NovelToon NovelToon
A Quiet Resurrection

A Quiet Resurrection

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Pengkhianatan itu bukan datang dari musuh, tapi dari orang yang paling dia percaya.
Vilya Ariestha Elora — dihancurkan secara perlahan oleh pacarnya sendiri, dan sahabat yang selama ini ia anggap rumah. Luka-luka itu bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa yang dipaksa hancur dalam diam.

Saat kematian nyaris menjemputnya, Vilya menyeret ke duanya untuk ikut bersamanya.

Di saat semua orang tidak peduli padanya, ada satu sosok yang tak pernah ia lupakan—pria asing yang sempat menyelamatkannya, tapi menghilang begitu saja.
Saat takdir memberinya kesempatan kedua, Vilya tahu… ia tak boleh kehilangan siapa pun lagi.

Terutama dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Velmont Galleria

Vilya memandangi mobil Bentley hitam itu hingga hilang dari pandangan. Ia lalu menoleh ke arah Marvin dan berkata pelan,

"Ayah, aku ingin pulang."

“Vilya, kamu…” Marvin membuka mulut, tapi tak ada ucapan yang keluar. Ia hanya menatap gadis itu dari ujung kepala hingga kaki, seperti ingin mengatakan sesuatu namun bingung harus mulai dari mana.

Ia sempat terdiam. Setelah dua kehidupan, ini kali pertama ayahnya memanggil namanya seperti itu. Mungkin… akhirnya pria itu mulai mengakuinya sebagai putrinya sendiri.

Ia mengangkat wajah dan menatap Marvin dengan tenang. “Ayah, apakah Ayah akan membicarakan pertunangan itu langsung padaku?”

Marvin mengernyit pelan. “Ada banyak yang perlu dijelaskan. Nanti malam kita bicarakan.” Ia melirik jam tangannya lalu beralih pandangan menatap Edgar. “Aku harus kembali ke kantor, masih ada laporan yang harus ku selesaikan. Edgar, tolong temani putriku membeli beberapa pakaian.”

"Baik, Tuan," Edgar mengangguk singkat.

"Apakah boleh?" Vilya pura-pura bertanya, padahal justru menunggu izin itu sejak tadi.

"Apa maksudmu?" Marvin menatapnya sambil mengernyit.

"Ayah dan Bibi terlihat nggak terlalu senang terakhir kali aku belanja," gumamnya sambil memainkan ujung rambutnya, nada suaranya datar tapi cukup menyentil.

Ucapan itu langsung mengingatkan Marvin pada kejadian sebelumnya—bagaimana Vilya memborong barang setelah diberi kartu. Elmira pun tak henti-henti melaporkan soal itu. Seketika pikirannya menimbang-nimbang, membandingkan lagi dengan Elena yang selalu terlihat lebih... patuh dan hemat. Pelipisnya mulai terasa berdenyut pelan.

"Ayah... apa Ayah pernah menyesal membawaku kembali ke rumah ini?" Ia bertanya pelan, suaranya hampir tak terdengar.

Marvin sempat terdiam, lalu mengerutkan kening. "Apa yang kamu bicarakan, Vilya?" suaranya pelan, tapi terlihat jelas kalau ia merasa bersalah. Ia tahu, selama bertahun-tahun, ia telah mengabaikan putrinya sendiri.

Ia menatap mata ayahnya tanpa berkata apa pun. Ia sadar, semua orang memperlakukannya seperti tidak pernah ada.

Di kehidupan sebelumnya pun, ia selalu dianggap seperti bayangan.

Kalau ingin membalas semuanya, langkah pertama adalah membuat Marvin sadar siapa dirinya. Lalu, membuat Elena tahu tempatnya. Ia adalah pewaris sah keluarga Elora. Sementara Elena... hanya anak dari seorang wanita simpanan.

Dulu, mereka merebut segalanya darinya. Tapi sekarang, ia tidak akan diam. Ia akan mengambil semuanya kembali—sampai tak tersisa.

