" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Siapa itu
"Pergilah mandi cepat aku tunggu " ucap Vincent duduk di tepi ranjang.
" Aku nggak mandi cuma cuci muka bentar " kata Aqila langsung berlari kekamar mandi .
" Tungguin ya Om" teriak Aqila sebelum menutup pintu kamar mandi.
" Iya " kata Vincent yang duduk menatap ponselnya.
............
10 menit kemudian.
" Om " panggil Aqila yang sudah siap menghampiri Vincent yang berdiri di balkon kamar sudah cukup lama menelfon bahkan Aqila sudah melihatnya sejak keluar kamar mandi tadi .
" Nanti kita sambung" ucap Vincent langsung menutup telfon begitu Aqila menghampiri nya .
" Om nelpon sama siapa ?" tanya Aqila begitu Vincent menatapnya
" Sama sekretaris" jawab Vincent.
" Terus apa yang bakal disambung nanti ?" tanya Aqila dengan kepo .
" Ya bicara nya disambung nanti setelah sampai di perusahaan " jawaban logis Vincent.
" Ayo sepertinya Daddy dan kakek sudah menunggu " ucap Vincent mengajak Aqila turun .
Sesampai di meja makan Aqila sedikit heran karena cuma ada Daddy dan kakek yang sedang minum kopi .
" Mana Mommy dan Nenek ?" tanya Aqila .
" Itu lagi bikin sarapan " kata Kakek menunjuk .
Aqila menghampiri kedapur " ngapain capek-capek masak pelayan kan ada ?" tanya Aqila memakan sepotong apel yang sedang dikupas nenek .
" Aqila , sebagai seorang istri kita punya tanggung jawab untuk menyiapkan kebutuhan suami termasuk makanan untuk nya " jelas nenek .
" Astaga nek hilangkan persepsi kolot itu , kalau soal menyiapkan apa yang akan dimakan maka suami lebih bertanggung jawab kan tugas dia memberikan nafkah " kata Aqila yang membuat ketiga pria yang sedang berbincang itu terdiam .
" Suami yang harusnya masak biar nafkah yang dia berikan benar-benar sampai kedalam perut karena kita makan " sambung Aqila lagi yang bikin orang-orang melongo .
" Kamu ini kalau tidak bisa masak jangan banyak alasan " ketus kakek yang jadi tersindir oleh Aqila karena memang tidak pernah masak untuk istri berbeda dengan Daddy yang cukup sering .
" Aku memang tidak bisa masak karena sedari kecil kakekku memanjakan sampai dilarang melakukan apa-apa dan sekarang dia menuntut aku untuk serba bisa " kata Aqila lagi .
" Benar-benar aneh kakek ku itu " kata Aqila yang terus saja mengoceh sambil membuatkan kopi untuk Vincent.
Semua anggota keluarga menahan tawa mendengar ucapan Aqila yang memang kenyataan " Dulu seperti itu karena aku sangat menyayangi cucuku" pernyataan kakek yang sangat menyayangi Aqila yang merupakan satu-satunya cucu yang dia punya .
" Ohhhh, jadi sekarang kakek udah nggak sayang aku ?" tanya Aqila mengantarkan kopi yang dia buat untuk Vincent.
" Tidak terlalu kan udah ada Vincent cucu keduaku " kata Kakek menepuk pundak Vincent.
" Ehhhh, Aku bunuh ya cucu kedua Kakek " kata Aqila cemburuan.
" Silahkan kalau kamu mau menjadi janda " kata kakek lalu tertawa .
" Hwaaa, Daddy lihatlah kakek " kata Aqila mengadu berdiri dibelakang kursi dan memeluk leher Daddynya.
" Astaga Aqila kamu ini kapan dewasa nak udah segede ini masih saja mengadu pada Daddy mu" Mommy yang menghidangkan makanan dibantu pelayan itu menggeleng melihat Aqila .
" Siapa yang bisa melarang aku mengadu pada Daddy sampai kapanpun akan tetap begitu " ucap Aqila .
" Bukan begitu Nek " kata Aqila menghampiri neneknya lalu memeluk dari belakang .
" Ayo kita sarapan" ucap nenek mengelus kepala Aqila dan memberinya sepotong buah lagi .
Mereka makan dengan suasana hangat dan penuh canda tawa " Kakek sangat senang hidup ramai seperti ini " ucap Kakek yang sebelumnya tinggal berdua saja dengan istrinya merasa sangat kesepian.
