NovelToon NovelToon
Gadisku Sayang Dimana Kamu

Gadisku Sayang Dimana Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:742
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Karena beda kasta maka Danudirja menitipkan bayi itu ke panti asuhan, pada Yunita putrinya dia berbohong mengatakan bayinya meninggal. Takdir membawa bayi itu pada ayah kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Dua Wanita Di Kehidupan Risman

Seperti yang dijanjikan pada Risman, maka Ira mulai mencari Yunita. Dengan terpaksa maka Risman memberikan alamat rumah Danudirja orang tua mantan kekasihnya itu 

"Oh Non Yunita sudah tidak tinggal di sini, Bu," seorang pelayan memberitahu, "Tapi Ibu bisa ke kantor Ibu Yunita," 

"Baik terima kasih," mengantongi alamat kantor Yunita yang tak lain adalah kantor milik Danudirja, segera tanpa ragu Ira menuju ke sana.

Penampilannya yang sangat sederhana membuat satpam merasa perlu mengintrogasi tujuannya untuk bertemu atasan di perusahaan tempatnya bekerja, sekaligus putri pemilik perusahaan.

"Ibu Yunita Danudirja yang Ibu maksudkan?" Petugas sekuriti itu mengulang pertanyaannya dengan lebih detail.

"Ya," angguk Ira.

"Maaf kalau boleh tujuannya untuk apa, ya?" Rupanya si sekuriti tak langsung memberinya ijin untuk melangkah lebih ke dalam lagi bagi Ira.

Ira maklum dan menyadari siapa dirinya, orang biasa yang tak mengenal siapa pun di kantor itu yang nekat ingin bertemu seorang petinggi perusahaan.

"Urusan Pribadi," pelan suara Ira 

"Maksudnya?" Si sekuriti mengorek keterangan lebih dalam.

"Saya dan Ibu Yunita pernah bertemu satu kali, beliau menolong kesulitan suami saya, makanya sekarang saya ingin bertemu untuk mengucapkan terima kasih mewakili suami saya, Pak," terpaksa Ira berkata jujur supaya bisa diijinkan masuk.

Sekuriti menimbang nimbang ucapan Ira, lalu menatap perempuan yang penuh harap supaya diberi kesempatan bertemu Yunita itu.

"Hem tunggu sebentar di sini, ya," ujar sekuriti dengan karakter  aslinya yang menjunjung tugas dan kedisplinan.

Ira mengangguk, "Terima kasih, Pak," 

Satpam yang sejak tadi berjaga jaga di area tak jauh dari Ira yang  berbicara dengan satpam atasannya itu, mendekat.

"Ibu silahkan duduk dulu," 

"Terima kasih, Pak," segera Ira duduk di bangku yang ditunjuk si satpam yang berbadan agak kurus itu.

Tak lama kemudian si satpam tadi kembali dan mendekat pada Ira.

"Mari Ibu ikut saya," 

Ira langsung berdiri dan mengikuti langkah si satpam ke ruang resepsionis. Setelah sampai di sana, "Silahkan Ibu menunggu di sini, ya,"

"Terima kasih, Pak," angguk Ira.

"Saya Ira istrinya Pak Risman sangat ingin bertemu dengan Ibu Yunita jika beliau berkenan, sangat penting," sengaja Ira menambahkan kalimat sangat penting supaya direspon secepatnya oleh resepsionis.

"Baik, Bu," jawab resepsionis ramah.

"Terima kasih," 

Segera si resepsionis menghubungi sekretarisnya Yunita dengan interkom antar ruangan.

"Sebentar ya, Bu, saya sedang menunggu jawaban dari sekretarisnya Ibu Yunita," ujar resepsionis dengan ramah pada Ira.

"Baik, Mbak," angguk Ira.

Yunita yang mendapat laporan dari sekretarisnya tentang kedatangan Ira yang membubuhkan nama Risman di belakang namanya, terkejut.

"Apa Ira Risman istrinya Risman?" Batinnya bertanya tanya.

"Coba kamu minta pada resepsionis supaya diam diam dia mengambil foto perempuan itu " ujar Yunita pada sekretarisnya.

"Baik, Bu," segera perintah itu dilanjutkan pada si resepsionis di depan.

Tak lama kemudian foto Ira sudah diperlihatkan pada Yunita.

Seketika jantung Yunita berdetak. Foto perempuan berpenampilan sederhana, namun diakuinya terlihat memiliki sepasang mata indah dan lembut itu, memang pernah dilihatnya mendampingi Risman mantan kekasihnya, dan lelaki yang belum bisa dilupakannya, walau telah diusahakan lenyap dari memorinya. Lelaki pengkhianat yang tak pantas dikenang, pikirnya.

