Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Menginap
"Aku rasa kita memang harus cari hotel untuk menginap. Tidak mungkin kita melanjutkan perjalanan ini. Ini sudah malam. Kita sudah terlalu lama terjebak disini Zeline. Kita akan pulang besok pagi"
Apa lagi ini? Menyebalkan sekali! Dia memang selalu berbuat sesukanya. Apalagi jika bukan mengambil kesempatan dalam kesempitan!
"Tidak mau! Aku mau pulang saja. Jika Anda tidak mau menyetir lagi ya sudah, biar aku saja yang menyetir!"
"Cihh! Ini sudah jam 9 lewat Zeline. Kita juga belum makan malam. Kita cari hotel terdekat. Habis itu kita lanjut makan malam. Kita lanjutkan perjalanan besok pagi saja. Lagian siapa yang mengizinkanmu memakai mobilku??"
"Aku tidak mau! Pokoknya aku tidak mau menginap dihotel lagi dengan Anda. Jika aku tidak boleh memakai mobil Anda ya sudah! Biar aku turun dan naik taksi saja!" Sebenarnya Zeline juga sangat lapar, namun tentu saja ia tidak mau berlama-lama apalagi sampai menginap dihotel lagi bersama Aldigar. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya lagi nanti.
"Jangan gila Zeline! Apa kamu mau sampai kerumah jam 1 malam? Lagian mana ada taksi yang benar malam-malam begini? Kalau kamu diapa-apain bagaimana?"
"Cihh! Justru aku lebih takut diapa-apain oleh Anda! Aku tidak mau, aku tidak mau menginap! Lebih baik aku pulang!"
"Astagaaa! Apa aku seburuk itu dimatamu???" Aldigar juga terlihat sudah kesal, namun suara perut Zeline langsung membuatnya mereda seketika.
Kruyuk... Kruyuk...
"Kan? Suara apa itu? Kamu juga lapar kan? Jangan menyiksa anakku Zeline. Aku bilang menginap ya menginap! Kamu tidak boleh membantahku!"
"Cihh! Sejak kapan Anda peduli? Ini anakku bukan anak Anda!"
"Huhhh!"
Aldigar kembali menghela nafas panjang. Ia tidak ingin berdebat dengan Zeline lagi. Setelah keluar dari jalan mencekam itu Aldigar mengarahkan mobilnya ke hotel berbintang yang terdekat.
Setelah sampai keduanya pun langsung memesan 2 kamar ke resepsionis.
"Maaf sebelumnya Tuan. Sisa kamar cuma 1, karena ada 1 unit dalam masa perbaikan. Kebetulan penginap hari ini full," Jelas pihak resepsionis setelah menerima chek-in dari Aldigar.
Bagaimana ini? Tidak ada pilihan lain. Ini sudah begitu malam.
"Ya sudah bagus. Saya pesan 1 kamar yang itu saja. Istri saya memang sedang ngambek, dia ingin pisah kamar namun takdir berkata lain. Ternyata kita memang harus 1 kamar, ya kan sayang?" Rangkul Aldigar ke Zeline sambil tersenyum menatap pihak resepsionis agar mereka tak curiga.
"Semoga cepat berbaikan ya Tuan dan Nyonya" Sahut pihak resepsionis juga dengan penuh senyuman dan harapan.
"Terimakasih.."
Sementara Zeline sudah melotot tajam menatapnya. Ia ingin sekali menginjak kaki lelaki ini karena selalu bersikap semaunya.
Dihh! Apa dia bilang tadi?
"Tidak ada pilihan lain! Apa kau tidak lapar?" Bisik Aldigar yang tahu kalau wanita disebelahnya ini terlihat semakin kesal padanya.
Pihak resepsionis pun langsung mengurus penginapan mereka. Sementara Aldigar juga memilih untuk mengajak Zeline makan malam terlebih dahulu.
"Makanan apa yang kamu mau? Pilih saja apapun yang kamu mau. Biar aku pesankan?"
Aku malas sekali makan dengan orang ini! Tapi aku juga sangat lapar.
Zeline pun memesan sesuai selera lidahnya saja. Ia juga takut mual-mual nantinya. Keduanya langsung menikmati makan malam dilantai VIP di hotel itu.
Kini waktu makan malam telah usai.
Keduanya sudah berada didepan unit kamar mereka untuk menginap.
