NovelToon NovelToon
Mantan Terindah

Mantan Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Menikah sekali seumur hidup hingga sesurga menjadi impian untuk setiap orang. Tapi karena berawal dari perjodohan, semua itu hanya sebatas impian bagi Maryam.
Di hari pertama pernikahannya, Maryam dan Ibrahim telah sepakat untuk menjalani pernikahan ini selama setahun. Bukan tanpa alasan Maryam mengajukan hal itu, dia sadar diri jika kehadirannya sebagai istri bagi seorang Ibrahim jauh dari kata dikehendaki.
Maryam dapat melihat ketidaknyamanan yang dialami Ibrahim menikah dengannya. Oleh karena itu, sebelum semuanya lebih jauh, Inayah mengajukan agar mereka bertahan untuk satu tahun ke depan dalam pernikahan itu.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka selanjutnya?
Ikuti kisah Maryam dan Ibra di novel terbaru "Mantan Terindah".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Nomor Tak Dikenal

Selama bulan Ramadan kesibukan Maryam semakin meningkat. Koleksi gamis, mukena, kerudung brand Maryam dalam jumlah yang banyak sudah siap dipasarkan via platform jualan online.

Sesuai timeline yang sudah dibuatnya, produksi selesai sebelum Ramadan, sesuai rencana. Terhitung mulai tanggal dua Ramadan, semua produk brand miliknya siap dipasarkan via platform jualan online milik sahabatnya.

Permintaan dari beberapa pihak juga sudah masuk, tetapi sampai saat ini Maryam memilih untuk menjualnya sendiri secara live. Rencananya jika ini berhasil baru dia akan berekspansi ke jualan offline.

Belum lagi pesanan snack dan nasi box lumayan meningkat di bulan Ramadan ini. Kebanyakan orang memesan untuk berbagi takjil dan buka bersama. Hal itu Maryam manfaatkan sekalian memasak untuk menu di rumah, jam lima tepat dia mengusahakan sudah ada di rumah dengan menu berbuka yang siap di tata di meja makan.

Meskipun kesibukan Maryam bertambah di bulan Ramadan ini, tetapi tidak membuat tugas utamanya sebagai istri terabaikan. Maryam selalu mengusahakan untuk memasak menu sahur dan berbuka. Sebelumnya Ibra sudah bilang jika dia akan mengusahakan untuk selalu berbuka di rumah.

"Akang, mau makan kolak dulu atau puding?" Maryam menunjuk menu berbuka yang sudah disiapkan magrib ini. Keduanya baru saja membatalkan puasa dengan kurma dan air putih.

"Wah, makin variatif aja menu takjilnya." puji Ibra dengan mata yang tampak antusias memindai tampilan kolak dan puding yang menggugah selera.

"Iya, sekalian tadi bikin buat yang pesen." Ibra menunjuk kolak ubi ungu yang menurutnya begitu menarik.

Maryam mengambilkan semangkuk kecil kolak ubi ungu itu dan menyerahkannya kepada Ibra.

"Kamu itu sebenarnya bisnis apa sih? Katanya jualan online pakaian wanita." Selama menikah Ibra pernah dua kali mengantar Maryam ke tempat kerjanya, sebuah ruko dua lantai dengan ukuran sedang, di depan ruko terdapat papan bertuliskan Annisa Fashion dengan logo animasi kartun muslimah.

"Iya, aku jualan baju sama perlengkapan muslimah lainnya di online shop milik Anisa. Aku kan gak live terus, paling cuman dua sampe empat jam sehari, nah sisanya aku gunain buat masak." jelas Maryam apa adanya.

"Memangnya gak capek? Ya jualan live, ya masak."

"Capek pasti Kang, tapi karena menjalaninya dengan sukacita bawaannya seneng aja."

Perbincangan sepasang suami istri itu terhenti ketika kolak di mangkok masing-masing telah habis. Keduanya bersiap mengambil wudu untuk melaksanakan salat magrib berjamaah sebelum menikmati makanan lainnya.

Hari-hari Maryam dan Ibra di bulan Ramadan berjalan sebagaimana mestinya. Maryam sibuk dengan bisnis onlinenya dan Ibra pun sibuk mengurus bisnis travelnya di Bandung. Untuk perusahaan keluarga di Jakarta Ibra masih belum mau mengambil alihnya, terpaksa sang papa yang masih harus turun tangan langsung.

"Akang, kita mau lebaran dimana dulu nanti?" Maryam membuka mukena dan kerudung instannya, mereka baru saja kembali dari mesjid komplek melaksanakan salat tarawih terakhir.

