NovelToon NovelToon
Obsesiku Tawananku

Obsesiku Tawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Playboy / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Meira, gadis muda dari keluarga berantakan, hanya punya satu pelarian dalam hidupnya yaitu Kevin, vokalis tampan berdarah Italia yang digilai jutaan penggemar. Hidup Meira berantakan, kamarnya penuh foto Kevin, pikirannya hanya dipenuhi fantasi.

Ketika Kevin memutuskan me:ninggalkan panggung demi masa depan di Inggris, obsesi Meira berubah menjadi kegilaan. Rasa cinta yang fana menjelma menjadi rencana kelam. Kevin harus tetap miliknya, dengan cara apa pun.

Tapi obsesi selalu menuntut harga yang mahal.
Dan harga itu bisa jadi adalah... nyawa.



Ig: deemar38

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OT 18

Malam sudah semakin larut. Jam di layar ponsel menunjukkan lewat tengah malam, tapi Kevin masih duduk bersandar di ranjangnya. Video call itu masih tersambung. Meira terlihat lemas, matanya sembab karena menangis, tapi ada secercah tenang setelah curhat panjangnyap tadi.

“Kev...” suara Meira pelan. “Bisa nyanyiin lagu buat gue? Please. Gue pengen tidur sambil denger suara lo.”

Kevin terdiam sejenak. Hatinya tercekat. Ia jarang melakukan hal seperti ini untuk orang di luar panggung. Tapi kali ini berbeda. Ada sesuatu dalam nada suara Meira yang membuatnya tidak bisa menolak.

“Alright... tunggu sebentar.” Kevin bangkit dari ranjang, mengambil gitar akustiknya yang selalu ia simpan di sudut kamar. Ia kembali duduk, tersenyum samar ke arah layar. “Oke, ini... cuma buat kamu ya. Just you.”

Ia mulai memetik senar gitar dengan lembut. Suara nada pertama langsung memenuhi ruang hening itu, disusul dengan lantunan vokalnya yang pelan begitu merdu. Lagu yang ia pilih sederhana, slow, penuh perasaan seolah kata-kata itu memang ia tujukan hanya untuk Meira.

Meira menatap layar ponselnya tanpa berkedip. Air matanya masih menempel di pipi, tapi kini berganti dengan senyum tipis. Ia terhanyut, seperti sedang berada di sebuah konser pribadi, hanya dirinya yang duduk di kursi penonton.

“Suara lo...” Meira berbisik indah banget... kayak cuma nyanyi buat gue.”

Kevin menunduk sedikit, terus memetik gitar. “That’s because it is. Tonight... it’s only for you, Meira.”

Nada-nada lembut terus mengalun, menenangkan pikiran Meira yang kacau. Perlahan, rasa kantuk mulai menyerang. Kelopak matanya memberat, tapi ia masih berusaha menatap Kevin yang tersenyum samar sambil bernyanyi.

“Kev...” suaranya kian pelan, nyaris tenggelam. “Makasih...”

Tak lama kemudian, napas Meira mulai teratur. Ia tertidur dengan posisi ponsel masih tergeletak di samping wajahnya. Kevin menghentikan petikan gitarnya, menatap layar dengan perasaan campur aduk.

“Mei?” panggilnya pelan. Tak ada jawaban.

“Meira...” ulangnya lagi, sedikit lebih keras. Masih tetap hening.

Kevin menghela napas panjang. Ia menatap wajah Meira yang tertidur, begitu rapuh tapi juga menimbulkan rasa iba. Dengan hati-hati, ia menekan tombol untuk mengakhiri video call.

Sebelum benar-benar tidur, Kevin mengetik sebuah pesan singkat. Ia berhenti beberapa kali, menghapus lalu menulis ulang, hingga akhirnya menekan send.

“Good night, Meira. You’re stronger than you think. Don’t ever forget that. I’m glad you’re still here. Sweet dreams.”

Pesan terkirim. Kevin menaruh ponselnya di meja, lalu bersandar ke bantal. Ada rasa aneh di dadanya campuran cemas dan iba.

