NovelToon NovelToon
I'M RAKA NOT RAZKA

I'M RAKA NOT RAZKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: aria adelia

Raka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya.

Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di tahan dengan ucapan bahwa hidup nya belum selesai di dunia ini.

Raka belum pernah merasakan kebahagiaan, maka dari itu makhluk yang seperti malaikat itu memberikannya kehidupan yang kedua kalinya demi bahagia dan diliputi kasih sayang.

"Gua Raka! Siapa Razka?! Gak kenal!"

Di kasih kesempatan buat idup sih dikasih. Ya cuma ...

"Kenapa gua malah idup di badan orang lain anj*ng!"

Raka bertransmigrasi ke tubuh Razka pangeran Ganendra- laki laki yang ia selamatkan sebelum meninggal waktu itu.

"Sialan! Tau gini mending gak usah gua selamatin!"

Akankah kehidupan kedua nya berjalan dengan mulus? Bisakah Raka merasa bahagia dan di kelilingi oleh cinta dan kasih sayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aria adelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

UGD

Kepedulian menjadi salah satu bukti bahwa semua orang memiliki sisi baiknya, " -Yudas

...•••...

Selama di perjalanan, Yudas terus meminta sang adik untuk tidak tertidur. Ia berusaha keras untuk membangunkannya. Tentu ia sangat khawatir ketika mendapat kabar bahwa adiknya kambuh.

Apakah penyebab kambuh nya kali ini?

Tangan nya tergerak untuk mengusap surai lembut yang sedikit lepek karena keringat. Wajah nya yang pucat itu tertutupi masker oksigen dengan netral yang tertutup tajam.

Tidak... Jangan lagi ia melihat hal mengerikan seperti ini. Yudas sungguh menyesal karena tidak ada di sampingnya saat Razka kambuh.

"Hei, kamu janji gak akan bikin abang khawatir lagi. Kamu ngelanggar janji kamu, " Gumam nya yang tak mendapat balasan apapun dari si empu.

Tiba lah mereka di rumah sakit. Para perawat yang ada di sana langsung menarik Razka ke atas brankar yang telah di siapkan dan mulai mendorongnya menuju UGD. Sepanjang itu pula Yudas menggenggam tangan adiknya, ia tidak mau adiknya kesakitan lagi disana.

Sret.

Ada pergerakan kecil dari tangan Razka. Yudas melihatnya sendiri! Obsidian nya lalu beralih menatap wajah sang adik. Ia membuka kedua netral nya dan kini tengah menatapnya.

Namun tidak lama dari sana, para perawat menyuruhnya untuk menunggu dan dilarang masuk.

Yudas mengepalkan tangan nya erat. Ia lantas terduduk di kursi tunggu dan mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus ia katakan pada keluarga nya???

Di dalam ruangan...

Razka yang setengah sadar itu dapat merasakan ketika baju seragam nya di robek paksa. Ia juga mendengar para dokter berteriak untuk mengambilkan alat alat, juga tidak lupa dengan jarum suntik yang menembus permukaan kulitnya.

Razka merasakan semuanya. Rasa sakit di dada nya masih ada, juga sesak yang kian tidak ada akhirnya. Ia mulai menghirup udara yang sejuk, entah apa tapi dapat membuat pernafasan nya sedikit membaik. Tidak lama matanya mulai di serang kantuk, ia kemudian kembali tertidur.

'Gue... Gak mau mati dulu... Kasih gue kesempatan... Lagi... '

"Hei, apa yang jadi penyebab adik gue kambuh? " Tanya Yudas ketika melihat Kavi yang ikut menyusul.

Kavi menelan saliva nya. "Gue gak tau kak. Tapi daritadi dia emang ngeluhin sakit dada. " Terangnya dengan tenang. Jika menghadapi Yudas tidak boleh sampai salah kata maupun ucapan.

Yudas berdecak, Tidak bisa lagi berbuat apa apa sekarang. Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa dan meminta kepada sang Pencipta untuk menyembuhkan adiknya dan membiarkan nya bahagia. Ia tidak berharap lebih, sekali pun masalah nyawa, ia harap nyawanya yang lebih dulu di ambil daripada adiknya.

Tidak berselang lama, datanglah ketiga kakak nya yang lain dengan raut wajah yang sama khawatirnya seperti Yudas. Mereka langsung menyerangnya dengan berbagai pertanyaan, namun Yudas hanya menggelengkan kepala nya sebagai balasan.

"Hadeuh... Kok bisa tu anak sampe kambuh— " Yohan lalu menoleh kepada Daniel yang masih menunggu tepat di depan ruang UGD.

"Kak, lu gak lupa kan kalau dia punya penyakit... Cis... Cis... " Yohan menggaruk pelipisnya ketika lupa dengan nama penyakit Razka.

Daniel menghela nafas. "Cystic fibrosis disease, " jelas nya pada si adik yang pelupa.

"Nah iya itu! "

Daniel tidak merespon nya lagi. Ia tetap mondar mandir di depan ruangan UGD itu. Masih khawatir akan keadaan adiknya.

"Loe, ikut gue ke kantin. Ada yang perlu gua omongin, " Ucap Yudas yang beranjak dari tempatnya. Berlalu meninggalkan saudara saudaranya. Kavi hanya mengangguk. Ia siap menerima resiko.

...•••...

Penyebab terjadi nya Razka kolaps hari ini karena ada bendungan cairan yang mengental di paru paru nya dan menyebabkan saluran pernapasan nya jadi tersumbat. Selain itu Razka melakukan suatu aktifitas berat sehingga menganggu sistem pernafasan nya. Itulah yang di dengar Daniel dari Abizar. Bahkan ia di marahi Abizar karena tidak bisa menjaga Razka dengan baik.

