BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Taktik Aksa
0o0__0o0
Aksa terkekeh renyah mendengar pertanyaan polos dari mulut Cia. Dan itu semakin membuat Cia bingung.
"Kenapa kamu ketawa ?" Tanya Cia heran.
"Karena Lo bodoh." Balas-nya santai.
Cia langsung mendorong Aksa sampai terjungkal ke lantai. Ia tidak terima di katai bodoh, buktinya Ia dapat beasiswa. Itu artinya Ia pintar.
Bruk...!
Pantat Aksa mendarat di lantai dengan keras, Ia memejamkan mata-nya. Menahan rasa kesal dan nyut-nyutan yang di rasakan.
Pertama kali dalam hidup-nya ada yang berani mendorong-nya sampai terjungkal ke lantai. Dan itu Cia, gadis kampung dengan sejuta pesona. Yang mampu meluluhkan lantahkan seorang Aksa.
Anggap saja itu karma, karena Aksa juga membuat pantat Jefri nyium lantai.
"VALEN...'' Tekan Aksa geram.
Cia duduk di pinggir ranjang dengan tatapan polos, Gadis itu menatap Aksa yang masih duduk di lantai dengan watados-nya.
"Kamu suka duduk di lantai ? Ya udah lanjutkan. Aku mau mandi dulu." Ujar-nya santai. Tanpa rasa bersalah.
Cia melenggang pergi ke arah kamar mandi, meninggal Aksa sendirian dengan ke frustasian-nya.
"Biar tau rasa tuh manusia kulkas." Guman'nya terkikik geli.
"Sial, berani sekali cewek kampung itu perlakuin gue kayak gini. Seperti-nya gue terlalu lembut, sehingga dia berani ngelunjak." Geram-nya.
Aksa bangun dan menyusul Cia ke kamar mandi "Lo yang pancing gue. Jadi terima resiko-nya." Seringai Aksa licik.
Ceklek..!
Aksa masuk ke kamar mandi yang memang tidak terkunci, karena kuncinya sempat Aksa buang.
Cia berdiri di balik shower dengan tubuh polos, Gadis itu tidak tau jika di belakang-nya sudah ada predator yang siap menerkam-nya.
Grep..!
Aksa memeluk tubuh Cia dari belakang dan itu sukses membuat gadis itu terkejut.
"Aksa, kamu ngapain di sini ? Tolong keluar. Aku mau mandi." Cicit-nya gemetar.
Aksa mengabaikan-nya, tangan nakal-nya malah meraba-raba tubuh Cia mulai dari perut. Lalu naik ke atas dan meremas payudara-nya dengan kedua tangan'nya.
Remasan yang begitu lembut namun di sertai tekanan sedikit kuat. Hingga membuat tubuh Cia meremang seketika.
"Aksa lepas, kamu jangan keterlaluan." Geram Cia mencoba melawan. Meskipun takut.
"Lepas ?" Bisik-nya rendah.
"Setelah Lo berulah, Hem ?" Sambung-nya.
Bibir Aksa melumat daun telinga Cia dan itu semakin membuat tubuh Cia bergetar kaku di sertai remangan yang semakin meningkat pesat.
"Ah..Aksa, apa yang kamu lakuin ? Jangan melewati batas."
"Melewati batas ? Ulang-nya berbisik.
"Apa seperti ini ?" Bisik Aksa. Memasuk-kan jari tengah-nya ke dalam Liang senggama Cia.
"Aaaak...Aksa, kamu keterlaluan." Sergah Cia.
Tangan Cia bertumpu pada dinding kamar mandi, kakinya gemetar hebat. Nafasnya memburu naik-turun dengan mata terpejam rapat.
Di bawah sana jari tengah Aksa bergerak naik-turun dengan cepat. Tangan satunya meremas dada padat-nya dan bibir-nya menghisap pundak Polos-nya dari belakang.
Serangan kombinasi dari berbagai sisi membuat tubuh Cia semakin bergetar, antara rasa nikmat dan rasa frustasi. Ia tidak terima di lecehkan oleh Aksa, namun tubuh-nya merespon dengan baik.
"Aksa stop. Argh.."
Mulut Cia meminta berhenti namun mulut-nya juga mengerang. Menikmati setiap sensasi aneh yang menyerang tubuh'nya.
Aksa yang merasa Cia hendak mendapatkan pelepasan-nya, Ia segera menarik keluar jari tengah-nya. Dan menghentikan semua aktivitas panas-nya.
"Sesuai permintaan Lo. Gue udah berhenti." Bisik-nya dengan suara rendah.
