NovelToon NovelToon
Lampu Kuning Kawah Sikidang

Lampu Kuning Kawah Sikidang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Ketos / Perjodohan / Cintamanis / Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ys Simarmata

Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rindu diatas pilu

Ternoda kata cinta bila ku kaitan hubungan ku dengan Sagam saat ini, tapi setau ku kata cinta kan memperhalus kata nafsu saja artinya hubungan kami bisa jadi kata cinta dong? Kalau memang ini ujungnya lebih baik diakhiri saja, tapi dalam doa dan hati kecil ku masih berharap kalau misalnya Sagam, aku dan bayi ini ada untuk menjadi keluarga yang lengkap.

Mbak Lastri sangat handal menyentuh bagian tubuh yang rapuh walaupun rasa nyeri dihati tidak berkurang asal badan terlihat bugar tidak masalah adanya. Ku pejamkan mata terbenam pada ketenangan batin.

Biarpun sejenak namun bisa menyentuh ketenangan, handphone tak berdering biarlah disitu sampai kapan ia berbunyi nanti nya.

"Permisi." mbak Sri pergi meninggalkan ku,jika pintu itu ditutup hanya aku akses utamanya untuk membuka. Dalam ketelanjangan ku nikmati kenyamanan ini. Andai harum sempurna ini seperti kehidupan ku, kupu-kupu mana yang tak hinggap menikmati nya,tapi balik lagi kalau hanya untuk menikmati sesaat untuk apa.

Kesore hariannya suara ramai di balik hotel membuat ku berjalan' menelusuri pinggiran hotel,banyak sekali pepohonan dengan udara segar berlalu lalang penduduk dengan ragam aksinya. Mereka amat ramah menyapa ku dengan lembut 'teteh' gak ada kata lain.

Berbaur dengan akamsi[anak kampung sini] membangunkan sikap ekstrover ku semakin meningkat, mereka membuat layang-layang dan mengajakku pergi ke Tanah lapang. Dibawah pohon anak-anak kecil pada bermain tanah, daun-daun dipotong menyerupai sesuatu bentuk makanan asli.Bayangan masa kecil ku juga tak semenarik ini.Bermain masak-masakan kata mereka kepada ku.

Dan ya mereka membuat boneka-boneka sebagai anak-anakan, belum ku temukan hal beginian seumur hidup, ternyata hidup dikampung tak seburuk yang ku bayangkan,ada kebebasan tak ada aturan.Dan terpenting mereka menikmati masa kecil nya,bahkan di usia mereka aku sudah mempersiapkan masa depan ku, hampir tiap hari ada saja kegiatan les privat dirumah. Dan besarnya hanya disekitaran tempat tumbuh enggak kemana-mana.

"Teteh beli apa?" anak kecil itu menggendong perbekalan nya kayak penjual pecal keliling, asik kalau mereka mengajak ku bermain seperti ini." pecel medium... Ehh maksud nya pecal lele aja 1, kalian tau kreatif bangsa Indonesia inilah mulai hilang di era jaman maju,bisanya selembar daun cokelat mereka potong-potong berbentuk ikan. Dan mereka menciptakan dunia tersendiri.

"Kalian enggak mandi? Sudah sore banget Lo," jam di handphone menunjukkan pukul 17:21 wib hari mulai berembun, aku juga sudah tidak tahan sebenarnya. "Belum Teh," seru mereka bersamaan,ku bawa kembali dompet sebelum itu penjual cilok keliling mengider kan jualannya.dua/ tiga orang anak membeli dan membagi-bagikan pada 8 orang sisanya, pemandangan unik,aku suka banget dengan suasana seperti sekarang.Mengajarkan pentingnya berbagi.

"Ambil 1 orang 1 porsi,teteh yang bayarin."

"Makasih ya Teh," mereka amat sopan, mengambil nya juga bergantian.Panda

sekali ibu mereka mendidik sikap dan perilaku mereka. Bukan terlalu mahal

bahkan uang Rp 50.000 sisanya menjadi

1 bungkus cilok yang banyak, pulang kembali

pada kamar sepi sebungkus cilok menjadi menu makan malam hari ini, Sagam gak seperduli itu.Bahkan buat menghubungi ku enggak ada dia lakukan. Malam perjanjian tiba, kira-kira dia pulang enggak ya,gimana kalau misalnya dia benar meninggalkan ku dan anak ini, siapa yang rugi pada saat ini.

