CEO paling disegani meninggal dan bangun di tubuh Anggun, putri yang sudah dilupakan semua orang.
Bagaimana bisa Anggun mendapatkan kerja sama dengan Alvin?
Dari mana kemampuan bahasa inggris,, oh, dia juga bisa bahasa arab?
Gawat!
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Bukti kejahatan
Saat Agatha dan putrinya di bawa oleh para polisi, semua orang di hotel menjadi heboh memandangi penangkapan kedua perempuan itu.
"Ya ampun, apa yang sudah terjadi? Kenapa mereka berdua ditangkap?"
"Gila! Siapa yang melaporkan mereka berdua sampai-sampai komisi pemberantasan korupsi juga datang kemari?"
"Apa jangan-jangan Anggun? Dia 'kan akhir-akhir ini datang ke hotel dan membuat keributan di hotel. Apa dia melaporkan mereka?"
Orang-orang berbisik-bisik, mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam karena Berlin juga merupakan salah satu influencer yang tentunya akan mendapat perhatian publik.
Tak hanya orang-orang di hotel yang merekam, ketika keluar dari hotel, Agatha melihat beberapa wartawan juga berkumpul di sana, seolah-olah mereka mendapat berita tentang penangkapannya hari ini.
"Berhenti merekam!" Berlin berteriak keras, dia tidak ingin reputasi baiknya yang selama ini ia bangun di internet menjadi rusak gara-gara apa yang terjadi hari ini.
Tetapi meski Berlin berusaha menghentikan orang-orang untuk merekam, Tidak ada yang perduli ucapannya, semuanya hanya terus mengambil gambar sampai akhirnya Berlin dan ibunya memasuki mobil.
Begitu duduk di dalam mobil, tangan Berlin yang diborgol gemetar, ia menatap ke belakang di mana ibunya berada, dia dan ibunya berada di mobil yang berbeda.
"Wah,, wah,,, Aku tidak menyangka kami akan menangkapmu, bukankah kau influencer yang suka membagi-bagikan makanan ke fakir miskin? Apa jangan-jangan itu hanya sandiwara saja?" Polisi yang menemani Berlin di atas mobil berkomentar, menatap Berlin dengan penuh rasa kagum.
Berlin menggertakan giginya menatap polisi itu, tetapi dia tidak berkata apapun dan hanya duduk meramas gaunnya.
"Ck,,, dilihat dari ekspresi mu, Sepertinya korupsi itu benar. Lagi pula kami sudah mengantongi seluruh bukti kejahatanmu, sebentar lagi internet pasti akan heboh gara-gara kau," ucap sang polisi sambil melemparkan tatapannya keluar jendela, dia tak menyangka hari ini akan menangkap influencer yang dibangga-banggakan oleh putrinya.
"Putriku di rumah pasti sangat kecewa, dia mengikutimu dan bahkan merengek sepanjang waktu untuk dibelikan barang-barang yang sama dengan yang kau kenakan. Hah,,, memang tidak ada manusia yang bisa dipercaya, bahkan Minggu lalu kami baru saja menangkap seorang pemuka agama yang melakukan pelecehan pada anak di bawah umur. Dunia sungguh kejam pada orang-orang lemah," ucap sang polisi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tetapi apa yang dikatakan oleh polisi itu benar-benar mengganggu Berlin sehingga dia melototi polisi tersebut dan berkata, "tutup mulutmu, memangnya kau pikir kau berhak mengomentariku?!"
Ucapan Berlin itu membuat sang polisi terkejut, dia berbalik menatap Berlin dan dengan cepat mengangkat tangannya memukul kepala Berlin.
Plak!
"Akhh!!" Berlin meringis kesakitan dan menatap sang polisi dengan tatapan bengisnya.
"Sial! Anak ingusan ini, aku pastikan kau mendapat hukuman yang paling lama supaya kau mendekam di penjara, bahkan kalau perlu sampai membusuk disana!" Tegas sang polisi.
Berlin menggertakkan giginya, tetapi tidak mengatakan apapun dan hanya diam saja hingga mobil mereka tiba di kantor polisi dan disambut lagi oleh para wartawan yang menunggu di kantor polisi.
Cekrek cekrek cekrek....