Karma dari kehidupan lalu kini mulai menampakkan jejaknya. Semua yang dulu menyakitinya... tidak akan bisa hidup tenang di kehidupan ini. Ia sendiri yang akan menarik mereka satu per satu, jatuh ke jurang yang sama.

Tapi ia sadar, ia belum punya kekuatan. Tak ada siapapun yang berpihak padanya. Jadi semua harus disusun pelan-pelan, dengan hati-hati dan penuh perhitungan.

Entah ia terlihat bodoh atau penuh siasat, itu tidak penting. Yang terpenting adalah menggunakan rasa bersalah Ayah untuk membuat pria itu berdiri di sisinya. Ia harus diakui sebagai bagian dari keluarga ini.

Kalau tempat di rumah ini saja tidak bisa ia dapatkan, bagaimana mungkin ia bisa membawa Ibunya kembali?

Ia ingin merebut semua yang pernah dirampas dari mereka—dari ibunya, dan juga dirinya. Semua luka yang mereka telan dulu, harus dibayar lunas di kehidupan ini.

Tangannya mengepal erat. Ia menahan amarah yang hampir keluar dari dalam dadanya.

Marvin merasa tidak nyaman ditatap seperti itu. Ia berdehem dan segera memberi perintah, "Edgar, siapkan mobilnya."

"Baik, Tuan," sahut Edgar cepat sebelum berlalu keluar.

Marvin menghampirinya dan menepuk pelan pundaknya. “Kamu putriku, dan itu tidak akan pernah berubah. Rumah itu juga milikmu. Aku tahu kamu butuh waktu untuk menyesuaikan diri, tapi semuanya akan membaik.”

Vilya tidak membantah. Ia hanya mengangguk pelan, lalu berkata lirih dengan ekspresi cemas, “Ayah, aku benar-benar bingung harus bagaimana.”

“Tak perlu dipikirkan terlalu jauh. Nanti Bibimu akan memberi tahu apa yang perlu kamu lakukan,” ujar Marvin sambil melirik Edgar yang sudah duduk di balik kemudi. “Masuklah ke mobil.”

Vilya mengangguk. Ia membuka pintu dan duduk di dalam mobil.

Ia tahu, belum saatnya terburu-buru. Cukup sampai di sini untuk hari ini.

Edgar mengemudi dengan tenang. Setelah mengantar Marvin kembali ke kantor, ia membawa gadis itu menuju Velmont Galleria, pusat perbelanjaan kelas atas yang populer di kalangan elite. Di sana, mereka memilih beberapa pakaian harian. Setelah itu, Edgar membawanya mencari gaun pesta. Tiga hari lagi adalah ulang tahun Elmira—hari yang juga ditetapkan sebagai momen resmi perkenalan Vilya di tengah kalangan atas kota ini.

Agak ironis memang. Hari penting dalam hidupnya justru diselipkan di tengah perayaan milik wanita itu. Hal itu saja sudah cukup untuk menunjukkan, betapa tidak pentingnya keberadaannya di mata keluarga ini.

Yang terus mengusiknya adalah satu hal: mengapa mereka repot-repot membawanya pulang?

Semakin dipikirkan, semakin terasa... ada sesuatu yang belum terungkap. Sesuatu yang mereka sembunyikan darinya.

“Nona Vilya?”

Suara Edgar membuyarkan lamunannya. “Hm? Ada apa?”

“Gaun ini, cocok untukmu?” tanya Edgar sambil menunjuk pantulannya di cermin.

Ia menatap bayangannya lalu mengangguk pelan. “Cukup bagus.”

Gaun putih dengan kerah silang itu menampilkan siluet sederhana tapi berkelas. Potongan bagian atas menonjolkan tulang selangkanya yang ramping, memberi kesan anggun dan tenang. Panjangnya jatuh pas di lutut, dengan detail lipit halus yang memberikan sentuhan ceria. Meski tubuhnya belum sepenuhnya berkembang, ia tahu persis cara membawa diri. Sepatu hak tinggi beraksen rumbai dan kristal yang membingkai pergelangan kakinya menyempurnakan penampilannya.

