NovelToon NovelToon
Cinta Sang RV

Cinta Sang RV

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Marlita Marlita

Sejak Menolong pria bernama Reyvan, nasib Annira berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marlita Marlita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reyvan Kembali

“Anira, aku rasa kamu harus memiliki teman, kamu selalu sendirian.” Ujar Rich di tengah perjalanan pulang, sontak Anira merasa tersinggung atas ucapan yang terasa menusuk hatinya, namun sebaik mungkin ia harus menyembunyikan muka pahit yang seharusnya ia tampilkan, secuil senyum pahit terpaksa menghiasi wajahnya agar dilihat Rich.

“Aku terlalu fokus belajar dan lebih suka sendiri.” Sahutnya dengan nada tenang, tak meninggalkan senyum tipisnya.

“Fokus belajar? Bukannya minggu lalu kamu pernah ijin beberapa hari tanpa alasan jelas.” Rich mulai menyinggungnya lagi. Anira menahan bibir keringnya agar tidak mengatakan kalimat berunsur tersinggung, ia tidak mau mengatakan kepada siapa pun tentang apa yang pernah ia alami, bukankah baik begitu daripada menyebar masalah pribadi?

“Itu karena kepentingan mendadak.” Jawab Anira dengan tenang, tidak lupa ia berbicara sambil memandang lawan bicaranya agar tidak dicurigai berbohong.

“Mendadak?” sekali lagi tatapan Rich membuat langkah kedua orang itu berhenti, Anira dan Rich saling menatap.

“Iya, kenapa?” tanya Anira merasa tidak enak, seperti Rich hendak masuk ke dalam ranah kehidupannya.

“Apa kamu memiliki masalah yang serius? Kalau kamu merasa kesulitan katakan saja padaku, aku akan membantu sebisaku.” Secara refleks Rick menopang kedua telapak tangannya pada bahu Anira, mereka berhadapan dan Anira masih saja melongo tak percaya, baru kali ini ia di pelakukan semanis ini oleh gebetannya. Matanya hampir tidak bisa berkedip dalam satu menit ia juga bungkam hanya bisa menelan saliva dengan berat saking nervousnya

Di sisi lain, di seberang jalan laki-laki tampan dengan wajah tertutup helm mendapati gadis yang ingin ditemuinya bersama laki-laki lain, tangannya pun mengepal keras menunjukkan kekesalan yang tiada guna. Dialah Reyvan yang memutuskan untuk melihat keadaan Anira di sekolahnya, sempat merasa kawatir dengan gadis itu, tapi yang ia dapatkan gadis itu sepertinya melupakan dirinya.

“Oh jadi begini Anira yang sekarang.” Batin Reyvan seraya membuang nafas beratnya, tangan yang mengepal kuat telah ia bebaskan, tidak sepatutnya ia marah di tempat ini setelah melihat seseorang yang bukan siapa-siapa di hatinya tapi berhasil membuat hatinya rada terbakar. Reyvan berhasil mengontrol diri.

Kebimbangan tengah menguasai Reyvan, apakah ia harus menghampiri Anira atau tidak? Sudah lama tidak menjumpai gadis itu, kemarahan tiga hari yang lalu pun telah mereda jadi berganti dengan rasa yang sulit di jelaskan.

Reyvan pun menyeberang memberhentikan motornya tepat di dekat Anira dan laki-laki di dekatnya.

“Hai Anira, masih ingat aku kan? Senang melihatmu bahagia.” Reyvan menunjukkan senyuman palsu paling manis kepada Anira.

Anira yang kaget dengan kehadiran secara tiba-tiba, laki-laki tampan yang dikenalnya lantas ia langsung menjaga jarak dari Rich. Entah apa maksudnya, Rich menaikkan alis memerhatikan Reyvan dari bawah sampai atas. Lain halnya dengan Anira yang langsung menatap wajah Reyvan dan juga senyuman lelaki tampan pembawa luka itu.

“Nir ayo pulang, aku anterin ke asrama.” Rich menggandeng tangan Anira mengajaknya untuk meneruskan langkah yang tinggal beberapa.

“Duluan ya bang.” Ujar Rich kepada Reyvan seolah mereka akrab, padahal sebenarnya beginilah sifat Rich, ia tidak mau mencari masalah tapi mesti berhati-hati kepada seseorang yang mungkin bisa saja menyebabkan datangnya masalah.

_ “Reyvan, untuk apa dia muncul padahal sudah bagus nggak muncul selamanya dan melupakanku.” _

Batin Anira mulai dihantui lagi oleh wajah Reyvan.

