NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

AUTHOR POV

Pagi Jakarta selalu bising. Tapi pagi ini, lantai 15 apartemen sederhana terasa seperti dunia kecil yang hangat. Dua cangkir teh tergeletak di meja. Buku catatan kuliah bertumpuk di sampingnya. Di balik jendela kaca, matahari pelan naik, seakan tahu kalau hari ini ada langkah besar yang akan dimulai.

Amira sudah siap dengan gamis biru pastel dan jilbab panjang. Di dadanya, name tag bertuliskan:

Amira Zahrattul Syafira – Universitas DANRA.

Di sisi lain, Zayn keluar dari kamar dengan kemeja putih polos, lengan digulung, celana hitam rapi. Jaket biru bertuliskan logo kampus tersampir di lengannya. Rambutnya disisir rapi, tapi tetap ada kesan cuek.

“Lo siap?” tanya Zayn pelan, sambil memasukkan laptop ke tas.

Amira mengangguk. “InsyaAllah siap.” Senyumnya tipis. Tapi Zayn tahu, degup di dadanya sama kayak dia.

Hari ini, mereka bukan cuma mahasiswa baru. Mereka pasangan yang menyimpan rahasia besar yaitu tentang status pernikahan mereka. Dan rahasia ini harus aman sampai mereka yakin dunia luar bisa menerimanya.

---

AUTHOR POV

Halaman Universitas DANRA penuh mahasiswa. Gedung modern menjulang dengan logo besar bertuliskan “Knowledge for The Future”. Spanduk “Selamat Datang Mahasiswa Baru” masih menggantung meski OSPEK sudah berakhir kemarin.

Hari ini, perkuliahan resmi dimulai. Aula besar dipenuhi maba yang duduk berkelompok. Suara riuh percakapan bercampur aroma kopi sachet dan roti pagi.

Zayn duduk di barisan cowok, membuka HP sekilas untuk cek jadwal. Tapi sudut matanya menangkap sesuatu. Syifa. Cewek dengan rambut cokelat caramel, jaket jeans, dan tatapan penuh percaya diri.

Dia nggak sendiri. Di sampingnya ada Afifah dan Ilmia. Mereka bertiga duduk santai, kaki disilangkan, mata fokus ke arah Zayn. Syifa senyum kecil, lalu bisik ke Afifah, cukup keras untuk Zayn dengar,

“Fix, dia target gue semester ini.”

Zayn menahan napas. Rahangnya mengeras. Tapi dia nggak bereaksi. Dia cuma alihin pandangan ke arah Amira yang duduk beberapa baris di depan, dekat kelompok cewek berjilbab.

Amira merapikan buku catatannya. Tapi dia bisa ngerasain… tatapan yang sama seperti kemarin. Tatapan penuh tanya, penuh sindiran.

---

AMIRA POV

Aku fokus ke buku. Atau setidaknya berusaha. Tapi suara cekikikan di belakang bikin aku susah tenang.

“Gue nggak ngerti, kenapa dia pakai jilbab sepanjang itu? Ini kampus, bukan pesantren.”

Suara Syifa. Aku pura-pura nggak dengar. Tapi hatiku sedikit bergetar.

Aku tarik napas dalam dan mengingat kata-kata Bunda dulu kalau aku mulai ragu, “Kalau kamu yakin sama jalan yang kamu pilih, jangan goncang cuma karena mata manusia.”

Aku angkat kepala sebentar mencari Zayn,dia nggak lihat aku. Tapi anehnya, aku yakin kalau dia ada di sini, aku jadi lebih kuat.

---

AUTHOR POV

Jam kuliah pertama dimulai. Dosen masuk, suasana sedikit tenang. Tapi bukan berarti badai mereda. Syifa dan gengnya beberapa kali nyari cara untuk bikin Zayn nengok. Dari pura-pura minta pulpen, sampai sengaja nyamperin dia pas istirahat.

“Lo sendirian?” Syifa sengaja nanya waktu Zayn lagi duduk di bangku taman depan gedung kuliah.