Dan sampai malam handphone ku tidak berdering,malah dipukul 23:34 Dina yang menghubungi bukan Sagam,ah memang harus nya aku ke tempat Dina saja tapi kenapa gak kepikiran kesana ya.

"Halo Din,kenapa?" suara ku mendadak serak mungkin udara yang dingin mengeringkan tenggorokan.

Dina awalnya diam, terdengar suara kompromi tapi aku tidak mendengar apa yang dibahas saat itu."Dri,gue tadi siang mau main ke rumah Lo,kok bibi bilang Lo enggak ada sih?" Giliran aku yang diam,disaat seperti ini aja yang perduli banget itu cuman Dina.

"Ini Din... Gue di hotel*** tempat kesukaan gue, sebal banget lihat Sagam... Kamu coba pikir Din, dianggap apa aku sama Sagam."

Ah Dina perez juga nih cuman nanya pengen tahu aja gak ada niatan buat kasih solusi gitu." Besok gue liburan kesana boleh gak? Gue minta nomor kamar Lo dong."

"Boleh," setelah perbincangan detail nya aku dimana,Dina mematikan teleponnya.

Ya gak ada obrolan lain, akhirnya malam ini aku bisa beristirahat dengan tenang.

POV— Sagam.

Ku kira Adriana tidak senekat ini, ternyata disini dialah yang amat terluka.Kasar sekali aku kepada dia, dia memang butuh aku saat itu. Tapi memang satu hari ku buat mimpi-mimpi serta keinginan Lyla tercapai dengan ku,dan kami berpisah dengan damai.

Aku juga tidak lupa dengan Adit anak pertama dihatiku,dia dilahirkan dari cinta pertama ku, walaupun secara hukum dan biologis seujung kuku pun aku tidak memiliki hak atasnya,tapi seumur hidupnya dia tau aku adalah laki-laki jagoan versi Adit.

Tamiya yang diminta Adit adalah janji ku bila ia mendapatkan rangking terbaik di sekolah dasar,aku baru bisa menyanggupi mimpi mereka sekarang.Rezeki Adriana juga,saat bersama mereka semua bagai alir mengalir, lancar aja gak tau kenapa aku juga bingung. Tiba-tiba aja toko online parfume milik ku di endorse selebgram, pemesanan lumayan untuk memenuhi semua impian Adriana. Ibu juga bilang kalau bisa jangan pernah tinggalin Adriana, aku gak tau kenapa guru psikologi desa mengatakan itu padaku.

Pagi tadi aku melihat amarah wanita independen terbaik dalam hidupku, jujur aku takut ia tersinggung dengan penjelasan ku dan merasa semua mimpi yang ia bangun tidak ada harganya karena impian kecil Lyla yang tercapai, walaupun secara logika gak mungkin ada rasa cinta pada kami tapi anak itu kan menyatukan kami. Aku pergi bukan karena marah atau merasa ego ku tersenggol,hanya sedih aja titik terendah Adriana adalah menganggap mereka beban dalam hidupku,padahal sejujurnya aku ingin mengenal dia lebih dalam Lagi.

Malam ketika aku pulang kerumah, kamar dia kosong dan juga kamar ku tidak ada siapa-siapa, Bibi juga mengira Adriana pergi dengan ku, diantara panik karena telepon Adriana tidak bisa ku hubungi, atau memang dia ngeblok nomor ku. Intinya aku sempat panik mencari ia, sampai mengetuk pintu temannya dimalam hari, dia heran dengan kedatangan ku.Kami bicara 4 mata sebenarnya segan bila masuk tanpa suaminya dirumah namun aku disambut layaknya teman oleh dia, dia awalnya tidak menelepon Adriana langsung tapi menanyaiku tentang apa yang terjadi.

Setelah penjelasan panjang dari ku,Dina namanya amat pandai membujuk Adriana. Saran dari Dina juga untuk buat kejutan pada Adriana disana,Dina juga melarang ku membuat suatu yang norak karena Adriana tidak suka itu.

Pulang dari apartemen Dina,aku melanjutkan perjalanan menuju Bandung berharap besok bisa ketemu dengan Adriana. Aku ingin kesempatan kedua itu datang dari Adriana.

Namun kantuk ku datang dan memilih tidur di perjalanan daripada Adriana menjadi janda muda dan anakku yatim tidak berduka lebih baik menepi di terminal bus besar tepatnya dekat dengan jalan tapi tidak menghalangi lalu lalang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!