Seketika wajahnya muram. Beberapa detik dia terdiam. Bimbang antara menolak dan menerima kedatangan Ira yang erat hubungannya dengan Risman.

Jika menerima dan menemui perempuan itu pastilah menguak kembali cerita lama yang telah dia kubur, walau memorinya masih lekat di kepalanya, tapi sangat menyakitkan itu.

Jika ditolak, kok hati kecilnya ingin tahu apa maksud kedatangan perempuan itu sampai berani datang mencarinya.

Rani sekretarisnya masih menunggu. Melihat perubahan wajah atasannya dia menjadi cemas. Apakah kedatangan Ira Risman itu sangat mengganggu perasaan bosnya? Maklum Rani yang baru lima tahun bekerja pada Yunita tak tahu kisah pedih masa lalu cinta atasannya itu.

"Baiklah katakan padanya lima belas menit lagi aku akan menemuinya di kafe depan kantor. Kamu atur ruang pertemuanku dengan Ira Risman itu,"

"Baik, Bu," segera Rani meninggalkan Yunita. 

Sengaja Yunita memilih cafe di seberang kantornya untuk menerima Ira, tidak di ruang tamu kantor, atau ruangan pribadinya di perusahaan milik ayahnya ini, karena dia khawatir pertemuan mereka tidak berakhir dengan baik baik saja, walau di dasar hatinya tak ingin ada percekcokan apa pun. Namun  dia tahu pertemuannya dengan perempuan yang jadi istri mantan kekasihnya itu bukanlah pertemuan kerja, tapi pertemuan dua orang yang sama sama mencintai satu lelaki.

Ira sudah lebih dulu berada di cafe di seberang kantor dan kedatangannya disambut waiter serta diarahkan pada ruangan yang telah dipesan oleh Yunita

Tempat yang kini Ira berada memang bersuasana menjauh dari banyaknya mengunjung cafe yang menyediakan berbagai jenis minuman ringan, serta minuman dari juice buah buahan dan beragam jenis kopi. 

Ira duduk di sebuah kursi di sudut ruangan yang langsung berhadapan dengan jalan raya. Tampaknya tempat yang dipesan Yunita berupa privat room. Walau telah disajikan minuman pembuka berupa lemon tea serta sepiring kecil cake rendah lemak ala penyambutan khusus bagi tamu di privat room, namun perempuan itu belum menyentuhnya.

Bukan karena tak suka. Namun dia merasa tak pantas untuk menyentuh minuman yang sebenarnya menggoda kedahagaannya itu, karena menurutnya lebih baik menunggu tuan rumah dulu yang tak lain adalah Yunita. Apalagi ini pertemuan pertamanya secara pribadi dengan Yunita.

Diterima adalah suatu keberuntungan bagi dirinya. Apalagi diperlakukan  dengan baik dan dijamu istimewa begini pula, sungguh suatu kehormatan untuk dirinya yang bukan siapa siapa bagi Yunita 

Ira berdebar saat melihat sosok Yunita yang melangkah anggun dengan penampilan yang lengkap dan begitu elegan. Namun terpancar aura lembut dan bibir yang tampak menggambarkan jika perempuan itu sudah kelihatan datang dari kelas atas,  sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang hanya orang kebanyakan itu, seorang yang ramah.

Yunita sendiri sebenarnya bukannya tak canggung dan berdebar dadanya setiap langkahnya mendekat pada Ira yang memperhatikan kehadirannya itu. 

"Aku harus tenang dan mendengarkan apa maksud kedatangannya mencariku," batin Yunita sudah mewanti wanti, karena jika di hatinya merasa sakit dengan pengkhianatan Risman, tak ada hubungannya dengan perempuan yang dipilih lelaki itu untuk jadi pendampingnya. Kecuali jika istri Risman adalah pengganggu hubungannya dulu dengan Risman.

Semua masih teka teki. Siapa perempuan itu, dan bagaimana sampai dinikahi Risman, sehingga lelaki itu melupakan dirinya yang tengah mengandung saat itu.

Kini langkah Yunita hanya tersisa berjarak sekitar tiga meter dengan Ira.Dia menahan debar dadanya berusaha tetap melangkah tenang.

Begitu pun dengan Ira, dia merasakan debaran dalam dadanya begitu kencang. Dan segera berdiri dari duduknya siap untuk menyambut dan menyalami Yunita perempuan yang belum bisa dilupakan oleh suami tercintanya itu.

Kini Yunita dan Ira telah berhadapan dalam jarak hanya sekitar lima puluh sentimeter. Mereka saling tatap dan sama sama menahan gejolak dada.

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!