Melihat flash kamera yang mengarah ke arahnya, Berlin merasa semakin takut, tubuhnya gemetaran Dan hampir saja terjatuh, tetapi untungnya polisi yang bersamanya langsung menahannya hingga mereka memasuki kantor polisi.
Sementara itu di tempat lain, Anggun duduk di dalam mobil yang mengantarnya ke hotel keluarga Baraya, ia memegang tablet di tangannya dan sedang menonton siaran langsung penangkapan Agatha dan putrinya.
Anggun tersenyum, "akan kupastikan kalian tidak bisa keluar dari tempat itu selamanya!" Ucap Anggun menutup siaran langsung pada tabletnya dan melihat ke arah sang sopir yang sekaligus telah menjadi pengawal dan asisten pribadinya.
"Bagaimana penyelidikan tentang obat-obat terlarang yang diedarkan oleh Agatha? Apakah hasilnya belum keluar?" Tanya Anggun yang sudah tidak sabar lagi untuk membongkar satu persatu kejahatan yang dilakukan oleh Agatha dan putrinya.
"Tadi pagi saya sudah menghubungi detektif, dan mereka bilang hasilnya sudah bisa didapatkan paling lambat besok pagi," ucap Hendrik.
"Bagus, tidak perlu menahan diri, langsung publikasikan semuanya ke wartawan yang terpercaya. Biarkan dua orang itu mendapat kecaman dari publik," kata Anggun.
"Nyonya tidak perlu khawatir, saya pasti akan melakukannya sesuai perintah Nyonya," ucap Hendrik.
Mobil pun terus melaju hingga mereka tiba di hotel Baraya yang sudah tampak lengang, seperti nya sang pangan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.
Tetapi ketika mobil berhenti, tetapan Anggun tertuju pada Bryan yang sedang berbicara dengan resepsionis hotel.
Anggun pun turun dari mobil dan begitu Bryan melihat kedatangan Anggun, dia langsung berlari menghampiri Anggun, "apa yang terjadi?" Tanya Bryan.
"Kenapa kau bertanya padaku? Tunanganmu seharusnya lebih tahu," jawab Anggun sambil tersenyum membuat Bryan semakin kesal.
Ibu dan adik Anggun di tangkap polisi, tapi Anggun malah berleha-leha di sini.
Brian menghela nafas, "Aku tahu kau yang melaporkan tante Agatha dan Berlin, tapi ini sangat keterlaluan kalau kau menfitnah mereka melakukan penggelapan dana hotel dan bahkan pembunuhan berencana? Apa itu masuk ak--"
"Berikan padaku," ucap Anggun pada Hendrik yang berdiri di belakangnya membuat Hendrik menyerahkan sebuah dokumen yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Anggun menerima dokumen itu dan memberikannya pada Bryan dengan kasar, "Kenapa kau tidak melihat buktinya sendiri?" Ucap Anggun membuat kening Bryan mengerut.
Dia tidak percaya Agatha dan Berlin akan melakukan hal buruk seperti yang dikatakan para polisi, jelas-jelas Berlin berhati polos, tidak mungkin memiliki niat yang buruk, terutama pada ayah sambungnya sendiri yang telah memberikan segalanya untuk Berlin.
Jadi dengan tergesa-gesa, Bryan membongkar dokumen di tangannya dan betapa terkejutnya ia saat melihat bukti-buktinya kejahatan Agatha dan Berlin pada Tuan Baraya.
Bahkan pada dokumentasi yang ada di dokumen itu memperlihatkan kondisi Tuan Baraya yang tampak sangat buruk di rajang rumah sakit, dia seperti pasien yang sengaja ditelantarkan.
"Kalau kau sudah puas, silakan tinggalkan hotel ini, hotel ini tidak menerimamu lagi!" Tegas Anggun lalu melangkah meninggalkan Bryan yang masih terpaku melihat dokumen di tangannya.
Ini mustahil!
Jelas-jelas Agatha dan Berlin adalah orang yang sangat baik, tidak mungkin melakukan... Mungkinkah ini direkayasa?
Bryan sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang ada di tangannya, terutama karena dokumen itu juga diberikan oleh Anggun, kemungkinan besar Anggun telah merekayasa segalanya demi menjaga Agata dan Berlin.
Apalagi saat ini Anggun mendapat dukungan dari Alvin, jadi Bryan dengan cepat berlari mengejar Anggun untuk mendapatkan penjelasan.