NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:46.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perang Besar Pertama ( bagian 1 )

Tunggak terus mengawasi para petugas perbekalan yang sedang menata bahan pangan untuk para prajurit. Ikatan demi ikatan gabah di tata sedemikian rupa, juga karung karung berisi jagung dan jawawut.

"Sudah beres semua Nggak?", tanya Sempani yang datang dari belakang.

" Kurang sedikit lagi, Ki. Yang dua pedati dari Pakuwon Berbek itu belum selesai di bongkar ", jawab Tunggak sambil menunjuk ke arah dua pedati sapi yang sedang di kelilingi oleh para petugas perbekalan.

" Kok tumben kau rajin sekali? Mimpi apa semalam? ", ejek Sempani yang keheranan melihat Tunggak yang terus bekerja sejak pagi.

" Mimpi dapat istri cantik yang mencumbu ku sampai pagi hehehe ", Tunggak terkekeh sambil memegangi pundaknya sendiri.

" Edan..!! Kalau itu bukan mimpi, kampreett..!!

Aku tahu kemarin kau memboyong janda Akuwu Macan Biru ke rumah mu. Sudah pasti buaya darat cap bajul buntung seperti mu langsung menggasaknya bukan? ", cemooh Sempani segera.

" Eits jangan fitnah dong Ki...

Jelek jelek begini aku tahu cara menghargai yang namanya ikatan suci pernikahan. Tidak boleh berbuat berlebihan sebelum janur kuning melengkung. Itu yang aku tahu Ki, jadi tidak ada yang namanya bercinta sebelum sah menjadi pasangan suami istri", oceh Tunggak yang mirip dengan pendeta yang memimpin upacara pernikahan. Senyumnya congkak sambil berkacak pinggang.

"Lantas suara ah uh dari kamar mu tadi malam itu apa? Kau sedang adu gulat dengan Banowati hah?!! ", hardik Sempani yang langsung membuat Tunggak gelagapan.

" Kok Ki Sempani bisa tahu? Ngintip ya?", tuduh Tunggak segera.

"Tidak perlu ngintip wong suara mu yang melengguh seperti kerbau disembelih saja terdengar sampai di halaman rumah. Kau pikir semua orang bisa kau kelabuhi hah?! Dasar tidak tahu malu... ", sungut Sempani yang membuat Tunggak langsung garuk-garuk kepala.

" Hehehe semalam kebablasan Ki...

Tadi nya cuma mau ciuman saja, eh adik kecil berontak jadi ya sayang kalau tidak dibablaskan hihihi", ujar Tunggak sambil cengengesan.

" Keterusan? Gigi mu itu yang kebablasan...!!

Kau di panggil Gusti Pangeran Danurwenda. Katanya beliau butuh kepastian jumlah bahan pangan yang ada di benteng pertahanan Pejarakan ini", ucap Sempani sambil ngeloyor pergi meninggalkan Tunggak.

"Huhhh sudah berumur masih juga gampang marah. Kalau kena penyakit, tahu rasa kau Ki.. ", gerutu Tunggak sambil menoleh ke arah para petugas perbekalan.

" Tolu, kemari kau!!! "

Seorang lelaki bertubuh gempal dengan tampang polos berlari dari kerumunan petugas perbekalan yang mengelilingi pedati dari Pakuwon Berbek menuju ke arah Tunggak.

"Ada apa Lurah e? ", tanya pemuda berwajah polos itu dengan penuh hormat.

" Kau aku tugaskan untuk menata dan menghitung semua bahan pangan yang kita miliki. Kalau sudah selesai laporkan pada ku. Jika kerjaan mu benar, aku bisa mengangkat mu sebagai wakil pimpinan petugas perbekalan. Ingat itu baik-baik.. ", ucap Tunggak yang langsung membuat pemuda berwajah polos yang bernama Tolu itu sumringah mendengar nya.

" Sendiko dawuh Lurah e.. ", jawab Tolu segera.

Setelah memberikan arahan pada bawahannya, Tunggak bergegas meninggalkan tempat itu menuju ke arah sebuah bangunan besar yang menjadi pusat benteng pertahanan ini. Sesampainya disana, ternyata beberapa pendukung utama Mahesa Sura sudah berkumpul seperti Jayeng, Rakai Pamutuh dan Dewa Pedang Lembu Peteng.

"Loh loh loh ada apa ini kok semua kumpul di sini?", tanya Tunggak sambil menatap semua orang karena ia tidak tahu apa apa.

" Aku baru mendapat kabar dari telik sandi yang aku kirimkan kalau pasukan Kertabhumi sudah sampai Selorejo. Besar kemungkinan mereka akan sampai disini esok hari ", jawab Jayeng segera.

" Oh pasukan Kertabhumi akan sampai...

APAAAAA??!!! Pasukan Kertabhumi akan sampai esok hari?!! ", Tunggak yang awalnya cuek saja langsung kaget setengah mati.

" Tidak perlu panik, Nggak..