“Oke, Lo bukan orang yang kemarin. Mungkin Anira yang ku kenal sudah tidak ada di muka bumi.” Gumam Reyvan lalu tersenyum mengejek dirinya sendiri mengapa tadi harus menghampiri Anira, seharusnya ia pergi tidak usah menghiraukan perempuan itu lagi dan tak ada gunanya mereka saling kenal.

“Selamat berpisah Anira.” Gumam Reyvan lagi sebelum melajukan motornya memecah jalan raya.

“Anira, kamu kenal dia?” tanya Rich kepada Anira, seseorang yang di maksud adalah Reyvan.

Mereka berhenti sejenak di depan pagar asrama untuk berbicara, Rich lah yang memulai.

\_ “Aku harus mengatakan apa?” \_

Batin Anira sempat bimbang, jika ia mengatakan kenal pasti Rich akan terus mengupas sampai tuntas tentang lelaki tadi, jika sebaliknya Anira mengatakan tidak kenal maka Rich akan mencari tahu, dua pilihan yang sama-sama berat.

Tapi akhirnya Anira memilih menggelengkan kepala, mengatakan secara tidak langsung bahwa ia tidak kenal Reyvan. Rich mengulum senyum lalu berkata kepada Anira.

“Kamu harus hati-hati, ini di kota jadi banyak saja bentuk kejahatan.”

Anira mengangguk, ternyata Rich pengertian padanya dan lebih baiknya Rich tidak mencurigai lelaki tadi sebenarnya adalah Reyvan. Mereka akhirnya memisahkan diri, Reyvan pulang ke asramanya yang tidak jauh dari asrama putri, tempat Anira tinggal.

“Widih di anterin ya? Tumben nggak seperti biasanya pulang malam bahkan pulang pagi.” Kalimat sindiran langsung menyambar Anira setelah ia membuka pagar, Lora sudah melipatkan tangan didadanya, menatap Anira dengan aura kesombongan. Tidak ada lagi keakraban di antara mereka sejak kejadian kemarin ketika Anira membuat Lora berakhir masuk rumah sakit dan pada akhirnya kamar mereka di pisahkan. Anira tidak menyesalinya, kamar milik sendiri lebih menyenangkan dari kamar satu milik bertiga yang sulit di atur. Anira sebenarnya malas dan tak ingin meladeni ucapan pedis Lora, tetapi karena sekali lagi Lora berkata kasar padanya, ia tidak bisa menahan diri.

“Ganjen tetap ganjen, mungkin saja pulang capek habis ngapa-ngapain.” Ucapan fitnah yang tak tertahankan membuat Anira menghentikan langkah lalu mundur sedikit untuk memberikan tatapan tajam kepada Lora, perempuan pengganggu itu benar-benar memancingnya untuk naik darah.

“Mau cari masalah, jangan deh nanti lo berakhir butuh tabung oksigen, kalau nggak lo akan berakhir di timpa tanah.” Ujar Anira yang tidak senang dikatai perempuan ganjen. Hidupnya belakangan ini berangsur mendapat ketenangan setelah perkelahian hampir merenggut nyawa lima pengkhianat sebelumnya. Entah mengapa sosok Lora yang hadir awalnya sangat akrab dengan sifat bijak kini berubah menjadi sosok Lora berkarakter lain seperti musuh pengganti.

“Wih ngeri, tapi coba aja kalau berani!” Lora malah berkata menantang, karena Anira sudah terpancing emosi, ia benar-benar melayangkan kepalan tangannya ke dada Lora sampai degup akibat benturan tulang dan kulit terdengar keras, Lora merasakan nafasnya sesak. Bukan main ucapan Anira, Lora menyadari kekejaman Anira, gadis yang selama ini ia pandang lugu, pendiam dan menutup diri, ia tidak tahu sosok Anira yang sesungguhnya.

“An-i-r-ra kamu be-narr-be-nar ti-dak bercan-da.” Ucap Lora terbata-bata saking menahan sesak didadanya.

“Aku tidak bisa bercanda dalam masalah yang serius. Aku menyadari aku di ejek oleh mu, apakah aku harus diam ketika dikatai perempuan ganjen sementara aku bukan perempuan ganjen.” Anira menekan kalimatnya setelah itu Lora jatuh ke tanah lalu tidak sadarkan diri.

“Lora!” Teriak Nela tidak sengaja memergoki Anira memukul Lora, besarlah risiko salah paham di antara mereka semua, tetapi Anira yang kuat tetap bertindak tenang.

1
Tiwi
Kecewa
Tiwi
Buruk
CatLiee: nasibnya Annira atau authornya nih, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!