"Di Jakarta dulu ya, gak apa-apa kan?" Karena kesibukan Ibra di penghujung Ramadan Maryam belum sempat membahas hal ini. Beberapa hari ini Ibra bahkan tidak berbuka puasa di rumah, dia terpaksa takjil di kantor namun tetap mengusahakan makan bersama dengan istrinya.

"Iya gak apa-apa, biar aku siap-siap. Besok jadi kan kita berangkat habis subuh." tanya Maryam sembari melipat mukena dan menggerai rambutnya.

Tanpa Maryam sadari gerakannya itu membuat sesuatu di dalam diri Ibra terbangun.

"Kamu menggoda aku ya?" Ibra memeluk Maryam dari belakang, di kedua tangan istrinya itu masih ada sajadah yang akan dilipat.

"Enggak, menggoda gimana?"

"Aku mau." ucap Ibra sembari mengecup sisi kanan leher Maryam. Tanpa banyak bicara lagi, Ibra menggiring Maryam ke atas tempat tidur.

"Akang, aku mau packing. Arhhh ..."

"Nanti aku bantuin."

Tak ada lagi penolakan dari Maryam, dia membiarkan suaminya menuntaskan apa yang diinginkannya.

Kedatangan Maryam dan Ibra disambut antusias oleh Mama Amel dan Papa Harjono. Keduanya sangat senang anak dan menantunya berlebaran bersama mereka.

"Mama udah beli semua bahan-bahan sesuai permintaan kamu sayang, lihat!" Mama Ibra langsung menggiring sang menantu ke dapur, sayuran daging dan bumbu-bumbu tersedia di atas meja yang ada di dapur, beberapa hari yang lalu dia dan mama mertuanya saling berkirim pesan perihal menu yang akan dimasak untuk hari raya.

"Kapan Mama nyiapin semua ini?" Ibra memindai semua bahan masakan yang ada di atas meja, Mama nya itu seperti akan berjualan saja.

"Kemarin Mama sama Papa belanja, bia Asih kan udah pulang kampung."

"Ouh" Ibra melirik ke arah istrinya sekilas, ada binar bahagia di mata Maryam melihat semua bahan masakan itu.

"Sekarang kalian istirahat saja dulu, mama sudah siapkan kamar kalian dia atas."

"Kamu mau masak sebanyak itu?" Ibra menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menyetir Bandung Jakarta selepas salat subuh dalam keadaan puasa membuatnya cukup lelah.

"Iya Kang, katanya besok di rumah ini ngumpul-ngumpulnya."

"Tapi itu banyak banget loh, emangnya sanggup kami masak sendirian?" Ibra tampak khawatir.

"Kan dibantuin Mama dan Akang, hhe ..."

"Aku ke dapur dulu ya, mulai eksekusi." Maryam keluar dari kamarnya setelah mendapat anggukan kepala dari Ibra yang kemudian mulai memejamkan mata mengistirahatkan raganya.

Pukul tiga pagi hari Maryam sudah terbangun dari tidurnya. Semalam sampai jam sebelas dia selesai memasak dan tinggal melengkapi yang kurang-kurangnya saja.

Ketupat, opor ayam, rendang, sambel goreng kentang mustofa, tahu isi goreng, emping, aneka sambal dan tak lupa kerupuk sudah selesai Maryam masak semuanya.

Jam tiga ini dia mulai membuat bolu pandan keju untuk dessert. Dessert yang lainnya sudah selesai dia buat semalam berbarengan dengan memasak, puding pelangi, puding coklat, puding stoberi dan puding aneka buah dan pie.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar." kumandang adzan subuh berkumandang tepat dengan selesainya Maryam membuat pie.

"Alhamdulillah, done."

Grepp

"Astaghfirullah." pekik Maryam yang kaget karena tiba-tiba ada tangan yang membelit di perutnya.

"Aku cariin." bisik Ibra dengan suara serak khas bangun tidur.

Hari raya pun tiba, keluarga besar dari pihak mama Amel dan Papa Harjono hadir tepat pukul sembilan. Semua orang memuji masakan Maryam, bahkan ada yang beberapa meminta resep yang dengan senang hati Maryam layani.

Hari ketiga hari raya, rencananya Maryam bersama suami dan kedua mertuanya akan berkunjung ke Garut. Sebelumnya tepat di hari raya dia hanya bisa bervideo call dengan Abah, Ambu dan kakak-kakaknya, mereka memaklumi dan mendukung Maryam untuk lebih mendahulukan keluarga suaminya.

