NovelToon NovelToon
TUAN & NONA MUDA

TUAN & NONA MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Lari dari Pernikahan / Cinta pada Pandangan Pertama / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:967
Nilai: 5
Nama Author: nitapijaan

"Selain sering berbicara kaku seperti Google translate, kamu juga tidak peka, Peony. Mengertilah, Aku menyukaimu sejak awal!!" — Van Jeffdan Admaja.

"Maaf, Saya hanya berusaha bersikap profesional, Tuan.” — Peony Thamyta Sedjatie.

***
Peony adalah tuan putri manja yang segala sesuatunya selalu di siapkan oleh para pelayan.
Makan dari sendok emas. Kehidupan layaknya tuan putri yang keinginannya selalu di turuti sang raja. Itulah Peony Thamyta.

Hidupnya serba mewah, apa yang dia inginkan hanya perlu dia katakan dan beberapa menit setelahnya akan menjadi kenyataan.

Setidaknya, hal itu terus berlanjut sebelum Ayahnya —Darius Sedjatie, tiba-tiba menjodohkan Peony dengan anak teman bisnisnya.

Peony yang merasa belum siap menikah pun menolak! Berharap keinginannya kali ini akan terkabulkan, tapi sayangnya kali ini keberuntungan Peony seolah hilang. Darius tak mau menurutinya lagi, sehingga lelaki paruh baya itu menawarkan sebuah perjanjian gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nitapijaan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Jihan

Pagi pertama bagi Peony, dimana dirinya kini telah resmi bekerja sebagai asisten tuan muda Van Jeffdan. Peony menyiapkan perlengkapan kantor Jeffdan.

Setelah selesai menyiapkan pakaian untuk sang tuan muda, kini ia berganti untuk menyiapkan secangkir Teh chamomile yang di sukai lelaki itu.

Peony turun ke lantai bawah mansion, untuk menuju ke dapur. Di tengah perjalanan menuju arah dapur, dia tersentak kala seseorang tiba-tiba saja memegang bahunya dari belakang.

Ah, ternyata itu adalah Tzuyu sang nyonya besar di rumah ini. Peony jadi canggung sendiri kala di tatap seintens itu oleh Tzuyu.

“Apakah anda perlu sesuatu, nyonya?” Tanya Peony setengah gagap.

Tzuyu lantas terkekeh kecil mendengar penuturan gagap dari asisten anaknya itu, “Hei, kenapa kamu gugup? Kamu takut kepadaku, ya.” Alis Tzuyu memincing. Peony menggeleng sesaat.

“Tidak nyonya, bukan begitu maksud saya.”

‘Huff, kenapa dia terlihat sangat manis begitu? Apakah aku terlihat menyeramkan? Sampai-sampai dia terlihat ketakutan padaku?’ Monolog wanita paruh baya itu dalam hatinya, sembari menatap wajah Peony.

“Kamu mau ke mana?” Tanya Tzuyu.

Peony yang awalnya menunduk pun beralih mendongak, menatap sang Nyonya besar dengan wajah kebingungan. “Anu, saya ingin pergi ke dapur menyiapkan teh chamomile untuk tuan Jeffdan, nyonya.” Jawab Peony begitu lancar dan tanpa jeda di tengah-tengahnya. Memang utusan google translate sekali ya. Hha.

“Peony, tolong bernafaslah dengan baik.” Ucap Tzuyu, lalu melenggang pergi menuju meja makan.

Gadis itu memicingkan matanya bingung, apakah dia tidak salah dengar tadi? Tzuyu, sang nyonya besar baru saja memintanya untuk bernafas dengan baik?

Apakah dia terlihat kesusahan bernafas tadi? Atau kah ada yang salah dengan Peony? Hei, tolong sadarkan Peony dari lamunannya. Sampai kapan dia akan berdiri seperti itu?

Tolong ingatkan pada Peony juga, bahwa dia harus segera menyiapkan teh chamomile untuk tuan mudanya.

•••

“What! Jadi paman dan bibi sengaja memperkerjakan Peony pada si Van sialan Jeffdan itu?” Pekik Tani tak tertahankan.

Dia menatap nyalang ke arah Darius dan Ndari yang tengah terkikik geli. “Haishh, Uncle aunt, kalian tau kan jika si sialan Jeffdan itu suka sekali memberikan pekerjaan berat kepada bawahannya?!”

Darius mengangkat bahunya acuh, “Tidak akan, jadi kamu tenang saja. Tidak perlu khawatir,” jawabnya masih terlihat santai.

“Astaga, tidak bisa di percaya!? Padaku saja dia seperti itu, mana mungkin pada Peony akan sebaik itu. Apa lagi mereka kan baru mengenal.” Tutur Tani masih dengan nada kesal.

Ndari yang melihat tingkah Tanu pun hanya bisa mengulum senyum, “Percayakan saja pada kami, Tani. Lagian, jika Jeffdan akan membebani Peony terlalu banyak, bukankah kamu siap membantu, hmm?” Ujarnya.

“Ish, mana mungkin Onti, aku saja sibuk dengan kertas-kertas yang akan di berikan Jeffdan setiap detiknya nanti!!”

Darius dan Ndari menghela nafas pelan, inilah salah satu sikap Tani yang amat mereka tidak sukai. Perempuan itu selalu saja berlebihan mengenai apa saja yang belum tentu terjadi.

Uh, membuat pusing kepala saja.