Malam itu, Kevin terlelap dengan gitar masih berada di sampingnya, sementara di tempat lain, Meira tidur dengan senyum samar, seolah mimpi buruknya sedikit mereda karena sebuah lagu yang hanya dinyanyikan untuknya.

____

Pagi itu Kevin terbangun oleh getaran ponselnya. Bunyi notifikasi email masuk membuatnya mengernyit. Dengan malas ia meraih ponsel di samping tempat tidur, matanya masih setengah terpejam. Tapi begitu membaca judul pesan, ia langsung duduk tegak.

“Congratulations! You have been accepted...”

Jantungnya berdetak kencang. Ia baca ulang setiap kalimat dalam email itu dengan saksama, memastikan dirinya tidak salah lihat.

“No way... this is real.” Kevin bergumam pelan, suaranya tercekat. Ia mengusap wajahnya, mencoba mencerna kenyataan yang baru saja ia terima.

Surat penerimaan dari universitas ternama di Inggris. Jurusan yang sejak lama ia incar: Music Composition and Production.

Ia bangkit berdiri, berjalan pelan menuju jendela. Sinar matahari pagi menerobos tirai tipis, menghangatkan wajahnya. Ia menarik napas panjang, lalu bergumam lagi, “Is this the sign I’ve been waiting for?”

Tangannya masih gemetar memegang ponsel. Pikiran Kevin langsung melayang ke banyak hal. SilverDawn. Anton. Fans. Hidup yang penuh sorotan.

“If I go... that’s it. No more SilverDawn. No more fans screaming my name. Just me... and music.”

Ia terdiam lama menatap halaman dari balik kaca. Hatinya berdebar tak karuan. Ada rasa lega, tapi juga takut.

Lalu, entah mengapa, wajah Meira ikut muncul di pikirannya. Bayangan gadis itu dengan mata sembab, cerita pahitnya, dan caranya menggenggam musik Kevin seolah itu satu-satunya pegangan hidup.

Kevin mendesah berat. “Why are you in my head now, Meira? We barely know each other... and yet you make me hesitate.”

Ia kembali ke tempat tidur, menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Email itu masih terbuka di layar ponsel. Ia menatapnya lama, senyum kecil terbentuk di bibirnya.

“This is my chance. My freedom. My one shot to finally breathe...”

Tapi tak lama kemudian wajah teman-temannya melintas dalam benaknya. Mereka pasti kaget. Mungkin marah. Fans bisa kecewa. Dan Anton? Kevin bisa membayangkan betapa panjang ceramahnya nanti.

“They’ll call me selfish. Maybe even a traitor. But... isn’t this what I’ve been searching for all along?”

Ia mengusap rambutnya yang berantakan, menarik napas dalam-dalam.

Di samping tempat tidurnya, gitar akustiknya bersandar. Kevin meraihnya, memetik senar satu demi satu. Suara lembut gitar itu menenangkan, tapi juga menegaskan pilihan yang sedang ia hadapi.

“This changes everything. The question is... do I have the guts to take it?”

Ponselnya kembali bergetar. Kali ini pesan dari grup SilverDawn. Anton mengingatkan ada latihan siang ini. Kevin menatap layar itu sebentar, lalu menguncinya. Ia tidak siap untuk membalas.

Untuk saat ini, hanya dia dan rahasia besarnya.

____

Kevin masih terduduk di tepi ranjang dengan ponsel yang terus ia tatap. Kata-kata di email itu seakan menari di depan matanya. Satu sisi, ia ingin segera mengabarkan kabar baik itu pada seseorang, tapi di sisi lain... dadanya terasa berat.

Ia bangkit, melangkah mondar-mandir di kamar. Setiap langkah seperti menggedor pikirannya yang penuh sesak. Kontrak yang belum selesai, jadwal show yang padat, ekspektasi fans yang tak pernah berhenti, tatapan Anton yang selalu penuh tuntutan... semua berdesakan di kepalanya.

“Too many things, too many chains... I can’t even breathe.” gumamnya lirih.