Namun karena sesuatu hal kedua orang tua Ibra tidak jadi ikut pergi ke Garut. Di Yogya, adik Papa Harjono yang tengah sakit dikabarkan meninggal, alhasil kedua mertuanya segera meluncur ke Yogya untuk menghadiri pemakaman.

Perusahaan travel Ibra juga mengalami musibah, salah satu pesawat penerbangan domestik mengalami kendala hingga menyebabkan beberapa penumpang mengajukan komplain, hal itu membuat Ibra harus turun tangan langsung menyelesaikan urusannya.

Hingga hari ke tujuh lebaran Maryam masih berada di rumah mertuanya, sementara Ibra berada di Bandung. Dia tidak bisa pulang pergi Bandung Jakarta karena seharian hingga malam haris berada di kantor dan pulang larut hanya untuk beristirahat, kadang Ibra pun tertidur di kantor.

"Assalamu'alaikum Akang, bagaimana kabarnya? Akang jangan lupa jaga kesehatan? Urusan perusahaan lancar?" Hari ke delapan lebaran seperti biasa Maryam mengirimi sang suami pesan selepas salat subuh. Awalnya dia mau menyusul ke Bandung tetapi amanat kedua mertuanya agar dia tinggal di Jakarta tak bisa Maryam abaikan.

Hingga jam sembilan pagi, pesan yang dikirim pada suaminya masih bercentang dua abu-abu. Ada kekhawatiran yang tiba-tiba menyergap di hatinya, namun dia menyugesti diri, mungkin Ibra masih tidur karena semalaman menyelesaikan pekerjaan di kantor.

Ting

Seulas senyum terlukis di wajah Maryam ketika bunyi pesan masuk terdengar dari ponselnya.

Namun, seiring dibukanya pesan yang ternyata dari nomor baru dan dibacanya, senyuman itu seketika menghilang.

"Assalamu'alaikum Maryam, aku Tasya. Terima kasih ya dua hari ini sudah mengizinkan Ibra untuk menemaniku di rumah sakit. Maaf kalau liburan hari rayanya terganggu. Sekali lagi terima kasih."

Foto Ibra yang tengah tertidur di sofa yang tampaknya ada di ruang rumah sakit pun dikirimkan nomor yang sama menyusul pesan tersebut.

1
adelina rossa
belum ngedip mata udah selesai aja bacanya kak..penasaran sama ibra mau ngomong apa lagi dia....pokoknya maryam harus bahagia...lanjut kak
Mutiara Nisak
aduuhh....
makin nyut2tan hati ini,gmn ibra perasaan mu stlh tau semua yg kau lakukan tak dpt d sembunyikan dr istri,krn perasaan istri itu sangat peka.....
dyah EkaPratiwi
kog sakit nya mpe sini kak, Ibra jahat banget
Naya
jug gera balik maneh ibra aing mah ges teu kuat hayang nalapung🤾
maryam semangat😭💪
Mawar
suka sama krkter maryam, tp klw bs jngn pisah kak buat ja siibra bucin hbis.lnjut kak 👍
Adiba Shakila Atmarini
iya thor dikit bangt..bacanya sambil deg degan lagi..maaf ya thor..🙏
Nenny
👍
Suci Dava
kok terasa sedikit yaa thor bacanya 🙏, jngn lama2 yaa thor update nya
Mawar
nyesek banget..😢
adelina rossa
saya dukung maryam kak...sebagai perempuan kita harus punya sikap jangan mau disepelekan sama ibra...kalau ibra ga bisa lepas dari tasya mending kamu yang melepaskan diri...lanjut kak
Nie
beneran sesek bacanya .... 😭😭
Khadijah Nafisah
apa kah hati 😁
Naya
😭😭 bahagia lah maryam
dyah EkaPratiwi
yg kuat Maryam
Mutiara Nisak
beneran nyesek lho,saat semua tau kebenaran rumah tangga anak serta adek mereka,tp....untung aja si ibra blm dtg saat iam menjelaskan semua nya,andai ada ibra...bs2 si ibra nutupin kelakuan nya dan iam makin tersakiti...semoga aja keluarga nya terutama ortunya g smpk emosi tingkat tinggi saat ibra dtg nanti....
Adiba Shakila Atmarini
lanjut thor..🥲🥲
Suci Dava
Bagus Maryam, cepat ambil sikap, apapun alasannya PERSELINGKUHAN tdk di benarkan, apalagi Ibra orang paham agama.
Fitri Yani
/Sob/lanjut baba LG thor
Adiba Shakila Atmarini
makin kesini makin jadi ni ulat keket..ibra mah g tegas..jangan bilang k2nya mau d miliki..ogah iam..
Mawar
lnjut kak mkin seru aja..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!