Pasukan kita sudah siap untuk berperang melawan mereka. Tinggal mengatur pertahanan dan taktik yang sudah kita atur sebelum nya", jawab Mahesa Sura sambil tersenyum.

Huuuufffffff....

"Syukurlah kalau begitu. Siapa juga yang takut sama pasukan Kertabhumi? Kali ini adalah kesempatan ku balas dendam atas perlakuan mereka tempo hari. Aku pasti akan membantai para prajurit Kertabhumi sebanyak-banyaknya..! " ucap Tunggak dengan nada berapi-api. Semua orang langsung menganggukkan kepalanya karena ikut terpancing semangatnya karena kata-kata Tunggak.

Maka persiapan di benteng pertahanan Pejarakan pun diatur sedemikian rupa. Mahesa Sura menetapkan gelar perang Garuda Nglayang dengan meminta Dewa Pedang Lembu Peteng untuk menjadi pasukan pertama yang bergerak dengan membawa para pendekar dari Lembah Seratus Pedang dan bekas para murid Padepokan Bukit Rawit. Mereka bertindak sebagai kepala garuda dengan kekuatan sekitar 1000 orang.

Di sayap kiri, ada pasukan Pandanalas, Pakuwon Sekar Pudak dan para pemuda dari wilayah Wilangan. Jumlah mereka tak kurang dari 1500 orang prajurit. Mereka dipimpin oleh Jayeng dan Ki Menjangan Rajegwesi.

Sedangkan di sayap kanan ada pasukan dari Berbek, Pakuwon Gumarang dan para prajurit Wilangan dibawah pimpinan Bekel Candramawa dan Rakai Sambu. Jumlahnya sekitar 1500 orang prajurit dengan kuda tunggangan yang membuat nya menjadi pasukan gerak cepat yang bertugas sebagai pasukan kejutan.

Sedangkan bantuan dari Istana Lodaya di tambah dari Kampung Widas dan juga para petugas perbekalan yang di bawah perintah Mahesa Sura dengan jumlah sekitar 2000 lebih prajurit disiapkan untuk membentuk badan dan ekor garuda. Ini semua sudah dalam perencanaan matang jauh-jauh hari sebelumnya.

Keesokan harinya...

Thhuuuuuuutttttttttttttt....!!!!!

Bunyi terompet dari kulit kerang ( sangka ) terdengar nyaring bersamaan dengan munculnya panji-panji merah putih dan bendera kuning hijau yang menjadi bendera kebesaran Mandala Kertabhumi di cakrawala timur.

Seorang prajurit penjaga menara benteng pertahanan Pejarakan yang melihat ini semua, langsung memukul kentongan dengan cepat sambil berteriak keras.

"Pasukan Kertabhumi datang! Pasukan Kertabhumi datang! Semuanya bersiaplah..!!! "

Thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg thhooonnggg!!!

Bunyi titir kentongan tanda bahaya langsung membuat suasana benteng pertahanan Pejarakan tegang seketika. Sedangkan para prajurit yang bersiaga di rimbun pepohonan yang ada tepi sungai kecil tapal batas wilayah pun segera merentangkan busur panah nya ke arah musuh yang mulai terlihat mendekat ke arah jembatan satu-satunya yang menghubungkan wilayah Wilangan dan Sekar Pudak.

Mereka adalah pasukan pemanah khusus yang dilatih oleh Ki Menjangan Rajegwesi sebagai pasukan kejutan.

Pasukan Kertabhumi yang besar akhirnya membentuk sebuah barisan yang lebih kecil dengan 3 orang berjalan berjajar karena jembatan penyeberangan ini hanya bisa memuat sejumlah itu.

Begitu pasukan Kertabhumi mulai menginjakkan kakinya ke tanah Wilangan, Ki Menjangan Rajegwesi yang sedari tadi sudah menunggu mereka langsung melepaskan tembakan anak panah ke arah prajurit Kertabhumi yang paling awal.

Shhrrriiiiiiinnngggggg..!!!

Jllleeeebbb Oouuuugggghhhh..!!!

Satu prajurit Kertabhumi yang naas ini langsung roboh begitu anak panah Ki Menjangan Rajegwesi menembus tubuh nya. Para prajurit Kertabhumi lainnya langsung panik tetapi inilah yang ditunggu oleh para prajurit pemanah Wilangan.

Shhrrriiiiiiinnngggggg shhrrriiiiiiinnngggggg shhrrriiiiiiinnngggggg shhrrriiiiiiinnngggggg!!!

Ratusan anak panah bagaikan rintik hujan langsung menghujani pasukan Kertabhumi yang sedang dilanda kepanikan. Ratusan orang prajurit langsung tewas dalam serangan cepat ini.

Melihat anak buahnya di hujani anak panah dari pihak musuh, Demung Wiru salah satu perwira tinggi prajurit Kertabhumi langsung berteriak keras.

"Berlindung!! Gunakan tameng kalian sebagai perlindungan...!!!! ", teriak Demung Wiru keras.

