Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Sepihak
"Iyaa aku tahu, Ra. Itu makanya aku membutuhkanmu, tolong tampar aku untuk membuatku sadar, Ra. Untuk tidak terlalu larut dalam cinta sepihak ini, rasanya sakit, aku ingin menghilangkan rasa sakit ini."
Tiara menjauhkan sedikit badannya untuk menangkup pipi Keizaa,
"Bisa saja kamu salah menginterprestasikan rasa suka adik sepupu sebagai rasa cinta. Cinta tidak mungkin datang secepat itu, Zaa. Butuh proses untuk masuk ke tahap mencintai, mungkin kamu hanya sekedar mengaguminya saja, dan kamu tidak ingin membaginya dengan yang lain, tapi belum tentu juga itu cinta."
"Aku juga berharap seperti itu, Ra. Tapi aku sudah menciumnya, itu ciuman pertama untukku, dan juga untuknya." aku Keizaa.
"Ya Tuhan, kapan?"
Keizaa melangkah pelan menyusuri pantai, membiarkan deburan ombak membasahi kaki telanjangnya sampai batas betisnya.
"Kamu masih ingat saat Evan mencoba menciumku di taman sekolah, dan Alson Oppa menjemputku?" tanya Keizaa dan Tiara mengangguk,
"Iya aku ingat itu."
"Saat itu dia mengajakku ke taman kota, awalnya aku memang salah. Aku memintanya untuk menciumku, tentu saja dia menolaknya. Tapi pada akhirnya dia luluh juga, dan mencium bibirku. Sejak saat itu aku tidak bisa lagi menatapnya tanpa teringat pada ciuman pertama kami."
Keizaa menghela nafas panjang sebelum melanjutkan, "Tapi yang kedua kalinya itu dia yang mulai menciumku, itu yang aku sesalkan, Ra. Kenapa dia bersedia menciumku padahal dia sudah memiliki tunangan?!! Enam tahun!! Mereka dijodohkan sejak umur enam tahun!! Bagaimana bisa Alson Oppa melupakan kenyataan itu?!! Atau..."
"Atau apa?"
Keizaa menunduk, nafasnya kembali tercekat, "Atau aku hanya sebagai pelampiasannya saja? Media untuknya belajar ciuman, supaya dia tidak terlihat polos di depan tunangannya nanti? Apa dia sudah memanfaatkanku?"
"Aku rasa bukan itu alasan kak Al menciummu." lalu secara tiba-tiba Tiara balik badan ke arah Keizaa, "Jangan-jangan kak Al juga memiliki perasaan yang sama denganmu?!" tebaknya.
Keizaa tertawa hambar, "Mungkin kalau gajah punya sayap." nada skeptis dalam suara Keizaa membuat Tiara meringis.
"Terdengar seperti mustahil kak Al menyukaimu, Keizaa, kamu tuh cantik, dan cantik saja tidak cukup, kamu juga memiliki hati yang baik. Kamu mudah berbagi kepada yang lebih membutuhkan, siapapun pasti akan jatuh cinta padamu, termasuk kak Al."
"Aku justru berharap Alson Oppa tidak mencintaiku. Aku tidak mau jadi orang ketiga diantara mereka. Aku sudah bertekat akan melepasnya." Keizaa terdiam lalu menertawakan dirinya sendiri,
"Melepasnya, seperti sudah terjalin hubungan serius saja di antara kami. Semoga ini hanya cinta sesaat untukku. Aku hanya harus mengalihkan perasaanku pada pria lain iya kan, Ra?"
Sambil tersenyum lebar, Tiara menggenggam kedua tangan Keizaa, mereka saling berhadapan dengan sesekali sapuan ombak menyentuh kaki mereka.
"Itu baru Keizaa si pemberani. Besok malam tahun baru. Kamu harus menyambutnya dengan penuh semangat baru. Untuk menyongsong kehidupan baru, dengan cinta yang baru, Ok." tegas Tiara.
Keizaa mengangguk setuju, "Kamu memang teman terbaik yang aku punya. Kamu selalu bisa bersikap bijak. Mau kah kamu menjadi kakak iparku?" tanya Keizaa sambil nyengir.
Tiara langsung menjitak kepala Keizaa, "Sembarangan, aku tidak mau yaa di jodoh-jodohin seperti itu. Apalagi dengan kakakmu, bisa-bisa aku tidak dapat tidur nantinya."
