setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab18
Malam ini Kanaya dan Reihan bersiap siap untuk pergi kerumah Dirga memenuhi undangan makan malam dari dirga.
" Biar aku yang pilihkan kamu kemeja""
" Ngak aku yang akan memilih sendiri kemeja yang akan kupakai"
" Aku sangat tahu kemeja mana yang pas untuk tubuhku"
Kanaya menyerah dan mengambil kemeja yang dipilihkan Reihan untuknya,saat ini dia begitu malas untuk berdebat.
" Baiklah kalau begitu,aku akan memilih dress yang cantik untuk mu"
" Biar aku pilih sendiri apa yang ingin aku paka,sama seperti mu mas,akupun tahu dres apa yang cocok ditubuh aku"
" Baiklah"
Reihan memakai dress yang dipilihkan oleh Kanaya,Kanaya memandang tubuhnya sendiri merasa takjub.
" Tapi kayaknya ada yang kurang deh mas"
" Oh tuhan apa lagi"
" Sini biar aku makeup biar tambah cantik"
" Apa kamu bilang makeup?, tidak tidak aku tidak mau"
" Yaelah mas,mas kan sekarang berada didalam tubuh aku,jadi mau tidak mau mas harus terbiasa dengan semua hal yang berbau perempuan"
Kanaya menarik Reihan hingga duduk dikursi meja hias.
Kanaya mulai mengias wajahnya sendiri,bulir bulir air mata mengembung dipelupuk mata.
Ia sangat ingin kembali ketubuhnya lagi.
Sedangkan Reihan sangat merasa risih ketika ia merasakan sentuhan sentuhan alat make up itu.
" Selesai"
Reihan menatap wajah cantik Kanaya didalam pantulan cermin.
Dia tertegun,karna baru menyadari ternyata istrinya sangat lah cantik bahkan lebih cantik dari pada Aurel.
" Kenapa aku jadi membanding bandingkan kanaya dengan Aurel" batinya.
" Mas sekarang ayo kita berangkat" suara Kanaya membuyarkan lamunan Reihan.
" Ayo"
" Mas"
" Ia kenapa"
" Bisa ngak cara jalanmu feminim sedikit tidak ngangkang kayak gitu"
" Wajah aku sudah cantik mas tapi kamu hancurkan dengan cara jalanmu yang seperti itu"
" Lalu aku harus bagaimana cara jalanku memang seperti ini,aku kan memang pada dasarnya adalah laki laki, jangan mengaturku kalau kamu memintaku mengubah cara jalanku maka kamupun harus merubah cara jalanmu yang terlihat feminim padahal kamu sedang berada dalam tubuh aku yang notabenenya adalah seorang laki laki tapi cara jalanmu seperti wanita"
" Sudah sudah mas aku pusing,kalau kita terus berdebat terus kapan kita berangkatnya,?"
Setelah terjadi perdebatan panjang diantara mereka, akhirnya mereka masuk kedalam mobil dan melajukan mobil mereka.
__________
Didepan sebuah mansion yang megah mobil Reihan terparkir.
Dari balik kaca jendela Kanaya mendongak menatap mansion mewah itu.
" Wah ini mansion punya pak dirga,mewah banget"
" Jelaslah dia kaya dia kan salah satu pengusaha tersukses dikota ini"
" Kapan ya aku juga punya mansion semega ini"
" Menghayal ya sebentar saja,ayo kita turun"
Mereka langsung disambut oleh para pelayan yang membukakan pintu untuk mereka.
" Silahkan masuk" salah satu pelayan menyambut mereka dan tersenyum dengan ramah.
Mereka berdua melangkahkan kaki langsung kearah meja makan.
Sepanjang langkah kaki Kanaya ia tidak berhenti merasa takjub dengan keindahan mansion itu.
" Semoga suatu hari nanti aku bisa tinggal seperti seorang putri dimansion semewah ini" doanya dalam hati.
" Tuan dan nyonya silahkan duduk,pak dirga akan segera datang"
" Terimakasih"
Terlihat dimeja makan berbagai jenis makanan telah tersedia.
Mata kanaya berbinar melihat semua makanan itu.
" Pasti semua makanan disini dimasak oleh chef profesional,dari baunya aja sudah tercium enak"
" Diamlah jangan malu maluin aku,kamu harus menjaga martabat aku,aku itu seorang menejer jangan sampai kamu mencoreng reputasi aku"celutuk reihan
" Ia aku paham"
Tak tak tak
Terdengar suara langkah kaki dari arah tangga,Kanaya dan Reihan pun menoleh kesumber suara tersebut.
Terlihat Dirga menuruni tangga dengan langkah tegak,dengan pakaian rumahan yang dipakainya tapi tidak mengurangi kharisma ceonya.