Sekarang anak itu sudah di pindahkan ke ruangan VIP setelah kondisinya mulai membaik dan stabil. Tapi tetap saja, ia masih harus memakai alat bantu pernafasan karena belum bisa sepenuhnya bernafas dengan baik.

Ia bahkan tidak mau membuka matanya sekarang. Masih asyik menikmati dunia di alam bawah sadarnya. Razka tampak tertidur dengan tenang tanpa ada nya gangguan.

"Maaf... Kakak gak bisa jaga kamu dengan baik, " Monolog Daniel yang memegang tangan adiknya yang terbebas dari infus.

"Keluar dulu gih, gue mau periksa adik gue. " Sahutan menyebalkan itu membuat Daniel mencebik. 'Adik' katanya? Sejak kapan weh???

"Jaga mulut loe, " Peringatan Daniel sambil berjalan keluar dari ruangan Razka. Abizar terkekeh. Ia sangat senang mengusili teman tsundere nya itu.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan dan mencatatnya, Abizar sempat terdiam sejenak. Ia tersenyum memandangi wajah Razka yang masih memejamkan matanya erat.

"Kamu mirip sama seseorang yang abang kenal Ka, " Gumam nya tersenyum miris.

Razka mulai mengernyit, tangannya sedikit memberikan pergerakan sehingga Abizar mematung di tempatnya. Perlahan netra sayu itu mulai terbuka, menampakan mata yang sangat indah. Ia kembali memejam ketika cahaya memasuki pandangan nya. Kepala nya sedikit bergerak agar menghindari cahaya tersebut.

Abizar terkekeh di buatnya. Ia tidak tahu kalau Razka se menggemaskan ini. Kalau tahu begitu, sudah ia usili dari kecil. Pantas saja Daniel begitu menyayanginya.

"Halo... Adeknya Ku Da Niel dah bangun...??? " Abizar mengubah nada bicara nya seolah olah orang yang ada di depan nya ini adalah bayi berusia 2 tahun.

"Bilang dong cama abang ganteng, mana yang cakit nya...? " Sambungnya berusaha menghibur Razka.

Razka mendelik padanya. Kepala nya bergerak menghadap ke jendela, menghindari tatapan nya yang bersinar begitu.

Abizar jadi tertawa melihatnya. Ia pun mengusap surai yang sedikit basah itu dengan lembut.

"Ehehehe, abang bercanda deh... Gimana keadaan kamu sekarang? " Tanya Abizar dengan lebih dewasa sekarang.

"Sesek... S, sama pusing... Ssshhh... " Razka mendesis ketika kepala nya seperti di hujam ribuan paku. Sakit sekali sampai ia ingin menjambak rambutnya sekarang.

"Abang udah masukin obat ke infusan kamu, obatnya bakal berefek setelah lima menit. Terus kamu belum boleh di izinin buka masker oksigen nya. Soalnya nafas nya masih jelek, " Terangnya panjang lebar. Matanya yang menyipit ketika tersenyum itu membuat Razka makin geli ngeliatnya.

Kenapa Tuhan menciptakan para manusia aneh di sekitaran nya? Selain Kaivan dan Yohan, ada lagi spesies yang mirip seperti keduanya. yaitu Abizar ini. Ia yakin, pasti dia tidak akan  tinggal diam setelah Razka sembuh.

"Kalau udah gak ada yang sakit, abang keluar ya? " Abizar ngomong kayak gitu soalnya kayak di cuekin gitu. Kan jadi canggung, makannya dia pamit ajalah karena kerjaan nya udah beres.

Sebelum benar benar pergi, Razka kembali memanggilnya. "bang... "

Gak tau kenapa dia juga manggil orang ini dengan sebutan 'abang'. Padahal kagak sedarah, tapi karena si Abizar manggilnya abang daritadi yaudah terpaksa dia juga manggil dia Abang.

"Iya degem*? Adek mau apa??? "

"Panggil... Bang... Kai... "

"Hah? Kamu mau bangke? Buat apa? Jangan aneh aneh ah, " Tukas Abizar ketika Razka yang baru bangun itu meminta bangkai padanya.

Mata Razka mengerling kesal. "Ka-i-van, bang Ka-i-van... Uhuk, uhuk, "

Sialan! Malah batuk segala lagi! Malu maluin segala lah.

Abizar kembali tertawa. Sekarang ia paham kalau Kaivan itu di panggil 'Kai' oleh Razka. Baiklah... Ia akan menuruti keinginan Razka.

"Woke, abang panggilin sekarang. Tunggu ya, "

Setelah benar benar pergi, Razka kembali memejamkan matanya. Rasanya sangat melelahkan padahal ia hanya berbicara beberapa patah kata saja. Bagaimana bisa ia hidup dengan nafas yang selalu terengah seperti ini?

Ia harap sesak ini tidak berkepanjangan dan ia hanya kelelahan saja karena terlalu memaksakan aktifitas yang berlebihan. Ia tidak mau mengonsumsi banyak obat obatan walaupun ia mendapat berita dari Yudas kalau ia memiliki riwayat asma.

Me-nye-bal-kan.

The end.

Ini Abizar Gesss^^

...

...

1
Anita Jenius
Gambar visual tokohnya ganteng2.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
nikita willy
lah the end?
Ariaaa12: maksudnya tamat prolog nya kak😖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!