih yang baru saja diambilnya.

"Ya, Pak Kenzie memintaku untuk menjadi pacarnya".

Pruuuffft

"Apa?". Sita sangat terkejut sampai dia menyemburkan kembali air putih yang baru saja diminumnya.

"Apa kamu baik-baik saja?", tanya Dara sambil memberikan tisu pada Sita.

"Ya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit terkejut saja tadi". Sita menjawab sambil membersihkan mulutnya.

"Lalu, apa jawabanmu?", tanya Sita lagi yang semakin penasaran.

"Aku tidak memberikan jawaban apapun padanya. Aku bingung, bagaimana mungkin seorang Kenzie bisa suka padaku?". Dara menatap Sita dengan tatapan pilu.

"Apa maksudmu dengan bicara seperti itu? Lagipula … apa yang salah dengan dirimu?Kamu cantik, pintar, dan baik hati. Hanya satu kebiasaan kamu yang paling aku benci, yaitu …selalu memprioritaskan kepentingan orang lain terlebih dahulu dibandingkan kepentinganmu sendiri".

Dara hanya tersenyum ketir menanggapi ucapan Sita.

"Ta, aku ini yatim piatu. Aku tidak tahu dimana keluarga ibuku berada. Keluarga dari ayahku sama sekali tidak menyukaiku. Mereka menganggapku sebagai parasit dalam kehidupan mereka. Padahal jika boleh dikatakan, merekalah yang hidup enak menggunakan harta benda milik orang tuaku. Bagaimana mungkin aku bisa disandingkan dengan salah satu keturunan keluarga Kusuma yang melegenda itu? Aku bukanlah apa-apa dihadapan mereka. Aku sama sekali tidak pantas berdiri disamping pak Kenzie".

Dara menanggapi dengan sikap yang tenang dan senyum tipis dibibirnya. Namun dari sorot matanya yang mulai berlinang air mata, tersimpan kesedihan dan juga rasa kesepian yang mendalam.

"Ra, kamu tidak bisa mengambil keputusan sepihak hanya karena itu. Setahuku keluarga Kusuma itu selalu berpikiran terbuka. Mereka sama sekali tidak pernah mempermasalahkan mengenai kasta sosial".

Sita menjelaskan dengan sikap yang tenang agar Dara tidak menahan perasaannya pada Kenzie jika dia juga menyukai pemuda itu.

"Sudahlah. Tidak perlu membahasnya dulu untuk saat ini. Aku akan ke kamarku untuk beristirahat". Dara menanggapi sambil beranjak pergi menuju kamarnya.

Sita tidak mengatakan apapun lagi. Dia hanya bisa menatap punggung sahabatnya itu dengan raut wajah sedih.

...****************...

Nasya baru kembali dari reuni sekolahnya. Dia memasang wajah cemberut ketika tiba dirumah.

"Nasya, kenapa memasang wajah seperti itu? Bukannya kamu batu kembali setelah bersenang-senang dengan teman sekolahmu?". Bu Melati bertanya dengan penuh perhatian begitu melihat cucunya datang dengan wajah murung.

"Semuanya kacau gara-gara Dara". Nasya mengeluh dengan wajah kesal.

"Anak tak tahu diri itu juga datang kesana?!". Bu Melati pun ikut kesal begitu mendengar nama Dara disebutkan.

"Ya. Dia juga menerima undangan dari teman sekolah kami dulu". Nasya menganggukkan kepala dengan bibir mengerucut kesal saat dia bicara.

"Lalu bagaimana dia bisa mengacau? Apa dia mengganggumu?". Bu Melati terlihat penasaran dengan apa yang terjadi

"Lisa memprovokasinya dengan mengatakan kalau ibunya adalah pencuri yang telah berani merebut om Sakti dari keluarganya, tapi tidak disangka-sangka dia berusaha membela diri dengan mengatakan kalau kitalah yang merupakan pencuri karena telah merebut harta benda milik orang tuanya. Aku sangat kesal karena ucapannya itu dan kebetulan ada pelayan lewat dengan membawa sup panas, jadi aku siramkan saja padanya".

Nasya bercerita pada Bu Melati dengan antusias, melihat sang nenek juga terlihat sangat ingin mendengarkan ceritanya.

"Benarkah? Apakah lukanya parah? Nenek harap lukanya dapat membuat dia sadar untuk memberikan uang terakhir itu dan tidak lagi menunjukkan batang hidungnya dihadapanku".

