NovelToon NovelToon
Menantu Yang Disembunyikan

Menantu Yang Disembunyikan

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:780.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Risnawati

Lima tahun menikah belum diberikan keturunan. Namun tak membuat kadar cinta Pria yang bernama Abian Rahardian itu berkurang pada istrinya.

Suatu hari Abi diminta oleh orangtuanya untuk datang, maka disela kesibukan ia menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan orangtuanya. Sedikit penasaran, ada hal penting apa yang ingin mereka bicarakan.

"Tidak, Ma! Aku tidak bisa menduakan Diana, tolong Ma, jangan membuat hubungan aku dan Diana hancur. Kami bahagia, anak itu hanya masalah waktu saja, aku yakin suatu saat nanti Diana pasti bisa Hamil," ujar Pria itu meyakinkan sang Mama.

Tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemauan kedua orangtuanya yang menginginkan kehadiran seorang cucu. Apalagi kondisi Mama yang sedang sakit membuat Abi tak bisa menolak.

"Dengar! Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena Ibuku!" Abian Rahardian.

"Tenang saja, Tuan, Tujuan kita sama. Aku menerima tawaran ini juga karena Ibuku!" Sharena Husman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Mari makan, Nak," ucap Ibu mengajak Pria tampan yang tak lain adalah menantunya sendiri.

"Silahkan lanjut, Bu, saya masih ada perlu," jawab Abi begitu ramah. Sha tak menyangka bahwa Pria itu bisa bersikap ramah pada ibunya, semula ia mengira bahwa sikapnya akan sama terhadap semua orang. Namun yang ia saksikan saat ini sedikit mengubah penilaiannya.

Abi pamit pada mereka untuk meneruskan niatnya yang akan menemani sang istri berbelanja ria. Sha hanya mengangguk melepaskan kepergian mereka.

"Wanita itu istrinya Abi?" tanya Ibu pada Sha.

"Iya, Bu," jawab Sha jujur.

"Beruntung sekali ya dia dapat suami seperti Abi, baik dan sepertinya sangat menyayanginya," celoteh Ibu.

Sha hanya tersenyum mendengarnya. Ibu belum tahu saja bagaimana sikap Pria itu padanya. Setidaknya ia masih bersyukur bahwa Pria itu masih bisa menghormati ibu dan bersikap ramah.

Selesai makan, Sha membawa Ibu dan Aldo untuk berbelanja sesuai yang mereka perlukan. Ada kebahagiaan tersendiri bisa membuat ibu dan adiknya tersenyum di sore ini. Setelah merasa cukup, mereka segera pulang dengan kebahagiaan melingkupi.

Tak terasa hari berlalu, hari ini adalah waktu yang di tunggu telah tiba, Sha dan keluarga Wibowo kembali menyambangi RS melakukan pemeriksaan untuk mengetahui hasil proses dua minggu yang lalu.

Dengan teliti dan cermat Dokter Khanza melihat pembuahan sel benih yang di tanam dalam rahim wanita muda itu. Sedikit tidak nyaman karena kali ini Abi ikut menyaksikan pemeriksaan itu melalui USG yang dilakukan.

Abi berdiri disamping tempat Sha berbaring. Tatapannya fokus ke monitor, meskipun ia tidak paham dengan ilmu kedokteran, namun ia berharap sekali bahwa benih yang ia tanam benar-benar tumbuh menjadi seorang bayi yang ia dan kedua orangtuanya harapkan.

Dr Khanza tersenyum menatap layar tipis yang menjadi monitor dihadapannya. Jarinya yang lentik berulang kali menekan beberapa tombol untuk memastikan bahwa usahanya untuk membantu pasangan itu benar-benar berhasil.

"Sudah selesai," ucap Dr Khanza sembari menyeka sisa gel yang masih menempel di permukaan perut datar Sha dengan tissue. "Ayo, mari duduk akan saya terangkan," ujar wanita cantik itu lagi meminta mereka untuk duduk.

