Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
“Ya bolos yuk!” Ajak Ran.
“Dih si Abang apaan sih, kalau mau ngelakuin hal yang gak bener jangan coba ngajak-ngajak Dea, Dea ini anak baik gak bakalan bisa terpengaruh sama bujukan Abang.” tolakku langsung saat kami tengah berada di atas sepeda motor.
“Kenapa sih nih Adek gue jadi cewek soleha bener, gak bisa gitu ya sekali-kali jadi bandel,” ucap Ran sengaja mengeraskan suaranya.
Aku terkikik geli melihat tingkah Ran, “Nah gitu dong ketawa, manyun aja dari tadi,” Ran ikut tersenyum, “jadi mau bolos gak?”
“Nggak, Dea mau sekolah.” tolakku keras.
Ran berdecak kesal, namun tetap mengantarkanku sampai tujuan.
***
“Lu kenapa Ya dari tadi diem mulu lagi ada masalah?” tanya Sita di sela-sela jam pelajaran kami.
“Nggak ko," dustaku.
“Kalau lu mau cerita, kuping gue selalu siap siaga dengerin cerita lu, curhatan lu atau pun keluhan lu.” ucap Sita tampak serius.
“Gue pun sama, kuping gue akan selalu siap siaga dengerin siapa cowok yang elu suka itu." Balasku.
Sita memutar bola mata malas, “Jangan di bahas mulu ngapa Ya, gue kan udah bilang itu becanda doang.” keluh Sita. Aku memajukan bibir bawahku sedikit, berusaha meledeknya.
Sita menggelengkan kepala, dia kembali memfokuskan pandangannya ke papan tulis berisi soal yang tengah kami kerjakan.
Davi tersenyum kearahku saat mata kami tak sengaja bertemu, kenapa sih dia gigih banget padahal dari sikap aku jelas banget aku gak tertarik sama dia, oke lah dia punya wajah tampan, otak pinter, anak orang berada lagi, tapi hati kan gak bisa di paksakan, terutama mungkin hatiku ini sudah ada pemiliknya, aku menyadari bahwa aku menyimpan rasa untuk Ran.
***
“Dea!” panggil Davi saat aku melenggang sendirian menuju perpustakaan, aku males dengan kebisingan kantin di jam istirahat, aku lebih suka keheningan perpustakaan untuk saat ini.
“Kamu mau jajan seblak lagi gak? Aku yang traktir.” ucap Davi saat dia telah berada di depanku.
“Nggak makasih, aku gak laper.” tolakku, entah mengapa meski belum terisi apa pun sejak pagi perutku ini tak merasakan lapar sedikit pun.
‘Bang Ran udah makan belom ya?’
“Kalau gitu minuman dingin ya, bentar aku beliin.” belum sempat aku menjawab, Davi udah ngacir duluan, sepertinya dia sengaja melakukan itu karena tahu aku akan menolak.
Tak lama kemudian dia sudah kembali dengan dua minuman kemasan kotak karton rasa air kelapa muda, “nih, aku gak tahu apa yang kamu suka jadinya aku beliin kamu ini.” dia menaruh satu minuman itu di hadapanku, saat ini kami tengah duduk di perpustakaan.
“Thanks.” ucapku pendek.
“Kalau kamu gak suka bilang aja ya, lain kali aku akan beli apa yang kamu suka.” Aku hanya membalas kata-kata Davi dengan senyuman. Aku kemudian meminum minuman yang Davi berikan untuk menghargainya.
Ugh... Aku merasakan rasa sakit yang tiba-tiba menusuk perutku, ada apa ini? Apa karena aku belum makan sejak pagi? Padahal aku tak merasakan rasa lapar sama sekali.
“Kamu kenapa Ya?” tanya Davi saat melihat aku meringis sambil memegangi perutku.
“Aku gak papa ko.” dustaku, pada kenyataannya perutku benar-benar sakit seperti di remas-remas, sepertinya ini bukan sakit perut karena lapar tapi karena aku sedang datang bulan.
“Kamu yakin? Mau aku anter ke UKS?”
Aku menggelengkan kepala, “Gak usah, aku baik-baik aja ko.”
Bel berbunyi, aku kembali ke kelas begitu pun yang lain, “Ya elu kemana aja sih? Kita tungguin di kantin juga.” kesal Maya.
“Gue pergi ke perpus.”
“Tumben rajin,” cibirnya.
“Emang kapan si Dea gak rajin? Dia mah walaupun sekolah sambil kerja nilainya tetep stabil gak kaya elu, males-malesan mulu tapi nilainya anjlok.” Laura yang membalas.
“Siapa bilang gue males-malesan? Tiap pulang ke rumah gue harus kerja keras lo tahu.”
