Kayla Agustina, nama yang terdengar seperti melodi indah di tengah malam yang sunyi. Namun, kehidupan gadis muda ini tidaklah seindah namanya. Sepuluh tahun yang lalu, ibunya meninggalkannya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dengan pria lain, meninggalkan Kayla yang masih berusia sepuluh tahun dengan luka yang dalam. Ayahnya, yang berusaha keras untuk mengisi kekosongan itu, akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan membuat keluarga mereka menjadi salah satu yang terkaya di kota.
Tapi, kebahagiaan yang Kayla rasakan tidak berlangsung lama. Ayahnya tiba-tiba meminta dia untuk menikah dengan seorang laki-laki bisu, yang membuat Kayla merasa tidak percaya dan marah. "Aku tidak mau menikah dengan pria bisu! Papa rela mengorbankan aku hanya karena harta?" Valeria membentak papanya dengan emosi yang meluap.
Siapa sebenarnya laki-laki itu? Apa alasan ayahnya meminta Kayla menikahinya? Dan apa yang membuat Kayla begitu menolak? Mari baca kisah mereka di "Terpaksa Menikahi CEO Bisu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMCB
Tak butuh waktu lama, mereka pun kini tiba di mall terbesar yang letaknya di tengah kota. Siang itu mall tersebut lumayan ramai dikunjungi.
"Kau mau beli apa?" untuk yang kedua kalinya Kayla bertanya.
"Kau masih belum ingat? Bukan kah beberapa hari lalu aku sudah mengirimu pesan tentang pesta ulang tahun ku malam ini? Kenapa kau melupakan nya lagi?" tanya Vania dengan wajah kesalnya.
"Oh astaga, maaf-maaf, aku benar-benar tidak ingat, maafkan aku ya," Kayla pun merasa bersalah karena melupakan hari penting sahabat nya.
"Aku tidak mau tau, kau harus datang dengan hadiah paling spesial untuk ku," ucap Vania lagi.
"Ya sudah, sekarang katakan kau mau apa?" tanya Kayla yang tidak pernah bisa perhitungan dengan Vania karena Vania selalu melakukan hal yang sama dengan nya.
"Aku tidak akan bilang, aku ingin kau tau sendiri apa yang harus kau belikan untuk ku," jelas Vania lagi.
"Baik-baik, aku akan minta papa ku untuk menyiapkan sesuatu sebagai hadiah untuk mu," kata Kayla lagi.
"Terima kasih, kau yang paling mengerti aku, oh ya, pesta nya tidak mewah kali ini, aku hanya memasaan satu ruangan khusus di hotel Marriott dan yang datang hanya teman-teman satu jurusan," jelas Vania.
"Begitu lebih baik," jawab Kayla.
"Ya, akhir-akhir ini ayah ku sangat kejam, dia bilang aku terlalu boros dan uang jajan ku di potong," kata Vania dengan wajah sedih.
"Haha, siapa yang tidak kenal dirimu, satu kampus juga tau kau sangat boros, kau pantas mendapatkan nya," kekeh Kayla mengejek Vania.
"Kau ini, kau malah berada di pihak ayah ku," gerutu Vania tidak terima.
Mereka terus becanda bersama sambil memilih-milih dress untuk nanti malam.
Setelah selesai memilih-milih barang yang mereka inginkan, mereka pun segera pergi ke kasir untuk membayar.
Sementara itu saat di kasir mereka malah mendapat tontonan yang tidak mengesankan dari sang kasir yang terlihat galak sedang memarahi seorang ibu-ibu paruh baya.
"Nyonya jika kau tidak punya cukup uang seharusnya kau tidak berbelanja di mall kami, tempat ini bukan tempat untuk bermain-main dan menipu," ucap kasir.
"Tolong jaga bicaramu, aku sama sekali tidak berniat untuk menipu, aku hanya tidak ingat, ternyata dompet ku ketinggalan di apartemen," ucap wanita paruh baya itu merasa terhina.
"Alasan mu benar-benar tidak masuk di akal, bagaimana mungkin seseorang datang berbelanja tidak ingat dengan dompetnya," sang kasir yang tak percaya semakin kesal.
"Tunggu sebentar, aku akan menghubungi anakku dulu," kata wanita paruh baya itu sedikit gemetar.
"Hey, kau ini masih muda, bicaralah dengan sopan kepada orang yang lebih tua, hanya sebuah tas dan sepatu kau kenapa begitu marah?" ucap Kayla yang tak tega melihat wanita itu di permalukan di depan banyak orang.
"Nona, kau ini siapa? Sebaiknya kau tidak perlu ikut campur, wanita ini berbelanja, meskipun dia barang itu sangat mahal dan dia malah bilang tidak bawa dompet, ini buang-buang waktu dan sangat merugikan ku," kata kasir itu dengan angkuhnya.