Ia berhenti di depan kaca, menatap refleksi dirinya. Wajah yang seharusnya penuh kebanggaan sebagai idol ternama, tapi justru terlihat letih. Matanya sayu, pundaknya menurun.

“This isn’t what I dreamed of." Kevin mendesah pelan, memukul ringan dadanya dengan telapak tangan, seakan ingin menata ulang ritme hatinya.

Namun, di antara hiruk pikuk pikirannya, ada satu bayangan yang tak mau pergi. Wajah seorang gadis dengan hoodie hitam, mata yang teduh meski sembab, dan senyum getir yang ia tunjukkan sambil berkata musik Kevin telah menolongnya bertahan.

Meira.

Nama itu terucap begitu saja dari bibirnya. “Meira...” bisiknya, sebelum ia buru-buru mengalihkan pandangan dari bayangannya sendiri di kaca.

Ia menggenggam ponsel erat-erat. “Why you? Why are you stuck in my head when I have thousands of fans screaming my name? Why just you?”

Kevin menjatuhkan dirinya ke sofa, kepalanya menengadah menatap langit-langit putih. Ingatannya melayang ke momen singkat di apartemen Meira bagaimana dia berani menariknya ke gang sempit demi menyelamatkannya dari kejaran fans, bagaimana ia tersenyum bangga saat Kevin mengenalinya. Dan yang paling sulit ia lupakan, cara Meira menatapnya malam itu lewat layar ponsel, seolah seluruh dunia hanya berputar di sekitar Kevin.

Ia menutup wajah dengan kedua tangannya. “Damn it. This shouldn’t bother me. She’s just a fan... just a fan.” Tapi hatinya menolak kata-kata itu.

Meira mungkin hanya satu dari ribuan penggemar, tapi entah kenapa, dia berbeda. Ada sesuatu dalam kesendiriannya, kepedihannya, yang seakan masuk begitu saja ke dalam jiwa Kevin.

“What if... I care too much? What if she needs me more than I need this fame?” pikirnya.

Lama ia termenung, hingga bunyi notifikasi lain masuk ke ponselnya, mengingatkan jadwal latihan siang ini. Kevin meremas rambutnya dengan frustasi. Ia tahu cepat atau lambat ia harus membuat pilihan antara tetap di panggung atau mimpi kuliah di Inggris.

1
Aquarius97 🕊️
Meira kah vin.? jika iya, hmm...diam2 kamu memperhatikan yaa
Aquarius97 🕊️
yaiyalah mei... lu siapa emangnya wkwk
Aksara_Dee
periksa sama aku aja, rahasia aman 😅
Aksara_Dee
emang kalau udah penyakit hati susah ya
Aksara_Dee
semoga bukan kevin ya
Aksara_Dee
tapii... crush nya Kenji naksirnya kamu, Kev
Aksara_Dee: ❤️❤️❤️❤️
total 8 replies
D. A. Rara
kalo Kevin aku rasa dia mau ngk tau Kenji
Aquarius97 🕊️
wah parah juga lu Mei...
Aquarius97 🕊️
tahan Meira, jangan ngamuk yaa 🤣
Aksara_Dee
like plus mawar untuk kaka
Dee: yeeeaa... makasih Kakak🥰
total 1 replies
Aksara_Dee
yups mantap kata²nya cukup menampol bibir kenji
Aksara_Dee
owalaahh aku gemess sama Kenji
Aksara_Dee
kenji pengen bgt tampil nih kayaknya
Aksara_Dee
duuhh dia capek banget itu, pengen peluk kevin 🥺
Dee: Merasa tertekan
total 1 replies
Aksara_Dee
diam-diam dia ingin tampil sebagai tokoh di head line
Dee: Mulai ketauan aslinya
total 1 replies
Aksara_Dee
jeli bangen si wartawan
Aquarius97 🕊️
tabok dulu wajah kau mei hhh
Aquarius97 🕊️
selmattt Meiraa 💪😵
Aquarius97 🕊️
apal bgttt.. orang si kevin dunia meira
Aquarius97 🕊️
wuahhh.. kalau aku jadi Meira bakalan kayang trus jungkir balik tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!