Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Berbohong
Bab. 18
"Lo nggak pingin temuin orang tua lo dulu?" tanya Hiro penasaran mengapa Ryu malah pulang ke apartemennya dari pada pulang ke rumah orang tuanya sendiri.
Ryu menaruh barang-barang nya ke dalam kamarnya di apartemen yang sudah sangat lama ia tinggal. Namun begitu kondisi apartemen miliknya terlihat sangat bersih. Tampaknya apartemennya itu dibersihkan secara rutin oleh orang suruhan mamanya. Mungkin.
"Bisa dipenggal kepala gue kalau pulang sekarang," balas Ryu seraya membuka tirai di jendelanya. Menikmati hembusan angin malam yang masuk ke kamarnya lewat jendela tersebut.
Tentu saja jawaban Ryu membuat Hiro mengerutkan keningnya. Bingung dengan jawaban sepupunya tersebut, karena setahu Hiro, Ryu merupakan anak tunggal dari pasangan yang sangat sayang sekali pada putranya tunggalnya tersebut.
"Hah? Kok bisa?" sangsi Hiro.
Lalu Hiro berjalan menuju lemari kecil yang berada di samping nakas. Penasaran dengan isi lemari itu. Dan ternyata di dalamnya banyak terdapat minuman dingin. Setelah Hiro cek tanggal layaknya untuk dikonsumsi, baru pria itu mengambil dua botol. Satu untuk dirinya, dan satunya lagi untuk fia berikan kepada Ryu. Kemudian Hiro duduk di kursi yang ada di depan Ryu. Masih menunggu pria itu menjawab rasa penasarannya.
Seolah tahu apa yang sedang Hiro tunggu, akhirnya Ryu mengatakan alasannya.
"Sebenarnya Mama melarang gue agar tidak menemui Ara dulu. Atau paling tidak jangan balik dulu kesini, sebelum Ara lulus atau selesai ujian," cerita Ryu mengenai permintaan mamanya yang sangat aneh menurutnya.
Hiro semakin tidak mengerti dengan maunya budhenya tersebut. Aneh banget dan sangat mencurigai sekali.
"Kok aneh. Kenapa memangnya?" tanya Hiro yang tidak bisa diam jika rasa penasaran itu semakin membunuhnya. "Emangnya lo pernah lakuin apa sih sama Mama lo? Atau jangan-jangan sama Ara?" tebak Hiro asal hingga membuat Ryu tersedak oleh minuman tadi.
Menatap sebentar, lalu Hiro menghembuskan kasar.
"Apa sebenarnya yang lo sembunyikan dari gue? Hah?" desak Hiro.
Pria yang usianya dua bulan lebih gua dari Ryu tersebut memang tidak bisa dibuat penasaran terlalu lama. Yang ada sikapnya bakalan sangat menjengkelkan. Contohnya saja sekarang ini.
Ryu menarik sudut bibirnya sebelah ke atas. Membentuk sebuah senyuman miring yang malah membuat Ryu terlihat lebih tampan dari biasanya.
"Bukan apa-apa," balas Ryu santai.
Segera mengusap mulutnya yang basah serta meja kecil yang ada di hadapan mereka saat ini.
Hiro mendengkus kesal. Rupanya sepupunya ini memang sangatlah pelit jika mengenai masalah pribadinya yang paling dalam.
"Ya udah, berdoa aja lo jangan sampai mulut gue ini ember," ujar Hiro pada Ryu. Mengancam pria itu karena sangking kesalnya dengan sikap tertutup yang Ryu miliki. "Dan betah-betah aja lo nahan anu kalau deket-deket Ara." ingat Hiro pada sepupunya tersebut.
***
Sementara itu di tempat lain, tampak seorang gadis yang masuk dengan mengendap-ngendap agar tidak ketahuan oleh orang tuanya. Sebab, kalau sampai ketahuan alamat dirinya tidak boleh keluar lagi besok-besok.
Akan tetapi, ketika dirinya akan menaiki tangga seseorang pun menyalakan lampu tengah tersebut. Membuat Ara terkejut luar biasa bahkan hampir saja gadis itu jatuh.
"Dari mana sampai malam banget pulangnya?" itulah pertanyaan pertama yang tertuju kepada dirinya. Lebih lebih lagi Ara juga mendapat tatapan yang begitu tajam.
"Ah, anu, Ma. Ara nongkrong sama Kak Hiro dan Kak Tami," jawab Ara jujur dan memang gadis itu tidak bisa berbohong pada mamanya.
"Terus sama siapa lagi?" cecar mama Yuan yang tidak percaya kalau hanya dua sepupunya itu yang bersama Ara tadi.
Ara semakin takut. Bingung juga mau mengatakannya apa. Sebab ia sendiri memang tidak mengetahui nama pria itu. Hiro hanya memanggilnya dengan sebutan bro. Sedangkan Tami, tidak pernah memanggil namanya. Langsung mengobrol. Begitu saja. Ara juga sempat bertanya, namun pria itu sangat cuek.
"Siapa, Ara ....?" desak mama Yuan dengan mata memicing.
Membuat Ara semakin resah. Karena mamanya jelas-jelas tidak akan melepaskan dirinya kalau-kalau wanita itu tidak mendapat jawaban yang pas.
"Anu, Ma. Temennya Kak Hiro. Katanya baru pulang dari luar gitu. Namanya ...." Ara masih bingung mencarikan nama yang tepat untuk orang itu. Sedangkan wajahnya tidak ada bule-bulenya.
Mama Yuan menatap Ara penuh tuntutan penjelasan. Membuat Ara semakin gugup dan tidak bisa memikirkan nama bagus dan yang pas buat orang asing tadi.
"Anto, Ma! Iya, namanya Anto!" jawab Ara begitu asal. Memberi nama yang tidak sesuai dengan wajah dan sikap orang asing tadi.