Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Krik
kring
suara ponsel Atlas berbunyi tertera nama " Nia cerewet"
" Nia kenapa dia?" tanya Atlas.
" angkat saja dulu mas, siapa tau penting"
Atlas mengambil ponselnya,ia kemudian menekan tombol loudspekear, agar istrinya juga mendengar percakapanya dengan sang adik.
" Halo Assalamualaikum , kenapa?" ketus Atlas.
" wuss galak betul lah, pria kulkas satu ini" balas Agnia, mendengar suara sang kakak yang sangat ketus.
" kalo orang salam tuh di jawab, kenapa?"
" hehehe Waalaikumsalam, kakak dimana?"
" di hotel dekat rumah sakit"
Nara menggelengkan kepalanya melihat sang suami dengan muka cemberut.
" ngapain?"
"kepo, anak kecil gak boleh tau, sudah yaa kakak matikan telfonnya"
" bentar kak, ini lho aku telfon sampean di suruh sama mb ayu, katanya dia ngidam mangga muda"
" lahhh terus ngapain telfon kakak, ya sudah kamu minta tolong kang Ardi atau kang santri lainnya buat belikan"
" nah masalahnya itu kak, dia maunya sampean yang beli,harus sampean"
Atlas melihat ke arah sang istri yang tampak sedang memainkan ponselnya.
"Dek" panggil Atlas pada Nara.
" hmmm ,tumben dek nada lembut pula" suara dari sebrang telfon sana.
" yehh siapa juga yang manggil kamu, orang aku manggil istriku"
" pantes" kini suara Agnia berubah ketus.
" kenapa mas?" tanya Nara.
" gimana?" Atlas bertanya balik.
" ya sudah belikan dong, emang kamu mau anak orang ileran gara- gara kamu" balas Nara.
" tapikan... bukan aku suaminya" sahut Atlas.
" itung- itung bantu orang mas"
" okey dech, maaf yaa kita jadi pulang sekarang"
" gapapa mas, kita bisa lain kali lagi"
" okey sayang"
" ekhm ekhm" dehema dari sebrang telfon
" masih ada orang ini" ketus Agnia.
" oh ya lupa, okay kakak sama kak Nana belikan sekarang"
" hmmm, oh ya kak Nana nanti malam ajarin Nia make up yaa kak"
" enggak, enggak bisa" bukan Suara Nara namun suara Atlas yang menjawab.
"Nia tanya kak Nana, bukan kakak"
" tapikan kak Nana istri kakak, jadi kak Nana harus ikut kakak"
" mas, iya Nia nanti kakak ajarin" Nara melerai bertengkaran kakak adik tersebut.
" sayang"
"udah dulu yaa kak Nana cantik, see you" Agnia kemudian memutuskan panggilan secara sepihak.
" sayang, kan kita mau kasih cucu buat umi, kalo kamu ngajarin make up Nia, kita bikin adeknya kapan dong" rengek Atlas seperti anak kecil.
"apa sih mas gak jelas !! ayo ah kasian mb ayu" balas Nara kemudian berjalan membereskan barang- barangnya.
"ya udah dech, sayang kamu ganti pakek ini yaa.. baju yang tadikan kotor"ujar Atlas sambil menyerahkan paper bag berwarna putih.
Nara hanya mengagguk,setelah itu menlajutkan kegiatanya mengngemas barang- barangnya.
...****************...
Tepat adzan magrib Nara dan juga Atlas tiba di pesantren, setelah berkeliling mencari mangga muda.
" Assalamualaikum Gus" sapa Ayu yang baru saja pulang dari masjid bersama dengan Nyai Fatimah dan juga Agnia.
" Waalaikumsalam " balas Atlas dengan wajah yang super datar.
Nara tak mempermasalahkan jika Ayu tak menyapa diri nya, ia lebih memilih menghampiri mertua dan juga Agnia.dan menyalami sang mertua.
" kamu kenapa nduk? kok jalannya kayak gitu" tanya Nyai Fatimah sengaja menggoda sang menantu dan anaknya.
