" Aku percaya suatu saat nanti kita akan saling mencintai dan menyayangi, walaupun sekarang kita disatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan, Tetapi hati seseorang siapa yang akan bisa menebaknya " Fadly ".
" Aku tidak tau apakah aku pantas bersanding dengan dirimu yang hampir sempurna di mata diriku, berbeda dengan aku yang jauh dari kata sempurna untuk menjadi wanita idaman " Azura".
Namun aku percaya kalau kita memang sudah di takdirkan bersama, maka semua kesulitan dan cobaan akan bisa kita hadapi bersama hingga pada saatnya yang kita rasakan adalah kebahagian setiap harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novi yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part Sembilan Belas
" Dek jangan kayak gitu enggak sopan tau, itu juga suara kamu besar banget sampek-sampek orang jadi pada ngelihat kesini semua " ucap Fadly menegur Azura.
" Habisnya aku kesal Mas, itu mbak-mbak kecentilan banget sampai ngeliatin kamu enggak ngedip gitu, udah tau ada cewek si sampingnya tapi masih aja centil " jawab Azura bete.
" Kamu cemburu ya " tanya Fadly menggoda Azura sambil mencolek dagunya Azura membuat muka Azura memerah.
" Ihh siapa juga yang cemburu, aku cuma enggak suka aja sama sikapnya Pramugari itu, enggak ngerhargain aku banget yang duduk di samping kamu " jawab Azura ngeles menyembunyikan rasa cemburunya, bagaimanapun juga Azura merasa malu kalau terus di goda oleh Fadly.
" Yaudah kamu tenang dulu jangan marah-marah lagi, enggak baik buat kesehatan " ucap Fadly sambil mengelus kepala Azura dengan lembut dan penuh kasih sayang.
" Kamu tidur sini, perjalanan kita lumayan lama dan melelahkan jadi kamu istirahat aja Dek " ucap Fadly lagi sambil meletakan kepala Azura ke bahunya.
Perlakuan Fadly yang begitu manis dan lembut tentu saja membuat Azura begitu senang bukan kepalang, Azura berfikir kehidupannya setelah menikah akan berubah seperti di neraka.
Namun semua itu berbeda jauh dari pemikiran buruknya selama ini, apalagi kini Azura merasa sangat beruntung bisa menemukan suami seperti Fadly, lelaki yang begitu penyayang, lemah lembut, baik dan yang paling penting adalah wawasan ilmu Agamanya yang begitu luas.
Meskipun mereka baru menikah beberapa hari namun Azura sudah dapat merasakan kebahagian bersama suaminya dan Azura berjanji dalam hatinya bahwa ia akan belajar mencintai Fadly selamanya sampai maut memisahkan mereka.
Ya, begini takdir, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya bahkan untuk beberapa menit kedepan pun, kita sebagai manusia biasa tidak ada yang bisa mengetahuinya, begitu juga urusan jodoh.
Fadly yang awalnya ingin di jodohkan dengan kak Rinjani oleh orang tua Azura namun sekarang yang menjadi istri Fadly adalah Azura, Manusia hanya bisa merencakan segala sesuatunya namun jika yang Maha Kuasa tidak merestuinya maka semua rencana itu tidak akan berjalan seperti yang kita harapkan.
Jika yang Maha Kuasa menilai bahwa yang kita rencankan tidak baik menurutnya dan keingianan kita harapkan tidak terkabul maka janganlah berkecil hati namun percayalah bahwa di balik itu semua ada sebuah Hadiah yang lebih besar, lebih manis dan lebih indah yang telah di persiapkan untuk kita.
***
Diberitahukan kepada penumpang bahwa kita akan mendarat di Bandar Udara Utorom Papua Barat, diharapkan kepada semua penumpang untuk mengencangkan sabuk pengaman, terima kasih.
Suara pemberitahuan bahwa mereka akan segera sampai membuat Fadly yang sedari juga ikut terlelap mulai terbangun namun perempuan yang tidurnya seperti kebo di sampingnya itu malah terlihat tidak terusik sama sekali.
Walaupun sebenarnya Fadly merasa tidak tega membangukan Azura, apalagi melihat wajah Azura yang terlihat begitu damai saat tertidur membuat Fadly menjadi tidak tega namun mau tidak mau Fadly tetap harus membangunkannya.
" Dek bangun kita udah sampai " ucap Fadly sambil mengelus-ngelus pipi Azura hingga membuat Azura bergerak karena terusik.
" Iya Mas " jawab Azura sambil duduk dengan benar dan mengucek-ngucek mata.
***
Saat ini keduanya sudah turun dari pesawat dan senang menunggu supir yang sudah disewa oleh orang tuanya Azura untuk mengantar kemana pun mereka ingin pergi selama di Pupua, namun sudah 5 menit mereka menunggu sang supir belum juga terlihat.
Tit...tit...titt
Suara klakson mobil yang terdegar membuat Azura dan Fadly mengalihkan perhatiannya.
" Mas Fadly sama Mbak Azura ya " tanya Supir tersebut.
" Iya Pak " jawab Fadly.