"Aku juga tidak tahu. Tapi karena supnya sangat panas. Sepertinya akan membuat kulitnya melepuh", ujar Nasya dengan sikap tenang

"Bukan masalah besar. Anggap saja itu sebuah kecelakaan. Lagipula dia tidak akan mungkin berani menuntut kita hanya karena hal semacam itu". Bu Melati menanggapi dengan sikap acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan Dara meskipun dia juga cucunya.

"Benarkah, Nek? Apa nenek yakin kalau Dara tidak akan mengambil keuntungan dari masalah ini?".

Nasya masih terlihat khawatir jika sampai Dara muncul dengan mengungkapkan kasus ini padanya dan menekan.

"Nenek benar. Baiklah. Aku tidak akan peduli lagi dengan apa yang dia ocehkan"

"Bagus"

...****************...

Noey membuat postingan video dimana seorang laki-laki terlihat berdiri ditengah 2 orang wanita disana. Tak lama salah satu wanita itu menyiram wanita yang satunya dengan semangkuk besar sup panas sambil berteriak 'Dasar wanita rendahan tidak tahu diri'.

"Waah. Bagaimana bisa tidak ada yang menolong wanita itu? Jelas-jelas dia disiram sup panas".

"Rasanya ingin mencaci semua orang yang hadir disana"

Seperti biasa, Noey akan mendorong postingan itu untuk tetap berada ditrending topik hingga jadi perbincangan banyak orang. Ini pasti akan segera sampai pada tim bu Melati.

Benar saja, tak butuh waktu lama sampai bu Melati melihat postingan itu. Dia terlihat geram sambil memegang tongkatnya dengan erat.

"Bisa-bisanya gadis rendahkan itu melakukan hal seperti ini. Awas saja kamu!"

Tuut tuut tuut

Bu Melati langsung mengeluarkan ponselmya dan berusaha menghubungi Dara.

"Cepat angkat dasar gadis bodoh!", teriak bu Melati pada ponselnya sendiri

"Halo"

"Dara! Bisa-bisanya kamu melakukan ini pada keluarga sendiri?! Kamu ingin menjatuhkan martabat keluarga Darmawan, hah?!". Bu Melati langsung berteriak pada Dara begitu telepon mereka tersambung.

"Apa maksudnya, Nek? Sejak kapan kita satu keluarga? Bukankah Nenek sendiri yang bilang kalau kita tidak ada hubungan sama sekali?". Dara mengernyitkan dahi dengan sikap acuh tak acuh menanggapi ucapan sang nenek.

"Kamu! Kamu benar-benar tidak tahu diuntung!. Akan kupastikan kalau kamu menyesal dengan apa yang kamu lakukan ini!", teriak bu Melati sebelum menutup teleponnya.

Dara hanya diam tanpa bisa mengeluarkan air mata lagi.

1
율리
𝘐𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬?
𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘢𝘬 𝘥 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯, 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘬𝘢𝘬...
𝘶𝘥𝘩 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘵𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢
Alvi Mufi
Luar biasa
Alvi Mufi
Lumayan
율리
still waiting for continuation 🤗
율리
I'm always waiting for it to continue 🤗
율리: ?????
total 1 replies
Ana Rela
lnjut thor upx 🙏🙏🙏❤❤❤
Asyatun 1
lanjut
Ana Rela
lnjut thor upx🙏🙏🙏 ❤❤❤
mama_im
jangan sampai jadi sekertaris emil lah kak, keliahatan ada udang dibalik bakwannya
Ratna Anggraeni
lanjut kak,tetap semangat 💪💪
Reny Rizky Aryati, SE.: ada novel terbaru, tolong kasih sarannya 👋🎂
total 1 replies
Nayi Siti
aku lupa LG Thor crta , jd baca ulang LG,, lanjut Thor,
Asyatun 1
lanjut
Tama Ngenana
😭😭😭🙏🙏
Tama Ngenana
lanjut🤭
Tama Ngenana
jadi bosan🙏🙏
Tama Ngenana
kok tak ada romentisnya kn dh bersama🤭🤭
Tama Ngenana
baiknya di pertimbangkan dulu🤣🤣🤣
Tama Ngenana
❤️❤️❤️
Tama Ngenana
🥰🥰🥰🤭🤭
Tama Ngenana
Buruk
Eli Haryaningsih: Buruk dimananya? Biar saya diperbaiki. Kalau memang tidak sesuai dengan tema yg kamu suka, sebaiknya jangan dibaca. Kamu bisa coba buat cerita sendiri yg sesuai sama keinginan kamu /Smile//Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!