Para prajurit Kertabhumi pun segera mematuhi perintah pimpinan mereka dan menggunakan tameng sebagai perlindungan sambil bergerak ke arah benteng pertahanan Pejarakan. Usaha ini berhasil menyelamatkan nyawa para prajurit Kertabhumi karena anak panah dari anak buah Ki Menjangan Rajegwesi tak berhasil menembusnya.

Melihat itu, Ki Menjangan Rajegwesi langsung memberi isyarat kepada anak buah nya untuk mundur ke benteng pertahanan Pejarakan.

Para prajurit panah Wilangan yang bersiaga di atas benteng pertahanan langsung membidik prajurit Kertabhumi yang mulai terlihat mendekat. Tetapi pada jarak terjauh sebuah anak panah bisa tepat sasaran, pasukan Kertabhumi berhenti bergerak.

Senopati Kebo Bang selaku pimpinan pasukan Kertabhumi langsung menepak kuda tunggangan nya maju ke tengah padang rumput dengan diikuti oleh Demung Wiru yang mengangkat bendera putih.

Mahesa Sura di dampingi oleh Cempakawangi, Dewi Jinggawati dan Rara Larasati berdiri tegak diatas pintu gerbang benteng pertahanan Pejarakan sambil menatap tajam ke arah pimpinan para prajurit Kertabhumi itu.

Begitu sampai di depan pintu gerbang benteng pertahanan Pejarakan, pria bertubuh kekar ini langsung berteriak keras,

"Hei Wong Wilangan..!!!

Apa maksud kalian menyerang kami? Apa kalian ingin memberontak pada Gusti Bhre Dyah Sindupati?! "

Mendengar omongan Senopati Kebo Bang yang terkesan merendahkan martabat manusia itu, Mahesa Sura langsung membalasnya dengan keras,

"Untuk apa kami memberontak pada tanah kami sendiri?!

Kami hanya menuntut hak yang seharusnya kami dapatkan! "

1
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
ha ha ha.. Mahesa dikeroyok macan betina, entah apalah gerangan yg akan terjadi 😂💋
Ebez: sakit pinggang kak Pandanwangi🤣🤣
total 1 replies
Ali Gilih
kayaknya mulai tersendat sendat nih kang ebeezz yg mau update..😁
Ebez: hehehe banyak kegiatan dari kantor bang Ali 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Thomas Andreas
nah hayam wuruk sdh turun tangan
Ebez: babak baru sejarah Kertabhumi akan dimulai bang Thomas🙏🙏😁
total 1 replies
Thomas Andreas
sempet²nya buka jendela
Thomas Andreas
sempet²nya buka jemdela dl
Thomas Andreas
pesona penari cantik memang bikin runyam
Thomas Andreas
dapat doping kah
Was pray
pengulangan bab ya bang ebez, ini bang ebez terhipnotis sama aktifitas sura dan tiga singa betina nih ... 🤣🤣🤣
Was pray
sura nambah porsi biar burung empritnya gemuk dan bisa berubah jadi rajawali... 😄😄😄
Ebez: wkwkwk boleh juga tuh bang Was 😁😁😁
total 1 replies
Tarun Tarun
kirain Doble up haduuuuuhh
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Pada kemana penghuni Pakuwon Wilangan 🤔 masa ada suara gaduh gak ada yang dengar 😇
Ebez: pada teler setelah pesta bang Joe 😁😁
total 1 replies
OldMan
apakah ada dari kembang istana Majapahit yg akan kepincut juga dng Mahesa sura ?
sepertinya trah Mahesa sura ini yg kemudian melahirkan raja2 Islam di kemudian hari yah kang ebez
saniscara patriawuha.
mantapppp kopi cleng nya
Ebez: wkwkwk iya tuh kang Saniscara😁😁🙏🙏
total 1 replies
Mujib
kok muncul 2 bab isinya sama kang Ebez
Rafly Rafly
tau tau dah 2 bab saja Nongol /Tongue/
Ebez: loh satu bab doang kok bang Rafly🙏🙏
total 1 replies
Rafly Rafly
busyeet... three in one masih ngatasi.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ebez: encok itu dapatnya bang Rafly
😁😁
total 2 replies
Ali Gilih
heleh..knapa pendek kali chapter kali ini bang..tau tau dah slesai ja..

up terus kang ebeezz..
Ebez: hehehe author gak kuat nulis yang begini an bang Ali 🤭🤭
total 1 replies
Windy Veriyanti
kucing sialan belum makan whiskas 😀
Ebez: mungkin juga begitu Kak Windy🙏🤣
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
Bukan kucing nya yg sial tapi Utari yg sial 😅 datang disaat yg tidak tepat, mengganggu suasana hati para macan betina yg lg hot 🔥😂😂
Ebez: wkwkwk iya juga sih kak Pandanwangi🙏🙏🤭🤭
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
kucing garong liar.....
Ebez: timpuk aja kak Aifa,😁😁🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!