Karena pengaruh obat, Atharya sampai menjadikan gadis desa sebagai pelampiasan nafsunya. Tanpa di sadari dia telah menghancurkan masa depan seorang gadis cantik, yaitu Hulya Ramadhani.
Akan kah Hulya ihklas menerima ini semua? Apakah Atharya akan bertanggung jawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlukanya Hulya
Hulya sudah di bawa ke kamar tamu yang ada di rumah Katty. Tunangan Katty terpaksa membubarkan acaranya.
Tunangan Katty yang bernama Richard sangat marah pada Rachel, yang ternyata sepupunya. Ia memarahi Rachel tanpa henti. Rachel sudah mempermalukan dirinya dan Katty.
Athar di samping istrinya yang masih pingsan. Bajunya yang basah sudah di ganti oleh Katty sewaktu Athar bertengkar dengan Rachel tadi. Sean menyusul sahabatnya ke kamar Katty.
"Aku sudah menghubungi dokter. Lebih baik kalian pulang besok pagi." Ucap Sean pada Athar.
"Hmm terima kasih sudah membalaskan pada Rachel." Celetuk Athar tanpa menoleh.
Katty mengompres kening Hulya sambil menunggu kedatangan dokter. "Istri ku hamil, Kat." Lirih Athar.
Katty dan Sean sontak menoleh ke wajah sendu Atharya. Keduanya menghela nafasnya. "Hulya akan baik baik saja. Aku minta maaf yah atas ulah Rachel, Hulya harus mengalami hal yang buruk." Lirih Katty.
"Aku yang seharusnya minta maaf karena sudah merusak acara mu." Jawab Athar.
Richard masuk ke kamar tamu. Ia meminta maaf pada Athar atas apa yang Rachel perbuat. Richard juga meminta Athar dan istrinya menginap malam ini, ia khawatir dengan keadaan Athar dan Hulya.
Rachel sudah pergi dari sana bersama teman temannya. Sean juga pamit pulang. Dokter yang di hubunginya sudah datang memeriksa Hulya.
Athar menitikan air matanya. Ia tak menyangka jika istrinya akan mengalami pembulian oleh teman temannya sendiri. Seusai dokter itu memeriksa Hulya, ia juga mengobati luka di tangan Hulya.
Karena sewaktu Hulya jatuh ke dalam kolam renang, tangannya tanpa sadar tergores pinggiran kolam yang tajam.
"Kandungannya baik baik saja. Detak jantung janin normal. Hanya syok ringan. Tapi sebaikanya besok langsung dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memastikan kandungannya." Ucap dokter itu pelan.
Athar menuruti kata dokter itu. Selesai memeriksa Hulya dan memberinya obat. Katty mengantar dokter itu keluar. Ia balik lagi ke dalam kamar tamu sambil membawa makanan untuk Hulya.
"Thank you, Kat. Kau tidak pernah berubah." Ucap Athar.
"Oh come on, Thar. Kau sahabat baikku. Kau juga sudah banyak membantu ku." Jawab Katty dengan senyuman.
"Benar, kau sudah banyak membantu Katty dan aku tentunya. Demi mendapatkan cinta Katty, aku harus meminta bantuan mu dulu. Dia sulit sekali di luluhkan." Lanjut Richard.
Mereka bertiga menunggu Hulya sadar. Cukup lama Hulya pingsan dan akhirnya dia sadar. Athar mendekati istrinya dan memeluk istrinya yang masih terbaring di kasur.
"Alhamdulillah kamu udah sadar sayang."
"Mas... Dia.. Kemana dia mas? Aku_eugh baju siapa ini?" Hulya bangun dan baru menyadari jika ia sudah berganti baju. Katty juga mencoba menenangkan Hulya.
Athar memeluk istrinya erat sekali. Ia menyesal membawanya ke tempat ini. Athar masih tak habis pikir dengan perlakuan Rachel pada istrinya ini.
"Lepasin mas... Aku mau pulang ke rumah ibu hiks hiks hiks. Aku memang orang kampung mas, aku tidak pantas jadi istri mu mas lepasin! Lebih baik mas bersama Maira. Aku tidak sebanding dengannya, mas." Hulya meraung dan memberontak di pelukan suaminya.
Athar semakin mengeratkan pelukannya. Tak perduli tangan istrinya sedari tadi memukulinya. Bulir bulir air mata Atharya mengalir deras. Ia memohon maaf pada istrinya.
Katty dan Richard merasa prihatin. Katty meminta Athar agar keluar menunggu bersama Richard. Ia akan bicara dari hati ke hati bersama Hulya sebagai sesama perempuan.