Abi dan Sha duduk berhadapan dengan Dokter Khanza. Sementara Papa dan Mama duduk di kursi yang lainnya. Abi tampak sudah tak sabar untuk mendengarkan hasilnya.

"Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Abi.

"Selamat ya, Sha, Mas Abi, prosesnya berhasil. Sha sudah positif hamil," jelas Dr Khanza.

"Alhamdulillah ya Allah." Keluarga itu mengucapkan rasa syukur bersama. Sha tak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Bahagiakah dirinya? Ya, ia harus ikut bahagia mendapat titipan dari Allah. Meskipun pernikahannya dan Abi didasari oleh perjanjian, namun ia tetap bersyukur atas rezeki yang Allah kehendaki.

Mama berdiri dari duduknya, dan menghampiri menantunya yang masih berusaha untuk meyakinkan hatinya bahwa ia harus ikut mensyukuri atas hadirnya garis keturunan keluarga Wibowo yang akan menempati rahimnya selama sembilan bulan kedepan.

"Terimakasih ya, Nak, Mama sangat bahagia," ucap Mama memeluk penuh kasih sayang, dan berulang kali menghadiahi kecupan di kening wanita hamil itu.

Sha menatap mata teduh wanita baya itu memancarkan binar bahagia disana. Tak kuasa menahan haru ia membalas pelukannya. Masih terasa mimpi bahwa saat ini ia benar-benar sudah hamil dari benih lelaki yang sama sekali tak menginginkan dirinya.

"Aku turut bahagia, Ma. Do'ain semoga berjalan lancar ya hingga nanti aku lahiran," balas Sha sembari menyusut air matanya yang jatuh berderai.

"Tentu saja Mama mendo'akan yang terbaik untuk kamu, Nak, pokoknya kamu dan calon cucu Mama tetap sehat," ujar Mama sembari mengelus perut datar menantunya dengan lembut.

Abi menatap wanita yang telah mengandung anaknya, tak tahu harus berkata apa, hatinya masih cukup keras untuk mengucapkan kata terimakasih padanya. Namun tak bisa dibohongi bahwa dirinya sungguh sangat bahagia dengan kabar baik ini.

"Sekali lagi terimakasih ya, Nak, atas pengorbanan yang begitu besar untuk kami. Papa dan Mama berharap selamanya kamu akan menjadi menantu kami. Semoga kalian bisa saling mencintai," ucap Papa di depan mereka, dan tentu saja di dengar oleh Dr Khanza.

Dokter cantik itu menatap pasangan itu silih berganti, ada rasa penasaran dengan hubungan mereka seperti apa? Apakah mereka tidak saling mencintai, tapi mengapa mereka menikah?

Setelah menerangkan secara detail, maka keluarga itu pamit undur dari ruangan sang dokter. Setelah mengantarkan kedua orangtuanya, Abi segera mengantarkan Sha untuk pulang. Hari ini Sha sengaja izin tidak ngantor.

Di perjalanan pulang Sha hanya diam, wajah tampak tak bersemangat. Sebenarnya ia tidak tahu harus bagaimana, ini adalah pengalaman pertama baginya mengandung, takut bila nanti akan terjadi sesuatu pada kandungannya bila ia tak pandai menjaganya. Namun ia harus mengikuti semua saran Dokter.

"Kapan kamu akan pindah kerumah Mama?" tanya Abi membuka percakapan.

"Belum tahu, lagipula masih terlalu dini, biarkan saya tetap bersama dengan keluarga saya," jawab Sha datar.

"Kamu harus bisa menjaga kandunganmu dengan baik, jangan terlalu lelah. Bila perlu kamu tidak perlu masuk kantor selama hamil," ujar Pria itu memberi solusi.

"Saya tidak bisa. Bapak tidak perlu khawatir, saya akan menjaganya dengan baik."

"Kenapa tidak bisa? Aku akan tetap membayar gajimu dengan utuh."