"Kenapa?" tanya Keizaa sambil mengelus kepalanya.
"Terlalu ganteng dan menawan, aku tidak mau hatiku selalu was-was, karena takut wanita lain merebutnya dariku. Lebih baik yang biasa saja. Jadi aku tidak perlu mengkhawatirkannya, biar saja pria itu yang mengkhawatirkan aku." jawab Tiara, dan mereka pun langsung tergelak.
**********
Setelah berusaha sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak mengejar Keizaa tadi, akhirnya Alson bisa melepaskan diri dari keluarganya dan juga keluarga Clarissa.
Dengan alasan ingin membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum acara makan malam nanti, Alson masuk ke kamarnya hanya untuk keluar lagi melalui jendela kamar.
Alson tahu Keizaa pasti syok saat mengetahui Clarissa adalah tunangannya. Dan ada raut kesedihan di wajah putihnya saat Alson resmi bertunangan tadi.
Memang tidak ada hubungan apapun di antara mereka berdua. Tapi entah kenapa ada keinginan kuat dalam diri Alson untuk menjelaskannya pada Keizaa, perlu atau tidaknya penjelasannya itu tergantung perasaan Keizaa padanya.
Tebakan Alson kalau Keizaa ke pantai ternyata benar, Alson melihat siluet Keizaa dan sahabatnya Tiara sedang bermain air, mereka tertawa riang sambil memercikan air ke wajah satu sama lain.
Apa aku telah salah sangka? Apa hanya perasaanku saja kalau Keizaa terlihat terpukul dan sedih karena pertunanganku? Apa itu hanya harapan terbesarku saja kalau Keizaa memiliki perasaan untukku? Karena sudah jelas sekarang, aku telah jatuh cinta padanya.
Tapi sepertinya ini hanya cinta sepihak saja. Keizaa terlihat biasa saja dengan pertunanganku dan Clarissa. Dia tampak bahagia sekarang, seperti tidak terjadi apapun yang menyakitinya.
Awalnya aku takut kalau tanpa sengaja aku telah membuatnya jatuh cinta padaku. Dan aku telah menyakitinya dengan pertunangan ini, tapi ternyata dugaanku itu salah.
Haruskah aku bersyukur karenanya? Atau bersedih karena ternyata Keizaa tidak menaruh hati padaku?
Mungkin ini adalah cara Tuhan untuk mengingatkanku, Kalau aku telah memiliki tunangan, dan aku tidak berhak mencintai dan dicintai wanita lain selain tunanganku.
Mungkin inilah cara Tuhan untuk menghukumku. Karena sudah berpaling dari tunanganku. Karena aku lebih mencintai wanita lain alih-alih tunanganku. Calon istriku.
Jadi aku hanya bisa mencintai, tanpa bisa dicintai oleh wanita pujaan hatiku itu. Keizaaku, Snow white ku. Inikah akhir kebersamaan singkat kita, Snow.?
Alson balik badan dan dengan berbagai macam pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya, ia kembali ke resort, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya dengan penuh tanda tanya, sampai seseorang menarik pundaknya.
"Selamat broo untuk pertunanganmu." seru Kenzie sambil memeluknya.
"Gila, sudah selama itu kau bertunangan tapi tidak pernah sekalipun cerita padaku." lanjut Kenzie sambil melepas pelukannya dan meninju pundak Alson hingga meringis.
Alson mengelus pundaknya, "Belum waktunya saja Zie."
"Dimana tunanganmu? Aku belum melihatnya lagi sejak kalian resmi tunangan tadi." tanya Kenzie.
Alson mengangkat bahunya, "Aku mandi dulu, kalau ada yang mencariku."
Alson kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, dan langsung menuju kamar mandi. Ia berendam dan berelaksasi di semburan gelembung yang menghasilkan air hangat di kolam Jacuzzi.
Badannya terasa remuk, terutama tangan dan punggungnya setelah hampir dua jam mendayung saat arung jeram tadi.
Aerator yang menghasilkan gelembung-gelembung seakan memberikan pijatan pada telapak kaki, sehingga Alson merasa sangat nyaman, hingga memejamkan kedua matanya.
Dan bayang-bayang kebersamaannya dengan Keizaa tadi kembali masuk ke dalam pikirannya, seolah-olah tidak bisa lepas dan menghilang karena sudah terpatri di dalam ingatannya, di dalam hatinya.