Hulya masih dengan isak tangisnya. Athar dan Richard keluar menunggu di ruang tamu. "Hulya... Aku minta maaf atas kejadian ini. Aku dan Richard tidak tahu kalau Rachel akan berbuat jahat padamu." Lirih Katty.
Bibir Hulya keluh untuk bicara. Ia masih menangis dan kepalanya terasa pusing. Penghinaan yang diberikan Rachel padanya membekas di hatinya.
"Aku mau pulang kak, ini baju_"
"Iya baju aku, pakai saja." Jawab Katty pelan.
"Hulya, kamu beruntung bisa mendapatkan cinta Athar. Dia sahabat baik ku. Dia sering menolong ku. Athar sangat antusias membicarakan mu saat kalian akan menggelar resepsi pernikahan. Dia bilang, kalau dia bahagia punya istri seperti mu. Jadi aku mohon, jangan tinggalkan Athar. Dia sangat mencintaimu. Kalau kamu pergi, kamu akan membuat luka baru di hatinya." Ucap Katty panjang lebar.
Air mata Hulya sudah menggenang lagi ketika ia mendengarkan betapa suaminya sangat mencintainya.
Katty memeluk tubuh Hulya yang kecil dan imut. Ia mengelus punggung istri dari sahabatnya itu. Hulya juga menyandarkan kepalanya di pundak Katty.
"Terima kasih kak, sudah baik sama aku." Lirih Hulya.
"Kamu bisa anggap aku, kakak mu. Aku panggil Athar yah." Katty segera keluar kamar dan memanggil Athar ke dalam. Ia dan Richard pamit istirahat duluan.
-
-
Athar memeluk istrinya lagi. Ia benar benar meminta maaf karena tak bisa menjaga istrinya dengan baik. Hulya menelusup ke dada suaminya.
"Mas, apa tawaran dari mas untuk aku masih ada?"
"Tawaran yang mana sayang?"
"Mas pernah menawarkan aku untuk kuliah. Apa aku boleh kuliah mas? Aku enggak mau malu maluin mas kayak tadi. Aku juga akan menjadi ibu, kasihan anak ku kalau punya ibu seperti aku yang minim pendidikan." Lanjut Hulya dengan harap harap cemas.
Sejak lulus SMA Hulya memang tidak berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih atas. Karena faktor ekonomi keluarganya. Maka dari itu ia memilih ikut membantu ibu dan bapaknya bertani.
Athar tak melarang jika istrinya mau kuliah lagi. Namun ia khawatir istrinya sedang hamil muda. Ia menawarkan istrinya kuliah lagi jauh sebelum hamil.
"Kita bicarakan ini di rumah, kita pulang yah. Aku sangat mencintai mu Hulya. Jangan pernah berpikir untuk pergi dari ku, mengerti? Aku tidak perduli orang mau bicara apa, yang pasti aku yang lebih tahu kamu seperti apa." Ucap Athar.
Anggukan Hulya adalah jawaban dari perkataan suaminya. Ia juga menanyakan keberadaan Katty sebelum pamit. "Katty mungkin udah tidur sama Richard." Celetuk Athar.
"Tidur? Ti_tidur bareng maksudnya? Tapi mereka belum menikah kan mas?" Kata Hulya dengan polos.
"Iya mereka belum menikah. Yah pergaulannya seperti itu, aku juga tidak mau ikut campur. Tidak perduli pergaulan Katty seperti apa, tapi yang pasti dia sangat baik pada ku dan beberapa sahabat ku." Lanjut Athar.
"Iya mas. Tapi setidaknya kita pamit dulu mas. Aku enggak enak, apalagi aku pakai baju kak Katty."
Dengan anggukan pelan, Athar bersama istrinya meminta si mbok memanggilkan Katty. Mereka akan pulang malam ini.
Terlihat Katty keluar bersama tunangannya hanya dengan memakai baju tidur yang sangat tipis. Mata Hulya tercengang. "Mas tutup mata, dosa lihatnya!" Tangan Hulya menutupi kedua mata suaminya.
Katty dan Richard mengulum senyum, baginya ini sangat lucu. Tapi mereka juga tak tersinggung. "Sayang gimana aku pamitnya? Enggak kelihatan ini." Ucap Athar.
Hulya yang pamit pada Katty dan Richard sambil memegang kedua mata suaminya. Pasangan aneh ini pamit dari sana.
"Hahaha lucu banget istrinya Athar." Katty tertawa sumbang.
"Ayo sayang kita lanjut yang tadi." Ucap Richard. Ia langsung menggendong Katty ke kamar dan melanjutkan penyatuan yang tertunda.
"Ahhh babe...!"