"Kau kasir di sini, apa yang membuat mu rugi hanya karena ibu ini tidak membawa dompet,apa kau yakin jika kau tua nanti kau tidak akan melakukan hal yang namanya kelupaan? Hanya dua barang, ayo hitung sekalian dengan barang ku!" ucap Kayla yang emosi nya hampir meledak.
Ia meletakkan barang-barang milik nya di atas meja kasir, kasir itu terdiam, wajahnya terlihat sangat malu setelah mendengar ucapan Kayla.
Ia pun segera menghitung jumlah belanjaan tersebut dan tampa banyak basa-basi Kayla mengeluarkan kartu kredit nya untuk membayar.
Beberapa menit kemudian pertikaian itu pun berakhir, Kayla memegang pergelangan tangan wanita paruh baya tersebut membawa nya keluar dari mall.
Sementara sedari tadi wanita itu hanya menatap kagum ke arah nya karena begitu tegas melawan kasir galak itu.
"Ibu, kau tidak apa-apa kan?" tanya Kayla sambil memegang kedua pundak wanita itu.
"Dia memanggil ku ibu," batin wanita itu.
"Kayla, sepertinya bibi ini masih kaget dengan perlakuan kasir tadi, tapi aku salut kau mampu membungkam mulutnya dan membuat dia di bicarakan banyak orang," kata Vania.
"Aku hanya mengatakan apa yang menurut ku benar, kau tidak perlu memujiku seperti itu,oh ya bibi anu, apa ya aku jadi gugup tiba-tiba," kata Kayla sambil cengengesan.
"Nak, kau bisa memanggil ku seperti tadi kan? Panggil saja aku ibu, terima kasih banyak karena sudah membelaku kau bahkan membayar barang belanjaan ku, aku akan mengganti nya setelah anakku tiba," kata wanita paruh baya itu merasa sangat senang bertemu dengan gadis seberani Kayla.
"Ah tidak perlu, barang-barang itu tidak perlu di bayar, aku tidak mempermasalahkan nya lagipula tidak mahal," ucap Kayla sambil mengibar-ngibarkan tangan nya.
"Betul bibi, temanku ini kaya," kata Vania dengan tawa kecilnya.
"Kalian ini benar-benar anak baik, tapi aku tidak bisa menerima begitu saja, kita baru saja bertemu di dalam dan kau malah mengeluarkan uang sakumu untuk ku, aku lihat usia kalian ini masih sangat muda dan kalian membawa tas pasti kalian anak kuliahan, iya kan?" ucap nya kepada Kayla dan Vania.
"Bibi benar kami memang masih kuliah, tapi percayalah padaku kau tidak perlu membayar Kayla," crocos Vania.
"Iya temanku benar Bu, perkenalkan namaku Kayla dan temanku ini Vania, kami memang masih mahasiswi, kalau ibu merasa kita tidak saling kenal maka sebaiknya kita berkenalan sekarang," ucap Kayla dengan senyum mengembang.
Dia yang kekurangan kasih sayang seorang ibu, bukan kekurangan lebih tepatnya sudah lama tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa sangat senang bisa membantu wanita itu.
"Nama ku Maria, kalian bisa memanggil ku dengan panggilan Bu Maria, atau ibu, tidak masalah, aku tidak punya anak perempuan aku sangat senang dengan kalian memanggil ku ibu kalian sangat baik dan ceria," ucap Bu Maria.
Ya, dia adalah ibunya Leon kalian benar-benar tidak salah menduga.
"Salam kenal Bu," kata Kayla dan Vania secara bersamaan.
" Terima kasih anak-anak baik, oh ya Kayla bisakah ibu meminta nomor telepon mu? Kapan-kapan mungkin kita akan bertemu lagi, ibu akan meminta anak laki-laki ibu membayar tagihan belanjaan ini kepada mu," ucap Maria dengan lembut.
Kayla dan Vania saling pandang satu sama lain, kali ini keduanya tidak tega untuk menolaknya karena takut Bu Maria tersinggung dengan penolakan mereka.
"Sudah kasih saja," kata Vania setengah berbisik.
"Baiklah," jawab Kayla.
Pada akhirnya Kayla pun memasukkan nomor telepon nya ke ponsel Bu Maria.
Begitulah awal pertemuan dan perkenalan singkat mereka.
Di saat yang sama ayah Vania pun menelpon meminta Vania segera kembali, Kayla dan Vania pun tidak bisa menunggu sampai anak dari wanita yang baru mereka kenali itu tiba, mereka pun berpamitan dan meninggalkan mall tersebut.
Next?
kk nad... jgn dkt kn kay dgn monyet ni
bikin lakor tu tau... kalo kay ud nikah
rp cm penolong