Cia diam tidak merespon, entah kenapa Ia merasa ingin marah saat Aksa meng-hentikan kegiatan-nya. Ia tidak terima dan merasa di permainkan.
Aksa mematikan air shower dengan santai-nya cowok itu menyabuni seluruh tubuh-nya seolah tidak terjadi apa-apa sebelum-nya.
Cia balik badan menatap Aksa dengan nafas memburu naik-turun. "Aksa kamu keterlaluan." Sentak Cia emosi.
Aksa menaikan alisnya ke atas, dia menatap datar Cia. "Apa lagi salah gue Valen ?" Tanya-nya santai.
Aksa meng-geser tubuh Cia kesamping, dengan santai Aksa membilas tubuh'nya yang penuh dengan busa sabun.
Cia menatap Aksa dengan mata berkaca-kaca, tangan-nya terkepal kuat. Ia merasa frustasi namun tidak tau sebab Jelas-nya apa.
"Aksa.."
Cia memangil nama Aksa dengan Lirih, seolah memohon minta di kasihani.
"Mandilah Valen, Gue harus segerah pergi karena ada janji."
Aksa menaruh kembali tubuh Cia di bawah shower, cowok itu dengan santai mengusap tubuh basah-nya dengan handuk. Gerakan tangan Aksa begitu intens dan itu sukses memancing gairah Cia.
Seluruh tubuh Aksa tidak luput dari tatapan mata Cia yang sedari tadi mengamati setiap gerakan tangan Aksa yang mengusap tubuh berotot-nya.
"Gue nyuruh Lo mandi. Bukan nyuruh Lo mem-perhatikan tubuh polos gue." Tekan-nya datar.
Cia Terkesiap dengan wajah memerah, antara malu dan antara ingin. Namun Ia merasa gengsi dan takut.
"Aksa A_aku...A_aku..." Cia ragu-ragu.
"Kenapa ? Bicara yang jelas Cia. Sebelum gue benar-benar pergi." Ucapnya dengan rendah. Namun di bubuhi ancaman halus.
Cia diam kaku di tempat, Ia sendiri merasa bingung dengan apa yang di inginkan. Dan itu membuat-nya gusar sendiri.
Aksa melilitkan handuk ke pinggang lebar'nya dengan seringai kecil menghiasi bibir-nya. "Little Bunny, mulai termakan umpan."
Saat hendak keluar. sebuah tangan kecil tiba-tiba menahan lengan-nya. Aksa menatap tangan kecil yang memegang lengannya.
"Kenapa, Hem ? Gue harus segerah pergi." Tekan-nya lagi.
Cia meng-gelengkan kepala'nya pelan. "Jangan pergi." Ucapan itu lolos begitu saja dari bibir Cia.
Cia menunduk dengan wajah merah padam, Ia merasa malu karena tiba-tiba mulut-nya tidak bisa di rem. Namun genggaman tangan'nya semakin kuat seakan takut Aksa meninggal-kan diri-nya.
Aksa memutar tubuh-nya hingga kini berhadapan langsung dengan Cia. Tangannya mengangkat dagu Cia hingga kini tatapan mata-nya terkunci.
"Kasih gue 1 alasan yang kuat, untuk gue tetap bertahan di sini." Bisiknya lembut.
Glek..!
Cia menelan ludah-nya kasar, jantungnya meng-gila di dalam sana. Ia merasa sangat gugup saat di tatap begitu dalam oleh Aksa.
"Aku...Aku tidak tau. Tapi bisakah kamu tidak pergi ?". Jawab-nya gugup. Namun penuh harapan.
"Tidak bisa. Gue tidak bisa stay tanpa alasan yang jelas. Karena di luar sana sudah banyak alasan yang menanti kehadiran gue." Jawab-nya tegas.
Aksa melepas paksa tangan Cia, lalu melenggang pergi keluar dari kamar mandi tanpa menengok ke belakang lagi.
"It's ok, Tidak masalah gue gagal hari ini. Selama Little Bunny gue masih dalam perangkap." Guman'nya membatin.
Cia menatap kepergian Aksa dengan mata berkaca-kaca, Ia tidak rela di tinggal begitu saja oleh laki-laki dingin itu. Perasaan-nya kacau, benar-benar kacau.
"Tidak, ini tidak benar. Ini salah Cia."
"Aku melupakan nasehat ayah dan ibu. Aku juga melupakan kekasih ku sendiri. Aku benar-benar tidak waras."
"Cia kamu sudah bertindak terlalu jauh."
Gadis itu terus meracau dan merutuki diri-nya sendiri. Cia benar-benar mulai terjebak oleh pesona seorang Aksa.
0o0__0o0