" Maaf Pa kesibukan membuat aku jarang mengunjungi Papa" ucap Daddy yang jadi merasa bersalah juga .
...........
" Lah kakek ngapain ikut kekantor juga?" pertanyaan Aqila ketika seorang pelayan datang mengantarkan jas untuk kakek .
" Kakek kamu bosan dirumah jadi ingin ikut Daddy sekalian liat perkembangan perusahaan" kata Daddy menjelaskan.
" Baiklah kami pergi ya " ucap mereka yang diantar sampai kedepan pintu oleh istri mereka.
" Ihhhh, " Aqila langsung mendelik geli melihat kakek nya juga mengecup kening istrinya persis seperti yang Daddy lakukan pada Mommy.
" Vincent kecup juga kening anak nakal itu dia cemburu" tawa Kakek melihat ekspresi Aqila .
" Siapa juga yang cemburu malah aku geli melihat kakek tua gatal " kata Aqila .
" Ehhh, kasih sayang pada istri itu seumur hidup " kata kakek mengecupi lagi pipi istrinya berkali-kali sampai Aqila berteriak kegelian melihatnya.
" Aku berangkat ya " kata Vincent ketika Aqila bersalam padanya .
" Iya " kata Aqila .
Cup
Vincent mengecup kening Aqila lalu ikut masuk kedalam mobil karena pagi ini mereka berangkat bersama .
Aqila langsung berlari masuk kedalam kamar ketika wajahnya terasa memanas usai di kecup Vincent.
...........
Tok
Tok
" Aqila " panggil Mommy setelah cukup lama Aqila tidak keluar kamar .
" Iya Mom masuk aja " kata Aqila yang berbaring diatas ranjang main ponsel .
" Mommy dan Nenek akan pergi ke mall , apa kamu ingin ikut dengan kami ?" tanya Mommy mengelus kepala Aqila yang sepertinya sangat menikmati harinya ketika sudah tidak lagi bekerja.
" Mommy duluan aja aku akan pergi setelah makan siang , sekarang ingin berbaring" kata Aqila yang diangguki Mommy.
..........
" Hwaaa, apaan lah Daddy dan kakek itu Mereka benar-benar memblokir semua kartu ku" rengek Aqila membawa mobilnya dengan kencang sampai ke perusahaan untuk menemui Vincent.
tok
Tok
" Masuk " kata Vincent yang sedang makan siang di meja nya .
" Ommm" Aqila masuk dengan suara kecil.
" Ada apa?, kamu sudah makan ?" tanya Vincent ketika Aqila duduk di hadapannya.
" Belum " kata Aqila ngiler melihat nasi goreng seafood yang sedang Vincent makan .
" Apa kamu ingin memesan satu porsi lagi ?" tanya Vincent.
" Aku minta punya Om aja" ucap Aqila yang tanpa menunggu diizinkan menyendok nasi di piring Vincent.
" Nanti kamu nggak kenyang " khawatir Vincent akan memanggil bodyguard tapi dilarang Aqila .
" Aku lagi diet " alasan Aqila yang tidak mau makan banyak .
" Udah , Om minta duit dong " kata Aqila juga meminum air Vincent.
" Kamu mau kemana?" tanya Vincent yang sudah selesai makan membersihkan mulutnya dengan tisu .
" Jalan ke mall aku mau belanja" kata Aqila dengan cerianya.
Tanpa bertanya lagi Vincent mengeluarkan dompetnya lalu memberikan satu kartu pada Aqila .
" Sebentar" Vincent bergegas ke toilet karena ingin pipis .
" Om kasih uang cash juga " pinta Aqila sebelum Vincent masuk kedalam toilet.
" Ambil lah " kata Vincent yang memang menaruh dompetnya diatas meja .
Dengan ragu Aqila membuka dompet Vincent diatas meja lalu mengambil sejumlah uang yang dia butuhkan.
Aqila langsung menutup dengan cepat dompet Vincent ketika pria itu keluar toilet.
" Udah kamu ambil ?" tanya Vincent yang diangguki Aqila .
" Apa itu wanita yang dicintai Om Vincent ya " batin Aqila yang tadi sempat melihat foto cewek di dompet Vincent tapi belum jelas Aqila melihat Vincent sudah datang .
" Kenapa ? Kamu melihat foto wanitaku?" tanya Vincent tersenyum melihat ekspresi Aqila .
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good