“Apa Nona mau lihat tas tangan yang cocok?” Seorang pramuniaga langsung bersinar matanya. Ia teringat koleksi terbaru butik yang baru saja datang.

“Boleh,” jawabnya singkat.

Beberapa menit kemudian, pramuniaga itu kembali membawa sebuah tas berwarna senada. Ia mempersembahkannya dengan ke dua tangan. “Ini buatan tangan dari Italia. Limited edition. Detail berlian dan liusu-nya benar-benar pas dengan gaun yang Nona kenakan.”

Vilya mencoba memegangnya dan memiringkan sedikit kepala, menilai. Setelah beberapa detik hening, ia mengangguk.

“Bungkus semuanya,” ucapnya tenang.

Tanpa perlu aba-aba, Edgar menyerahkan kartu kreditnya.

“Baik, mohon tunggu sebentar.” Pramuniaga itu menunduk sopan dan segera pergi ke kasir.

Ia segera kembali ke ruang ganti, lalu dengan hati-hati melepas gaun itu dan mengenakan pakaian lamanya. Semuanya ia lakukan tanpa bantuan siapa pun.

Begitu keluar dari toko, ia tidak menyadari tatapan takjub dari beberapa gadis seusianya yang lewat. Mereka sempat berhenti sejenak, terpesona oleh caranya berjalan dan aura tenang yang ia pancarkan.

1
vanyla.
bagus smgt thor
Ayudya
seru dan untuk tokoh utamanya tegas.aku suka dengan alurnya rekomded banget deh
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih atas dukungan nya ka 🥰🥰
total 1 replies
Ayudya
vilya kamu jangan takut ma aveline tunjukan kalau kamu lebih kuat dan licik dari avrline
Ayudya
seneng banget dengan sikap tegas lirya
Ayudya
ayo vilya kamu jangan mau di tindas ma bibi dan anaknya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ayudya
sangat licik dan harus di balas dengan kelicikan biar tau
Ayudya
tu pelayan minta di karung terus di hanyutkan ke laut
Ayudya: jadi ketahuan deh ma aothor.sama sama mak/Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: nanti author yang buang ka 🤣
terimakasih ka udh mampir 🤍🤍
total 2 replies
Elsiya
eh, bukannya rambut Arabelle ya? atau aku lupa
Elsiya: okee kakk👍🏻
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: sory ya ka, nnt aku revisi ulang😊🤍
total 2 replies
ˢ⍣⃟ₛ 🟡𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜🅼ιяα🅷㊍㊍🔰
tetaplah jadi gadis baik yang kuat dan mampu melindungi diri
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
cerita nya seru banget
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅: sama sama
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih ka 🤍
total 2 replies
ᯓ★ֶָ֢⭑🥑⃟ꪱ꯱ꫀυᥣׁׅ֪༊· ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
yaampun sungguh mengenaskan
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
owh kakeknya Vilya menghilang?
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: sama2 kak syg
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: iya bnr ka, makasih udh mampir 🤍
total 2 replies
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
maaf jadi lompat baca nya kak
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
hm luar biasa baru bab pertama dah meledak!
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
untung org itu mengenal nya
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
kau kali yg bo*doh
⍣⃝𝖕𝖎🅿ᵉʳ🅸ᵏˢᵃᵈᵒᵐ🅿ᵉᵗᵈ🆄ˡᵘJin
ish mirisnya
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
gak baik itu balas dendam.. tp smoga karyanya meroket ya Thor, semangat
🅿ᵉˡ🅸ʰᵃʳᵃˢᵃ🅿ᶦᵏ🆄ʳᵇᵃⁿ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ: hehe sama2 kak🤗🙏
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: makasih ya ka 🤍
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘᴘᵃˡⁱⁿᵍɪᵐᵘᵗᴘᵃˡⁱⁿᵍˡᵘᶜᴜ
lalu pernikahannya cumn sandiwara utk memancing kehadiran 2 org itu?
Reni
weeeee jadi bom bundir 🤔😲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!