Zayn angkat kepala pelan. Tatapannya dingin. “Enggak.” Jawabnya pendek.

Syifa senyum menggoda. “Lo udah punya pacar?"

Zayn hanya menatapnya datar dan tidak menjawab pertanyaannya.

Syifa senyum tipis. “Lo emang sedingin dan secuek ini ya..hmmm..but its okay gue jadi tambah suka sama lo."

Dia pergi, tapi meninggalkan tatapan yang jelas: ini belum selesai.

Dari kejauhan, Amira ngelihat semuanya. Bukan salah Zayn. Tapi hatinya nggak bisa bohong. Ada rasa yang nggak enak di dada. Dia tunduk, genggam erat tali tasnya.

---

AUTHOR POV

Siang menjelang. Kampus mulai sepi. Zayn dan Amira pulang bareng, tapi tetap jaga jarak sampai masuk mobil. Begitu pintu tertutup dan kaca tertutup rapat, Zayn akhirnya buang napas panjang.

“Kamu nggak papa? Capek ya?” tanyanya sambil melirik Amira dan mengelus puncak kepalanya lembut.

Amira mengangguk sambil tersenyum tipis. “Capek dikit. Tapi aku kuat.”

Zayn diem sebentar. Matanya fokus ke jalan, tapi suaranya pelan, dalam.

“Kalau ada yang bikin kamu nggak nyaman, bilang ke aku ya. Aku nggak mau kamu ngerasa sendirian di sini.”

Amira angguk. “Aku nggak sendirian, Zayn. Kan ada kamu.”

Kalimat sederhana itu cukup bikin dada Zayn hangat. Dia nggak jawab. Dia cuma tarik napas panjang, dalam hati janji: Selama gue masih hidup, nggak ada yang bakal nyakitin lo.

Mereka nggak tahu… janji itu akan diuji lebih cepat dari yang mereka kira.

Karena sore itu, HP Zayn bergetar. Nomor nggak dikenal. Satu foto masuk. Foto akad nikah mereka di Pondok As-Syafir.

Dan teks pendek:

“Rahasia nggak selamanya aman. Tunggu aja.”

---

ZAYN POV

Gue rem mendadak di pinggir jalan, hampir bikin Amira kaget.

“Zayn? Ada apa?” suaranya pelan tapi panik.

Gue nggak jawab. Gue cuma tunjukin HP ke dia. Satu foto. Foto akad kita di Pondok. Dan tulisan pendek:

“Rahasia nggak selamanya aman. Tunggu aja.”

Mata Amira langsung membesar. Wajahnya pucat. Tangannya refleks nutup mulut.

“Siapa yang kirim?” bisiknya.

Gue geleng. Nomornya nggak gue kenal. Tapi gue nggak butuh waktu lama buat nebak. Ada dua kemungkinan: Brightzone atau orang dari masa lalu di pondok.

Gue matiin layar HP, simpen di saku. Napas gue berat. Tapi gue nggak mau bikin dia tambah takut.

“Tenang,” gue bilang pelan. “Selama gue ada, nggak ada yang bisa ganggu lo.”

Tapi dalam hati gue janji lebih keras dari sebelumnya: Kalau ini ulah Robi… sumpah, gue nggak akan diem.

---

AUTHOR POV

Apartemen sore itu terasa nggak sama. Sunyi. Zayn duduk di kursi, tas kuliah masih tergeletak di lantai. Amira di dapur, pura-pura sibuk nyiapin teh, padahal tangannya gemetar.

Tiba-tiba suara ketukan pintu memecah keheningan.

Tok! Tok! Tok!

Zayn refleks berdiri. Dia intip dari lubang pintu. Wajahnya sedikit lega. Empat sosok berdiri di depan pintu. Jaket kulit, sneakers, dan senyum khas mereka.

Stardom.

Fatah, Reza, Rafi, Vano.

“Brooo, buka pintunya!” teriak Fatah.

