Niat Jasmine ingin menyewa laki-laki malam tapi dia justru salah kamar dan tidur dengan seorang boss mafia.
Sadar karena targetnya salah, Jasmine kabur dan melahirkan seorang anak perempuan.
Hidup Jasmine dan putrinya begitu tenang sampai sang putri mencoba mencari ayah kandungnya dan kehidupan baru pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WBWBM BAB 18 - Tidak Bisa Berdoa
"Sudah bersih, Nyonya," lapor petugas dari penginapan yang mengusir kecoa di rumah Jasmine.
Jasmine mengangguk puas. "Ada tamu, tolong carikan kamar untuk mereka."
"Baik, Nyonya."
Untuk urusan James dan anak buah Erden lainnya sudah beres. Jadi, Jasmine setelah itu ke dapur untuk mempersiapkan makan malam.
Biasanya dia hanya memasak untuk berdua saja bersama Rose, namun kali ini dia harus menambah porsi lagi karena ada Erden di rumahnya.
Setelah makan malam, Jasmine harus bicara baik-baik dengan Erden supaya laki-laki itu cepat pergi.
Kain afron sudah terpasang di tubuh langsing itu, Jasmine membuka daging cincang di plastik dan membumbuinya. Dia akan membuat spageti meatball.
Karena sudah lihai, Jasmine tidak perlu membutuhkan waktu lama saat memasak. Kurang dari satu jam semua sudah siap.
"Rose...." panggil Jasmine.
Tidak ada sahutan apapun, akhirnya perempuan itu memanggil Rose ke kamar.
Saat pintu terbuka, Jasmine melihat Rose dan Erden yang tertidur. Keduanya saling berhadapan, sejenak Jasmine memandangi wajah keduanya.
"Mereka benar-benar mirip," gumam Jasmine.
Perlahan dia mendekat dan duduk di sisi samping Rose kemudian tangannya terulur untuk menepuk pundak anak itu.
"Rose, bangun..." Jasmine menepuk perlahan supaya anak itu tidak kaget.
Dan berhasil, Rose membuka mata dan memperlihatkan dua bola mata yang berbeda warna miliknya. Dia tidak tahan memakai soflens pemberian Erden jadi Rose melepasnya.
"Makan malam sudah siap, bangunkan orang asing itu," pinta Jasmine.
"Mom..." Rose melakukan protes. "Dia bukan orang asing tapi my daddy."
"Terserahmu saja," Jasmine berdiri dari duduknya. "Sudah tidak sakit perut lagi, 'kan? Mommy tunggu di meja makan!"
Ketika Jasmine keluar dari kamarnya, Rose bergegas membangunkan Erden yang ketiduran.
"Ya di sana, Argh..." Erden merancau tidak jelas karena bermimpi Jasmine tengah bergoyang di atas tubuhnya.
"Kau memang hebat, Baby."
Erden memuji goyangan Jasmine dalam mimpinya. Saat enak-enaknya, tiba-tiba dia merasa telinganya ditiup seseorang.
"Daddy... daddy..." Rose berbisik di telinga Erden sambil meniup-niup telinga lelaki itu.
Seketika Erden langsung membuka matanya dan kaget. "Arghhh...."
Wajahnya begitu dekat dengan Rose, anak itu tertawa walaupun tidak mengerti mengerti apa yang dialami Erden.
"Hahaha... kenapa kau selalu seperti itu, Dad?" tanya Rose yang masih tertawa.
"Sial!" Erden mengusap wajahnya kasar.
Rose menggelengkan kepalanya. "Dilarang berbicara kasar lagi!"
"Ck! Terlalu banyak aturan," decak Erden jadi kesal sendiri.
"Cuci wajahmu, Dad. Setelah itu kita makan malam, mommy sudah menunggu di meja makan," Rose menarik tangan Erden ke kamar mandi.
Laki-laki itu menurut saja karena tidak mau memperlihatkan wajah bantalnya di depan Jasmine.
Merasa wajahnya tampan kembali, Erden keluar dari kamar Rose dan ikut bergabung di meja makan.
Di sana Jasmine dan Rose benar-benar tidak makan duluan sebelum dia datang.
"Sekarang kau pimpin doanya, Dad," pinta Rose.
"Doa?" Erden menelan ludahnya, dia bingung harus menjawab apa, tidak mungkin dia bilang kalau tidak bisa berdoa.
Erden menatap Rose dan Jasmine bergantian, dia tidak boleh terlihat memalukan jadi dia berusaha memimpin doa.
"Kau, kau, dan kau," Erden menunjuk piring-piring yang ada di atas meja. "Apa aku boleh makan ini?"
"Katakan iya atau tidak," tambahnya.
Rose menepuk jidatnya karena ulah Erden, kemudian dia menatap Jasmine yang semakin illfeel pada lelaki itu.
"Kan sudah aku bilang kalau daddy kurang waras," ucap Rose mencoba membela Erden. "Maklumi daddy ya, Mom. Hidupnya dia habiskan di kebun kopi dan membuat kopi makanya daddy jadi seperti itu!"
"Jadi, daddy mu itu petani kopi?" tanya Jasmine. Dia bingung dengan pekerjaan Erden sebenarnya.
dari pertama aku baca ngk pernah lewatin.
setiap ulasan bikin penasaran.
endingnya mantul Thor 👍