"Aku tidak mau tidur disini." Ujar Zeline lagi setelah melihat unit mewah kamar itu dan masuk kedalamnya.
Dia kumat lagi!
"Kamu tenang saja. Nanti kamu tidur diranjang. Biar aku tidur disofa,"
"Tetap saja. Seruangan dengan Anda!"
Astagaaa! Apa aku harus tidur di genteng sekarang supaya membuatnya tenang?
Lagi-lagi Aldigar menghela nafas panjang. Baru kali ini kesabarannya diuji habis-habisan jika ia sedang bersama wanita ini.
"Aku tidak akan berbuat apa-apa padamu Zeline. Jika ada borgol, borgol aku saja jika kamu tidak percaya! Mana aku tega melakukan hal itu padamu, sedangkan kamu sedang hamil muda, astagaaa! Dan seandainya aku waras waktu itupun aku tidak akan berbuat seperti itu padamu sekalipun kamu sedang telanjang. Jikapun kamu telanjang sekarang aku juga tidak akan berbuat apapun padamu. Percayalah.." Aldigar sudah tidak tahu lagi harus seperti apa menyikapinya. Jujur saja memang tidak ada niatan jahat sedikitpun padanya saat ini, cukup waktu itu.
Dihh! Dia pikir aku akan percaya. Buaya bisa berbicara apa saja.
Zeline hanya menatap sengit Aldigar. Ia pasrah dan memilih duduk dipinggir ranjang karena letih. Sementara Aldigar langsung bergegas membersihkan dirinya sebelum tidur.
Sekitar 15 menit berlalu Aldigar pun keluar juga dari bathroom itu dan masih mendapati Zeline yang terduduk dipinggir ranjang.
"Kamu belum ngantuk? Apa kamu juga tidak ingin membersihkan dirimu dulu?" Tanya Aldigar setelah selesai membersihkan dirinya.
Zeline terlihat fokus menatap layar ponselnya lagi. Sepertinya ia sedang sibuk chatingan dengan seseorang. Mendengar pertanyaan Aldigar tadi pun Zeline hanya menggeleng, ia memang tidak ingin melihat wajahnya. Ia terlihat ngantuk sekali dan letih,jadi ia tidak ingin membersihkan dirinya. Yang ia rasakan saat ini juga ia tidak ingin sekamar dengannya, itu saja.
Tanpa sadar Aldigar sudah terduduk di sampingnya. Ia terlihat membawa tisu basah.
"Bersihkan dirimu dulu. Setelah ini tidurlah," Ujar Aldigar yang langsung mengambil satu tangan Zeline yang sejak tadi fokus bermain ponselnya itu.
Zeline nampak terkejut sebenarnya, namun melihat tingkahnya ini membuatnya terdiam.
"Apa yang Anda lakukan?" Tetap saja, semakin lama ia tidak tahan dan ingin protes pada tingkahnya ini.
"Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Setelah ini tidurlah. Ini sudah malam," Aldigar membersihkan kedua tangan dan lengan Zeline dengan tisu basah itu, entah darimana ia mendapatkan tisu basah itu? Tapi yang jelas tingkahnya yang lembut ini membuat Zeline tertegun.
"Angkat kakimu," Titahnya lagi, bahkan terdengar lembut sekali seperti terpaan kapas.
A-apa? Dia ingin membersihkan kakiku juga?
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Tetap saja Zeline terlihat sungkan Aldigar bersikap baik padanya tiba-tiba. Bisa jadi ada maunya, pikirnya.
Tetapi tidak dihiraukan juga oleh Aldigar, karena Zeline tidak bergerak ia langsung mengangkat kaki Zeline dengan lembut untuk membersihkannya sebelum tidur. Bahkan ia memangku dipangkuan kakinya sendiri sekarang.
Sekarang Zeline sudah bersih. Aldigar pun bergegas tidur disofa untuk segera istirahat. Melihat tingkah Aldigar yang sedikit menyakinkan dan membuatnya tenang tadi membuatnya ingin tidur juga sekarang.
Kenapa dia bersikap seperti itu tadi? Dia yakin akan tetap tidur disofa? Sudahlah, aku juga ngantuk. Liat saja jika dia berani macam-macam padaku lagi. Aku tidak akan memaafkannya! Kubunuh dia sekarang bila perlu!
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/