"Saya tidak ingin makan gaji buta. Selagi saya mampu, kenapa tidak?" balas wanita itu keukuh.

"Terserah kamu saja, yang penting kamu harus menjaga anakku dengan baik. Saat lahir nanti jika kamu tidak keberatan, kamu bisa memberikannya padaku, aku dan Diana akan merawatnya dengan baik," ucap Pria itu membuat Sha menyorot tajam.

"Jangan meminta hal yang tak akan mungkin terjadi, Pak, tak ada perjanjian diantara kita seperti itu," balas wanita itu dengan kesal.

"Tapi itu akan membuatmu terbebas dari ikatan. Bukankah ibu dan adikmu tidak mengetahui hal ini, bagaimana mungkin kamu berani membawa bayi itu kelak kehadapan mereka."

"Itu bukan urusan Bapak, biarkan saya yang akan mengurusnya sendiri," balas wanita itu.

Abi tak menanggapi lagi ucapannya. Ia mencoba untuk tak memancing emosi wanita hamil itu. Ia tetap fokus dengan kemudinya.

"Terimakasih," ucap Sha kurang berminat, bahkan ia tak menatap wajah Pria itu saat bicara. Mendadak perasaannya kesal dengan ucapan ayah dari anaknya itu yang seenak jidatnya ingin meminta bayi itu untuk dalam pengasuhannya dan Diana.

"Jangan lupa hubungi aku bila kamu butuh sesuatu," pesan Pria itu saat Sha ingin membuka pintu mobil.

"Tidak perlu repot-repot, Pak, saya bisa mengurus diri saya sendiri," jawab Sha.

"Kenapa begitu? Kamu lupa bahwa janin itu milik siapa? Tentu saja aku berhak untuk memberinya perhatian," tukas Pria itu tak terima.

"Nanti saja setelah dia lahir, Bapak bisa memberinya perhatian penuh. Untuk sekarang biarkan saya sendiri yang menjaganya, Bapak tidak perlu repot."

Wanita itu menolak mentah-mentah perhatian dari Pria itu, bukan niat sombong, namun ia harus bisa menjaga hati agar nantinya tak meninggalkan luka saat perpisahan itu terjadi.

Abi hanya terdiam mendengar ucapan istri keduanya yang tak menginginkan perhatian darinya. Ada sesuatu yang aneh dalam hatinya, entah apa itu ia tak tahu.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Irni Yusnita
bagus ceritanya 👍
dd'arhie
Luar biasa, bagus alur ceritanya gampang di mengerti...
Langit Jingga
jijay bgtt dahhh itu si Diana zina sama akik" selama 3 thun kasian kmu abi
Sweet Girl
Sejak hari ini i
Sweet Girl
Tanyakan aja Bi... jangan terus aja percaya sama Diana...
Sweet Girl
Jarno ae Sha...
Sweet Girl
Pinter Papa... jangan Sampek deh Pa... percaya Diana.
Sweet Girl
What this
degil...?
Sweet Girl
Akhirnya Abi banyak belajar sama Diana.
pandai berbohong.
Sweet Girl
Cemburu juga kali Sha...???
cuma belum menyadari...
Sweet Girl
Ndak bo'ong tuuuu???
Sweet Girl
Maksudnya, Abi sudah tau... kelakuan buruk suaminya?
memaafkan, terus sekarang di ulang lagi.
Sweet Girl
Lagi cencitip
Sweet Girl
❓❓❓❓❓
Sweet Girl
Naaaa akhirnya, ada yg tau aslinya Diana.
Sweet Girl
Yakin Ndak cinta...???
Sweet Girl
Ndak ada keberatan tu Din...
Sweet Girl
Istri tak berakhlak udah tauuu suami baru pulang, kasih minum dulu kek...
Sweet Girl
Lhaaa kamu Khan masih punya Wali Sha...
mana boleh pakek Wali Hakim?
Sweet Girl
Terus klo kamu hamil, bakal bikin drama apa kamu ke keluarga mu...???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!