" Terimakasih kalian sudah datang"
" Sama sama pak, seharusnya kami yang berterima kasih karena telah mengundang kami dan dijamu dengan berbagai makanan yang terlihat nikmat seperti ini" ucap kanaya bagaimana pun sekarang dia berperan sebagai Reihan.
Tidak hanya Dirga yang menghampiri mereka,terlihat seorang wanita paru baya yang terlihat sudah sedang menghampiri mereka.
" Dirga kamu tidak bilang kalau ternyata ada tamu"
" Ia Oma kenalin,ini Reihan menejer aku dikantor dan istrinya Kanaya"
Kanaya dan Dirga berdiri dan menjabat tangan Oma Dirga.
" Kenalin Oma aku Kana...eh maksud aku namuku Reihan"ucap Kanaya hampir keceplosan.
" Dan aku kanaya Oma"
"Silahkan duduk,kita makan sama sama" ucap Oma Dirga.
Setelah mereka berkenalan satu sama lain.mereka menyantap makan malam mereka dengan hening hanya suara sendok dan piring yang terdengar.
" Kanaya apa kita pernah bertemu sebelumnya"
Reihan meneguk silvanya, berusaha meminta penjelasan kepada Kanaya.
Hingga Kanaya mengeleng,itu artinya dia tidak pernah bertemu dengan Oma Dirga.
" Maaf Oma saya tidak mengingat itu,tapi seingat saya ini adalah pertemuan pertama kita"jawab Reihan asal karna dia Reihan bukan Kanaya.
" Tapi sepertinya aku pernah melihat wajah kamu tapi dimanaya" ucap Oma Dirga berusaha mengingat ngingat sesuatu.
Setelah runisitas makan malam,mereka berkumpul diruang santai, sambil menikmati secangkir kopi.
" Pak Reihan bisa minta tolong"
" Minta tolong apa pak" ucap kanaya yang sudah terbiasa jika orang memangil nama Reihan itu berarti ditujukan kepadanya.
" Tolong kamu kerjakan berkas yang diatas meja diruang kerja saya,dan ruang kerja saya terletak dilantai dua"
" Baik pak"
Kanaya pun menaiki tangga dan mencari ruang kerja pak dirga.
"Aku fikir aku diundang untuk bersantai tapi ternyata ujung ujungnya disuruh kerja juga"
" Terus dimana ruangan kerjanya,mansion ini terlalu luas hanya untuk mencari satu ruangan saja" tukasnya merasa kesal.
Ia melihat satu ruangan yang pintunya tidak tertutup dengan rapat,ia mendekati ruangan itu.
Glekkkk
.Kanaya membuka pintu secara perlahan, beberapa rak buku terlihat disana,perlahan Kanaya mendekati sebuah meja,diatas meja terlihat foto Dirga waktu masih mengunakan kacamatA.
" Iya,aku ingat sekarang siapa pak dirga"
Ia lalu meletakkan kembali bingkai foto itu,dan mulai membuka beberapa berkas yang tersusun dengan rapi diatas meja.
" Baiklah aku akan mengerjakan semua ini, seperti apa yang sudah diajarkan mas Reihan kepadaku waktu itu"
" Tapi kok aku tidak melihat pulpen diruangan ini"
Kanaya mencoba mencari pulpen dilaci tapi ketika ia membuka laci.
Ia terkejut ketika melihat fotonya waktu SMA didalam laci.
Ia mengambil foto itu dan ternyata bukan hanya satu tapi ada banyak.
Foto dia saat tertawa lepas,saat dia makan bakso dan foto Kanaya sedang bermain basket dilapangkan bahkan foto dia tertidur didalam kelas juga terlihat disana.
" Ternyata dulu dia sering sekali mengambil gambar ku secara diam diam"
" Apakah dia benar benar mencintai ku setulus itu?"
Dibawah foto itu terdapat sebuah buku.karna rasa penasaran nya semakin menggebu gebu Kanaya mengambil buku itu.
Ia membukanya Secara perlahan.
Puisi untuk Kanaya.
Senyuman mu seperti mentari,
yang selalu memberikan warna padapagiku.
Tapi sayangnya aku hanya bisa melihat keindahan mu
tapi tidak untuk memiliki mu.
Kanaya menutup buku itu, ia tidak bisa memungkiri jika perasaannya sedikit terusik oleh Dirga.
Ia kembali mencoba untuk fokus mengerjakan berkas berkas yang ada diatas meja,sambil sesekali ia melirik buku itu.
Sebentara dilantai dasar,Dirga mencoba mencari cara agar bisa berduaan dengan Kanaya padahal sebenarnya adalah Reihan.
" Aku ingin mengajak mu kehalaman belakang"
" Apa"
" Ikutlah denganku"
Dengan sangat terpaksa Reihan mengikuti langkah Dirga.