Apa jadinya jika hidup di jaman para pendekar tidak bisa berlatih tenaga dalam?
." apakah kamu ingin menjadi kuat dan membalas dendam wira?"
"'iya tentu saja kek.."
" jika aku bilang kamu tidak bisa membalas dendam kamu percaya?"
" Wira kenapa kakek?"
Begini Wira,, 3 jari dibawah pusar ada satu titik vital sebagai pusat tenaga dalam pada manusia.
titik vital yang ada di dalam tubuh mu akibat pukulan Sura Keling,entah dia sengaja atau tidak , telah terluka sangat parah.
menurut perhitungan ku, kemungkinan besar telah hancur, semoga saja itu salah.
aku tak tau apakah di masa depan kamu bisa sembuh atau tidak, yang jelas untuk saat ini kamu tidak mungkin bisa membangkitkan tenaga dalam mu... entah sampai kapan..
maaf Wira..tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menolong mu, aku sangat berharap hitungan ku salah.
benarkah demikian? di dunia ini segala nya tak pasti, hanya satu yang pasti , yaitu mati !
cerita ini masih tersambung dengan cerita "tahta berdarah sang pangeran"!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lahar panas pengubah takdir
" aghhhhh'"
nyi gendis berteriak sambil memegangi perut , ada ledakan dahsyat di dalam tubuhnya, seketika semua bagian dalam dinding perut nya serasa terbakar
hawa sangat panas dengan cepat menyebar dari perut naik ke tenggorokan, tenggorokan itu terasa sakit, nafas nyi gendis tersendat sendat, mata nya mendelik, dengan sisa sisa tenaganya dia hanya bisa memaki
" bangssat....kau.."
Tubuh telanjang nyi gendis perlahan lahan menjadi hijau tua, ketika di pegang badan nyi gendis panas, seprai alas peraduan saja sampai sedikit gosong.
nyi gendis terkulai, nyi gendis yang malang, dia mati mengenaskan ingin jadi pemangsa malah dia yang di mangsa, nyi gendis mati akibat karna perbuatan nya sendiri.
Sementara Wira masih terduduk diam di atas peraduan, dia merasa lega dan lapang
Perut Wira hangat, sensasi aneh dia rasakan seperti ada ular yang berjalan dari bagian bawah perut melewati semua pembuluh darah nya
' krek... krek.." tulang nya berderak,
" kaboom..." Wira seperti mendengar suara ledakan di dalam tubuhnya lalu rasa hangat mengalir, melewati urat urat nya, rasa nya seperti bebas dari kesemutan ,
"Krak...kretak..."
seluruh urat urat nya bertonjolan hawa hangat bolak balik dari perut ke seluruh jaringan urat kembali lagi ke perut .
Wira merasa seperti orang kekenyangan makan, perutnya membuncit, rasa hangat berubah menjadi rasa panas ,
dia teringat akan pelajaran nya tentang tenaga dalam, tak membuang waktu dia duduk bersila, berkonsentrasi,mulai mengatur irama nafas nya,
tiap satu siklus nafas ,dia bisa mendengar bunyi tulang dan urat nya bergelatak ,bunyi itu terdengar hingga tujuh atau delapan kali ..
semburat cahaya matahari pagi menerobos mata Wira, dia tersadar dan membuka matanya, dia merasa segar dan penuh tenaga, dia bangkit, turun dari peraduan ,dia tersentak kaget, baru menyadari dirinya telanjang bulat, disamping nya juga ada tubuh telanjang nyi gendis yang menjadi hijau
dia melihat seluruh tubuh nya tertutup kulit kering seperti keropek koreng bekas luka, dia mencongkel sedikit keropek yang ada di tangan nya,
" huek...."
Wira nyaris muntah, keropek itu berbau busuk
,dia mencari kolam mandi, untunglah tempat itu ada di dalam pondok,Wira tak repot lagi pergi mencari sungai,
butuh banyak air dan daun pewangi untuk membersihkan keropek yang bau di seluruh tubuh Wira, untung kolam mandi ini terus terisi air dari mata air jernih yang ada di bawahnya.
setelah sekian lama mandi, bau itu hilang,
Wira merasakan seperti terlahir kembali, tubuhnya terasa ringan tapi terasa penuh tenaga ,
saat dia mengenakan celana dia bengong , celana nya terasa sempit,dia mengamati tubuhnya, dia baru sadar warna kulit tubuhnya dari coklat menjadi putih dan halus mulus, dibagian perut nya terlihat otot otot yang bertonjolan ,
penasaran dia duduk di tepian kolam , bayangan wajahnya terpantul di air kolam, wajahnya terlihat lebih tampan dan segar, namun dia kaget, rambut panjang nya yang hitam juga telah berubah warna menjadi perak, seperti rambut beruban tapi agak kelabu.
Wira terdiam, akhirnya memakai pakaian lengkap "walau kekecilan tak apalah daripada telanjang.."