“Kalian percaya si Maya bisa kerja keras?” tanya Laura padaku dan Sita, refleks kami berdua pun menggeleng.
“Wah kalian ngeremehin seorang Maya, cewek pekerja keras seantero jagad raya.”
“Prettt...!!!” kami berucap secara bersamaan. Namun tiba-tiba kepalaku pusing dan sakit di perutku kembali lagi bahkan bisa di katakan berlipat ganda.
“Ya?!” aku masih dapat mendengar suara teman-temanku sebelum akhirnya pandanganku benar-benar menggelap.
Bau obat-obatan menguar di indera penciumanku, aku masih merasa pandangku sedikit buram.
“Ya, kamu udah sadar?” aku mendengar suara Ran memanggilku, apa itu benar-benar dia? Aku masih antara sadar dan tidak, mataku memberat dan sulit terbuka.
“Dea udah sadar Bang?”
“Siapa yang Abang lu?!” balas Ran dengan nada tak suka.
“Ya?” Benar itu Ran, kini aku dapat melihatnya dengan jelas.
“Apa masih ada yang sakit? Kepala, perut?” aku mengerjapkan mata sambil menggeleng lemah, badanku seolah tak bertenaga bahkan untuk menggerakkan jari sekalipun.
“Abang ko bisa disini?” belum sempat Ran menjawab pertanyaanku ketiga temanku langsung menerobos masuk.
“Dea!” teriak mereka sambil berlari kearahku.
“Sumpah gue kaget banget ngeliat lu pingsan kaya gitu,” isak Maya.
“Iya Ya, kenapa lu maksa sekolah kalau lu lagi sakit, seharusnya lu istirahat di rumah,” tambah Sita, dia memasang wajah cemas, jejak-jejak air mata nampak kentara di mata mereka yang kemerahan.
“Thanks ya gaes, kalian udah khawatir sama gue dan bawa gue kesini, sekarang gue udah gak papa ko.” satu orang lagi masuk keruang rawatku, ternyata dia Davi.
“Nih bocah, udah gue bilang elu dilarang masuk! Ngeyel banget sih.” decak Ran, membuat Davi hanya bisa diam di tempat.
“Saya cuma pengen tahu keadaan Dea, Bang,” lirih Davi.
“Aku udah baik-baik aja ko Dav, makasih.” Davi tampak berdiri dengan gugup, dia menjulurkan tangan memberikan kantong keresek berwarna hitam yang sebelumnya dia sembunyikan di balik punggungnya.
“Apaan tuh?” tanya Maya.
“Ini yang Dea butuhin.” ucapnya sambil menunduk.
“Yang Dea butuh?” Sita meraihnya dan menilik isi di dalam kantong keresek tersebut, dia memasang wajah terkejut sambil menelan ludah, Maya dan Laura yang juga merasa penasaran ikut melihat isi di dalamnya.
“Buset, pembalut!” ups... Maya langsung menutup mulutnya.
“Maya!” teriak Sita dan Laura bersamaan.
“Pembalut apa?” Ran si polos bangkit berdiri, dia merampas kantong keresek di tangan Sita dan mengeluarkan isinya, pandangannya seketika melebar menatap benda empuk berbungkus plastik warna oranye itu.
“Lu beli ginian sendiri?” Ran menatap Davi dengan pandangan tak percaya.
“Iya Bang, saya sering ko beli benda itu buat Kakak saya saat dia datang bulan, oh ya ada jamunya juga disana di minum ya, Ya, biar perut kamu gak sakit, kalo misal masih suka keram masukin air hangat ke botol terus taruh di perut.” tutur Davi membuat semua orang termasuk aku terperangah dengan pemahaman yang Davi miliki tentang datang bulan.
“Wah elu tahu banyak tentang datang bulan ya Dav,” kekeh Maya.
“Kan aku bilang aku punya Kakak cewek jadi tahu banyak soal gitu-gitu.” ujarnya.
Ran berdecak kesal, “mana struk belanjaannya?”
“Buat apa Bang?” tanya Davi.
“Biar gue bisa ganti duit lu yang kepake buat beli ini barang.” ucap Ran.
“Hah? Gak usah kali Bang, kenapa harus di ganti, lagian gak seberapa juga.” tolak Davi dengan wajah tak enak.
“Udah gue bilang jangan panggil gue Abang! Udah buruan mana, lama amat!” kesal Ran. Aku terkekeh melihat Ran yang misuh-misuh pada Davi, dia bahkan langsung mengusir Davi setelah dia memberikan uang dengan nilai yang sama yang telah Davi gunakan untuk membelikan aku pembalut.
maknya menjauh...
❤❤❤❤😀😀😀😀
❤❤❤❤❤
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