NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:834
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Matahari siang itu mulai bergeser ke arah barat, bersama dengan hembusan angin laut yang bertiup pelan. Dermaga di penuhi ribuan manusia yang terlihat gelisah, mereka menunggu sambil berharap-harap keajaiban muncul di ujung lautan. Beberapa orang bergantian menoleh menatap seorang pelaut muda yang berdiri di atas menara mercusuar dengan penuh harap, tapi hanya gelengan kepala yang mereka dapatkan sebagai jawaban atas kegelisahan mereka.

Kegelisahan itu bukan hanya melanda para kru kapal yang menunggu pulangnya para gadis, melainkan juga menimpa Yamato dan adiknya. Kakak beradik itu saling bergandengan tangan, dari tengah malam mereka tak beranjak dari dermaga meskipun telah di minta oleh panglima tertinggi, insinyur Soekarno.

Mata keduanya terpejam sedang mulut mereka tak henti-hentinya komat-kamit tanpa suara seperti sedang membaca sebuah mantra, mereka berdoa kepada para dewa kuno Jepang agar Tirpitz dan yang lainnya mendapat perlindungan dalam tugas maha besar yang mereka jalani saat ini.

Hingga beberapa menit kemudian, sebuah seruan memecah keheningan dan ketegangan. Pemuda di atas mercusuar berteriak lantang, memberitakan sebuah pertanda baik yang ia lihat dengan teropongnya.

"Asap di horizon!"

Seketika semua orang bangkit dari duduknya seperti jiwa-jiwa yang dibangkitkan dari kubur, semua orang memandangi arah yang di tunjukan oleh pemuda tadi dengan penuh antusias, bahkan sang insinyur sendiri sampai harus meminta ajudannya untuk membantunya naik ke atas kanopi mobil kepresidenan hanya untuk melihat kepulan asap di atas lautan.

Saat siluet sebuah kapal raksasa yang menjadi asal kepulan asap terlihat, seketika itu juga semua orang mendengar suara terompet kapal berbunyi sebanyak tiga kali dalam ritme panjang. Sorak-sorai kebahagiaan segera terdengar memenuhi udara, wajah-wajah yang lesu dan putus asa kini berganti dengan tangisan penuh haru dan seruan semboyan angkatan laut. Jalasveva Jayamahe!

Gadjah Mada yang pertama kali sampai segera melompat dari permukaan air ke atas dermaga berlantai beton, zirah tempur nya seketika bersinar lalu berubah menjadi kapal nya dalam posisi terparkir di samping dermaga itu. Para awak kapal yang sudah menantinya segera mendekat dengan penuh rasa syukur. Salah satu pelaut yang bertubuh paling besar diantara kawan-kawannya segera mengangkat gadis itu tinggi-tinggi ke udara, disusul dengan kawan-kawannya yang lain menjulurkan tangan mereka untuk menopang tubuh gadis itu sambil menyerukan motto skuadron kapal perusak mereka.

Hal yang sama juga terjadi kepada gadis-gadis lain saat satu persatu dari mereka melompat naik ke atas dermaga. Euforia itu berlangsung lumayan lama, sampai-sampai tidak ada sedikitpun celah yang bisa di lalui oleh Tirpitz dan sang laksamana.

"Selamat!" sambut sang insinyur, "anda telah membuktikan bahwa faksi kita bukanlah faksi yang lemah."

Tirpitz memberi hormat sejenak lalu menjabat juluran tangan sang insinyur, "terimakasih pak, semua juga berkat doa dan restu bapak."

Gadis Seiren yang sedari tadi mengikuti Tirpitz segera bersembunyi saat melihat orang asing, namun Singosari berhasil meyakinkan nya bahwa mereka bukanlah orang jahat yang akan mencelakai nya.

"Ah iya pak, saya meminta izin bapak untuk mengurus gadis tawanan ini," ujar Tirpitz sambil merangkul bocah Seiren di sampingnya, "agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan orang lain selama ia menjadi tawanan, jadi saya sendiri yang akan merawatnya."

Bung Karno menurunkan kacamata hitamnya sedikit, lalu memandangi gadis itu dari atas ke bawah dengan tatapan tajam penuh penilaian.

"Kok bisa ada anak kecil di tengah laut?"

"Maaf pak, tapi dia bukan anak kecil. Memang benar kalau fisiknya seperti anak usia sebelas tahun, tapi umur Seiren bisa berabad-abad lama hidupnya."

Insinyur mulai mengerti maksud penjelasan Tirpitz. Ia lalu berkata, "jika itu mau mu, saya izinkan. Tapi jangan sampai dia lepas ke kota, bisa bahaya nanti orang-orang di buatnya."

...****************...

Setelah apel singkat dan perayaan atas kemenangan para gadis, Tirpitz tidak langsung pulang bersama yang lain. Ia justru mendapat panggilan untuk berbincang empat mata dengan bung Karno di istana kepresidenan.

Ia mengantar Marina, nama yang ia berikan untuk gadis Seiren tadi, ke penginapan sebelum lanjut pergi ke istana bersama Hiyoshi. Selama perjalanan menuju istana kepresidenan. Ia mendapatkan hak khusus untuk menerobos rambu lalulintas oleh polisi-polisi yang berjaga, bahkan beberapa polisi militer yang kebetulan berpapasan menawarkan pengawalan kepadanya.

Hal itu justru membuat Tirpitz merasa muak, namun ia masih bisa mengendalikan diri dan menolak secara lembut tawaran dari mereka. Hiyoshi memuji tindakan atasannya itu, ia tahu bahwa Tirpitz bukanlah seperti para pejabat yang haus akan kekuasaan. Selama ia mengabdi kepada Tirpitz, ia selalu mendapat larangan untuk menerima pengawalan apapun alasannya, bahkan dalam keadaan genting dimana ia harus mengantar Tirpitz yang sedang sekarat ke rumah sakit sekalipun.

Memang benar kalau jasa pria ini sangat besar bagi negara, apalagi dia adalah salah satu orang yang mendesak pemerintah kekaisaran untuk memberikan tanah airnya kemerdekaan sebagai hadiah atas kegemilangannya. Namun di luar itu semua, Tirpitz selalu merendah diri dan tidak pandang bulu dalam bergaul dengan siapapun. Bahkan dalam suatu waktu, ia pernah duduk di pinggir jalan dengan para pengemis sambil berbagi makanan serta rokok dengan mereka.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya sedan biru tua itu sampai di halaman istana kepresidenan. Beberapa personel Tjakrabirawa yang menjaga area istana memberi selamat atas keberhasilan operasi tadi malam.

"Kau tunggu diluar ya, saya sendiri yang akan masuk menemui presiden," ujarnya kepada Hiyoshi, "kalau kau mengantuk, tidur saja di bangku belakang."

Setelah itu Tirpitz segera menaiki jenjang menuju pintu masuk istana. Langkahnya mantap dan tatapannya tajam saat ia melewati pintu depan istana dengan dua orang personel Tjakrabirawa yang berjaga disana, memberikan kesan bahwa pria ini tidak pernah merasa lelah meskipun ia kekurangan jam tidur.

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!