Zayn buka pintu. “Gila lo semua. Gue baru aja mau telepon lo.”

Mereka masuk tanpa nunggu izin. Vano lempar tas ke sofa, Rafi bawa plastik isi snack. Reza langsung duduk nyelonjor sambil buka topi.

“Kenapa lo kelihatan tegang gitu?” tanya Fatah sambil duduk di kursi.

Zayn lempar HP ke meja. Foto itu muncul lagi di layar. Semua kepala otomatis nengok.

Reza yang pertama ngomong, suaranya berat. “Anjir… ini… foto akad lo?”

Amira keluar dari dapur sambil bawa gelas teh. Wajahnya jelas masih pucat. Tapi dia tetap berusaha senyum. “Assalamu’alaikum.”

Empat kepala langsung nengok. Sunyi sebentar. Lalu Fatah nyeletuk pelan, “Wa’alaikumussalam. Eh ada Bu bos,maaf ya kalau kita grasak grusuk tadi.”

"Iya Bu Bos soalnya ada berita penting jadi lupa kalau Pak Bos udah gak tinggal disini sendiri." jawab Vano sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Iya gak papa silahkan masuk semuanya." ucap Amira sambil tersenyum,kemudian melangkah masuk ke dalam kamarnya karena tak mau mengganggu mereka.

Setelah mereka duduk di sofa Fatah memulai pembicaraan,Fatah senyum miring, tapi matanya serius waktu lihat foto di HP. “Bro… siapa yang kirim ini?”

Zayn tarik napas panjang. “Gue nggak tau. Tapi feeling gue, ini kerjaan Brightzone… atau orang lain yang sakit hati.”

Reza maju, ambil HP. “Kalau Brightzone, berarti Robi. Dan kalau Robi udah main beginian… dia lagi nyusun rencana gede.”

Rafi gebrak meja. “Kalau mereka sentuh Amira sedikit aja, sumpah gue nggak mikir dua kali!”

“Bro.” Fatah angkat tangan, nada suaranya tegas. “Kita nggak bisa gegabah. Sekarang fokus lo kuliah. Jangan kasih mereka kesempatan bikin lo drop out.”

Zayn diem sebentar. Tapi di kepalanya, api udah nyala.

Malam turun di Jakarta. Di lantai 15 apartemen kecil itu, Stardom duduk melingkar. Mereka bukan lagi ngobrol soal balap atau tawuran. Tapi soal rencana. Soal cara ngejaga Zayn dan Amira tanpa bikin ribut.

Di akhir obrolan, Fatah angkat tangan.

“Bro, apapun yang terjadi… motto kita tetap sama.”

Mereka tepuk dada, tunjuk langit.

“We’ll—Be—The—Star.”

Dan di antara tawa kecil yang kembali hadir, ada satu hal yang nggak berubah: badai masih di depan mata.

Setelah mereka menjalankan rapat dadakan di apartemen Zayn,mereka pamit pulang karena malam sudah mulai terlihat dan mereka tak mau menganggu Zayn yang sekarang sudah tak sendiri lagi. Kemudian Amira keluar dari kamar setelah mendengar mereka pamit pulang dan duduk pelan di samping Zayn. Matanya masih basah. Tapi dia denger semua dari kamar tentang semua yang mereka bicarakan. Tentang ancaman. Tentang masa lalu Zayn yang nggak bener-bener pergi.

Zayn pegang tangannya di bawah meja. Genggam erat.

“Lo nggak sendirian,” bisiknya.

Amira cuma angguk pelan. Dalam hati dia berdoa keras:

“Ya Allah… jangan biarkan rumah kecil ini runtuh.”

Sementara itu, di sisi lain kota, sebuah tawa pecah di dalam kafe remang.

Robi taruh HP di meja. Foto akad Zayn masih terbuka di layar. Di depannya, dua anggota Brightzone ketawa puas.

“Game baru dimulai,” ucap Robi pelan, senyum miring di wajahnya.

---

To Be Continued...🫶✨️

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!