“Kamu bilang nanti kan? Bukan saat ini, jadi belum benar-benar terjadi kan?” Tanya Ndari, dan Tani mengangguk sebagai jawaban.

“Haishh, kamu ini! Kebanyakan menonton drama jadi begini. Lain kali tidak usah menonton film atau drama lagi! Bikin pusing saja.” Ujar Darius jengah.

Tani merengut tak suka, lantas segera mengajukan protesannya, “Haaah! Kenapa jadi para ‘drama’ yang di salahkan? Mereka kan diam saja, tidak mengganggu kalian juga.”

“Memang, mereka tidak mengganggu kami. Tapi mereka mengganggu kejiwaan Tani kita. Sana pergilah ke psikolog dan sembuhkan penyakit hiperbolamu.” Ndari lalu beranjak pergi, di ikuti oleh Darius yang menyusulnya.

“HA HA HA! Kamu di katai gila secara tidak langsung!” Ejek Darius sebelum berdiri dan melenggang pergi menuju kamarnya.

Tani merengut kesal, bisa-bisanya mereka berkata seperti itu. Untung dia bukan tipe orang yang terlalu membawa ucapan orang lain ke dalam hati.

“Menyebalkan sekali, tidak anak, tidak orang tuanya! Tingkah dan kelakuan sama saja. Huh, lebih baik aku segera ke kantor saja, entah kenapa tiba-tiba aku jadi kangen sendiri sama Nona manja Peonytha, hihi ...” Tani cekikikan sebelum benar-benar pergi dari ruang tamu mansion keluarga Sedjatie.

•••

“Haii, Kak. Lama tidak bertemu.”

“Ya, Lucas, lama tidak bertemu juga. Bagaimana kabar mu?” Yuka menggelengkan kepalanya singkat, lalu ikut duduk tepat di depan seorang perempuan cantik yang tengah sarapan pagi, di kantin kantor.

“Not good, and not bad. Kakak sendiri bagaimana?” Jawab Yuka, menatap wajah kalem dari sang Lawan bicara.

“Baik, tumben kamu kesini? Belum sarapan kah?” Tanya Jane, lantas Yuka mengangguk.

Jelas sekali jika lelaki itu berbohong, dia memang sengaja datang ke kantin kantor agar bisa menemui Jane, si pujaannya itu.

Jangan kalian pikir jika Tzuyu tidak akan memberikan Yuka makanan, bahkan tanpa di perintah pun Keponakannya akan mengambil makanannya sendiri.

“Kak Jane, bagaimana dengan Tesismu?”

Jane mendongak, dia meletakan sumpit yang tengah di gunakannya di atas meja. Lantas menatap wajah tampan Yuka, “Lancar, tinggal menunggu sidang saja.” Jawabnya sembari mengambil minuman yang terletak di samping kanan mangkuk, yang telah kandas isinya.

“Wah, Kak, aku jadi ingin cepat-cepat lulus.”

Jane memincing heran, “Kenapa?” Tanyanya, bingung.

Yuka cengengesan entah kenapa, “Hehe, agar bisa melamar Kak Jane, lalu menikah dan mempunyai keluarga kecil yang bahagia. Uh, aku jadi tidak sabar menantikan hal itu.” Ujarnya bangga.

“Hei, memangnya aku ingin menikah denganmu apa? Lagian, ya, lebih baik lulus tepat waktu, dari pada lulus cepat, tapi tidak mendapatkan apa-apa!” Yuka merengut sesaat mendengar penolakan dari Jane.

Belum apa-apa saja sudah di tolak, bagaimana jika nanti dirinya benar-benar ingin melamar Kak Jane kesayangannya itu?

Menghela nafas pasrah, sembari bersandar pada kursi yang di dudukinya. Yuka menatap sedih ke arah Jane, perempuan yang lebih tua dua tahun darinya. “Kak, kamu mematahkan hatiku ...”

•••

Jeffdan berdecak sebal, baru saja dirinya memasuki ruangan, Seorang gadis dengan gaya angkuh menyambut kedatangannya dan Peony, sembari duduk manis di sofa ruangnya.

Jihan, gadis yang amat di benci Jeffdan sejak sebelas tahun lalu. Bahkan lelaki itu tidak percaya jika Jihan masih menyandang status sebagai seorang Gadis.

Mengingat bagaimana kelakuannya saat-saat remaja! Membuat Jeffdan kesal dan semakin memaki perempuan cantik itu. Sudah sejak sebelah tahun silam, tapi Jeffdan belum juga melupakan sifat buruk yang di lakukan oleh ‘mantan kekasihnya’ dulu.

Di mana Jihan yang—

Ayolah, jangan ingatkan Jeffdan tentang kejadian menjijikkan itu. Dia muak.

Perempuan buruk dari yang paling buruk. Sungguh Jeffdan menyesal telah mempercayainya dulu.

“Pergi!” Ucap Jeffdan penuh penekanan, dan tak mau terbantah kan. Bahkan Peony yang mendengar itu sampai bergidik sendiri.

Aura yang Jeffdan keluarkan saat ini sangat lah tidak baik. Siapa pun, tolong bawa Peony pergi dari ruangan itu. Gadis itu memohon dalam hatinya.

“Jeff, Aku— “

1
DreamHaunter
Alur yang brilian
Oralie
Cerita yang menarik, gak capek baca sampe habis!
SGhostter
Thor bikin penasaran nih, ayo dong lanjut ceritanya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!