"; wutt.. wutt"
diluar pondok dia memainkan jurus jurus walet kidul
ini memang satu satu nya jurus silat padepokan segara kidul yang paling dia kuasai hingga tingkat sempurna ,
Wira menghembuskan nafas menutup jurus nya,
terbiasa setelah latihan jurus baru berlatih tenaga dalam, kali ini pun sama dia duduk bersila, mengkonsentrasikan fikiran , dia mulai berlatih membangkitkan tenaga dalam
semua lancar seperti biasa, rasa hangat terasa di perut, , rasa hangat di perut tidak hilang seperti biasanya malah semakin terasa agak panas.
Wira berkonsentrasi penuh dengan irama nafasnya , pelan pelan mengalirkan hawa panas naik ke dada, terus ke pundak , terus turun ke tangan, semua lancar, tangan nya bergetar halus, hawa panas terasa di telapak tangan kanan nya
" hiatttt.."
Wira menghentak kan nafas nya , berteriak sambil memukul batu besar di dekatnya
" blarrrr.."
batu gunung sebesar anak sapi meledak ,tak puas dia melompat, menghantam kan tangan nya ke sebatang pohon pinus yang lumayan besar..
" kretak gubrak..."
batang pohon pinus hancur di hantam Wira
" hahaha...aku sembuh..aku normal..hahaha"
Wira melompat lompat sambil berteriak kegirangan, sekian tahun dia tersiksa , akhirnya bebas juga.
Wira menenangkan diri, Memikirkan semua yang terjadi , bermula dari apa yang dia lakukan bersama nyi gendis, saat memikirkan itu darah nya berdesir,
Akibat pukulan Sura Keling, titik vital nya bukan hancur seperti perkiraan Ki Tepus, titik vital itu tertutup darah beku,
darah beku itu seperti sampah yang mengendap,berhawa panas serta berbau busuk pasti juga mengandung racun.
Saat Wira terpuaskan, dia mengeluarkan sari Pati hidupnya, kemudian otot perut nya berkontraksi ,ditambah lagi ada kekuatan hisap yang datang dari nyi gendis, membuat darah beku itu langsung terkikis.
darah beku yang terkikis keluar melalui saluran kencing dan malah disedot dengan rakus nya oleh nyi gendis sampai habis tak bersisa,
takaran racun yang masuk tubuh nyi gendis jauh diluar batas toleransi yang sanggup dia terima ,hawa panas melukai organ dalam tubuh jelas saja membuat nyi gendis mati konyol!
Wira telah lama berlatih tenaga dalam, mungkin ada sisa energi yang terpendam, saat titik vital itu pulih,energi terpendam itu langsung terserap, membuat titik vital nya langsung berkembang,seperti tanaman layu tersiram air, kembali segar,
saat Wira berkonsentrasi mengatur ritme aliran nafas nya, dia juga membangkitkan tenaga dalam nya, titik vital pusat tenaga dalam yang dalam keadaan segar, bekerja optimal, melancarkan pembuluh darah nya, membuang kotoran kotoran yang tersumbat disana melalui pori pori,
sayang energi itu kebanyakan, metabolisme tubuhnya jadi berlebihan hingga mengakibatkan perubahan warna kulit,rambut dan tulang nya.
Mungkin seperti itulah gambaran umum tentang perubahan Wira Sena.
" hmmppp masa bodo apapun yang terjadi dengan ku tak perlu dipikirkan lagi yang penting sekarang aku telah sembuh "
berpikir sebentar , dia menggali sebuah lubang yang dalam ,dan mengubur kan mayat nyi gendis disana.
" terimakasih nyi.. Suka tidak suka engkau lah penolongku , engkau yang membantu ku.."
Wira berjongkok di depan makam nyi gendis, dia memberi tanda makam itu dengan sebuah batu, menaburi nya dengan bunga bunga wangi.
Wira duduk diatas batu makam nyi melepas baju nya yang kekecilan, dia mengganti nya dengan rompi
" ah.. baru ingat.. kulit itu., baiknya aku periksa lagi kulit itu.
Kulit itu tampak hanya selembar, namun tebal dan lebar.
Wira membentangkannya di atas batu datar. Di bawah terik matahari, permukaannya perlahan mengerut, seakan terkelupas dengan sendirinya. Jemarinya meraba hati-hati, mengangkat lipatan di tepi. Satu lembar tipis, bahkan lebih tipis dari kertas, terlepas. Di bawahnya, kerutan lain menunggu.
Satu demi satu ia angkat—lembar demi lembar—hingga genap dua belas lembar tersingkap.
Di tiap lembar terdapat tulisan dan gambar yang rapat, Wira menyusun 12 lembaran itu sesuai tanda yang tertulis di bawah tiap lembarnya.
lembaran pertama terdapat tulisan besar ," tapak ombak 7 samudra, lalu lembar berikut nya pengenalan ajian tapak ombak 7 samudra,
lembaran lembaran selanjutnya adalah gambar tentang cara berlatih tenaga dalam berikut gambar jurus jurus ombak 7 samudra , lengkap dari tingkat 1 sampai tingkat 7
sebagai penutup nya adalah cara untuk membuat lembaran lembaran tipis ini jadi satu lembar saja seperti semula .
" terima kasih kakek.." Wira Sena berkata lirih