" tadi jatuh umma" balas Nara.
" Gus, adeknya mau minta tolong di kupas kan dan di suapkan" Ujar Ayu yang masih di dekat Atlas.
Nara, Atlas, Nyai Fatimah dan juga Agnia terkejut dengan permintaan Ayu.
"Ayu" suara Nyai Fatimah yang begitu tegas, yang baru di dengar oleh Nara
" Maaf Nyai, tapi saya juga nyidam di kupasin dan di suapi oleh Gus Atlas" balas Ayu.
" Maaf saya tidak bisa"balas Atlas kemudian masuk tak lupa menggendong Nara ala bridal style.
" Ayu saya harap, kamu jangan coba- coba mengganggu rumah tangga anak saya" peringat Nyai Fatimah yang tampak tak suka pada Ayu, entah mengapa firasatnya tak enak, setelah Atlas membawa Ayu kesini.
Nyai Fatimah dan juga Agnia kemudian masuk kedalam ndalem, meninggalkan Ayu sendirian.
"sial" umapat Ayu.
Atlas membawa Nara masuk ke dalam kamarnya.
" mas itu kasian mb ayu" ujar Nara.
" enggak ah sayang, emang kamu rela aku suapin dia?" tanya Atlas merebahkan Nara ci ranjang miliknya.
" ya tapikan kasian anaknya nanti ileran mas"
" kamu beneran gak cemburu? kalau suami kamu suapin wanita lain"
" yahh iya, tapikan dia lagi ngidam mas"
" tetap saja aku gak mau, aku tuh udah berusaha buat jaga perasaan kamu, tapi kenapa kamu malah suruh aku buat suapin dia" Atlas tak sengaja meninggikan nada bicara yang membuat Nara ketakutan.
" Maaf mas" ujar Nara lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Atlas melihat sang istri mengusap air mata saat berjalan ke kamar mandi " akhh" teriak Atlas sambil menjambak rambutnya sendiri.
30 menit kemudian Nara keluar dengan Mata sembab dan juga baju yang sudah ia ganti, Atlas sedari tadi menunggu sang istri di depan meja rias milik sang istri. karena layout kamar Atlas di bagian depan terdapat rak besar yang berisi buku-buku dan kitab- kitab milik Atlas masuk ke dalam terdapat ranjang super King dan di depannya terdapat sofa dan tv. dan ada sebuah ruangan walk in closet setelah ranjang, jarak ranjang dengan walk in closet sekitar 2 meter.
walk in closet ini di buat khusus oleh Atlas untuk Nara setelah menikah, karena dengar dari Alharhum mertuanya Nara suka mengoleksi tas dan juga sepatu dan kini benar 60% isi walk in closet adalah koleksi tas, sepatu dan juga baju milik sang istri dan sisanya miliknya ada beberapa koleksi sepatu Atlas yang tak kalah banyak dan juga jam tangan yang di buatkan tempat sendiri oleh Atlas berada di tengah- tengah walk in closet.
" tunggu mas,kita sholat berjamaah" ujar Atlas kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Nara kemudian menyiapkan baju koko dan sarung milik sang suami, setelah itu ia kedepan untuk menyiapkan sajadah.
Tak lama Atlas keluar dengan menggunakan kaos oblong dan juga celana pendek, ia melihat baju koko dan sarung di atas meja koleksi jam dan perhiasan milik sang istri walau hanya beberapa.
Atlas kemudian menuju ke depan ruang baca, sudah ada sang istri yang sedang duduk di sofa tempat biasanya ia membaca buka dan sajadah yang sudah di bentangkan.
" ayo sayang keburu isya"
Nara pun mengangguk dan mengikuti Atlas berdiri di belakang Atlas, tepat mereka salam Adzan isya berkumandang, setelah berfikir dan adzan telah usai, Nara dan Atlas melaksanakan sholat isya.
Setelah selesai sholat Nara mencium tangan sang suami dan Atlas mengecup cukup lama kening sang istri.
" sayang"
Bagus ceritanya☺️🤍