Ayuna begitu shock ketika melihat video suami yang begitu di cintai-nya sedang bermesraan dengan wanita lain. akankah Ayuna tahu siapa wanita itu? dan apakah yang akan dia lakukan?
Yukkk bagi yang penasaran, baca cerbung ini sampai selesai, insya Allah menghibur dan tersemat pelajaran di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keguguran
Ayuna bangun dengan cepat, setelah sadar dengan posisinya yang ada di bawah. Arya pun sama, jantung Arya berdegup dengan cepat, karena hanya baru satu kali ini saja dia bisa sedekat ini dengan seorang wanita. Apalagi wanita itu adalah wanita yang sangat dicintainya. Mereka berdua sama-sama merasa canggung. Tapi Arya dengan cepat bisa mencairkan suasana.
''kamu nggak apa-apa, kan? Lain kali hati-hati.'' ucap Arya. Sambil mengibas-ngibas pakaiannya yang kotor terkena jerami.
''aku nggak apa-apa, mas! Lagian ini juga salah kamu, kamu yang duluan mulai!'' ketus Ayuna. Sambil melakukan hal yang sama dengan Arya.
''makanya lain kali jangan cemberut lagi. Aku tidak suka melihat kamu begitu! Ya sudah ayo kita pulang, hari sudah mulai panas. Tapi sini dulu," Arya berkata, kemudian dia mendekati Ayuna.
''Kenapa lagi?" Jawab Ayuna cemberut.
Arya mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya, kemudian dia membersihkan muka Ayuna yang sedikit terkena lumpur. Ayuna hanya diam, menurut.
Mata mereka bertemu sekian detik, membuat dada keduanya berdebar kembali, desir di dada semakin dalam mereka rasakan.
''terimakasih, sini biar aku saja!'' ucap Ayuna sambil meraih sapu tangan milik Arya, Ayuna tidak tahan kalau harus berada didekat Arya terlalu dekat, lebih lama lagi. Ayuna mulai merasakan ada yang berbeda, perasaan yang sama yang dia rasakan saat baru bertemu dengan Yudha.
Kemudian setelah itu mereka berdua berjalan menyusuri pematangan sawah, pemandangan begitu indah. Ayuna dan Arya merasa amat bahagia.
Ponsel Arya tiba-tiba berdering. Arya mengambil ponsel yang ada disaku celana. Disana nampak foto sang mama terpampang dengan jelas. Mama Arya melakukan vidio call.
''Tante Ratna! Cepat angkat mas. Aku kangen sekali sama tante Ratna'' Ayuna berkata dengan antusias, saat tatapan nya tertuju kearah ponsel sang atasan.
''baik lah'' jawab Arya. Kemudian dia memencet tombol bewarna hijau tersebut.
''kamu diam dulu'' ucap Arya memberi perintah kepada Ayuna. Ayuna mengangguk dengan wajah kesal.
''[ mama ... Apa kabar ma? ]'' tanya Arya dengan senyum yang mengembang.
''[ Arya kamu ada dimana? Ayuna mana sayang ]'' ujar Ratna begitu antusias, dia ingin sekali melihat wajah Ayuna.
''[ hallo tante, ini aku Ayuna. Tante apa kabar? Aku kangen sekali tan! ]'' Ayuna tiba-tiba menjawab, dia tidak bisa untuk diam, karena dia juga merasa amat rindu dengan mamanya Arya.
''dasar bandel'' ketus Arya, sambil melirik kearah Ayuna.
''[ Ayuna ....,Tante juga kangen sekali sama kamu, sayang. Arya, itu kemeranya tolong kamu arahin ke wajah Ayuna, mama pengen lihat calon mantu ma .... ]'' tut! Belum sampai mama Ratna berbicara Arya tiba-tiba memutuskan panggilan begitu saja.
panggilan terputus. Arya sengaja memutuskan panggilan dari mamanya. Dia merasa malu, karena mamanya hampir keceplosan begitu.
''Kenapa dimatiin sih mas? aku kan pengen ngomong sama tante Ratna! Nggak baik tau, matiin tanpa permisi, ntar mas Arya kualat lho'' Ayuna berkata dengan sedikit cemberut. Dia merasa kesal karena tidak jadi melihat wajah tante Ratna. Ayuna mencubit kecil pinggang Arya beberapa kali.
''nanti saja aku hubungi mama lagi! Kamu kalau pengen ngomong tinggal telpon saja sendiri, punya ponsel, kan!'' ucap Arya dengan santai.
''calon mantu?" Gumam Ayuna pura-pura tidak tahu, dia teringat sama apa yang dikatakan mama Arya tadi. Tidak terasa mereka hampir sampai dirumah budenya.
''sudah lupakan saja! Sana cepatan masuk. kalau kamu mau cari aku, aku ada dibalai desa!'' ucap Arya dengan pedenya.
''ihh gr, siapa juga yang pengen cari mas Arya, bukannya mas Arya yang kepengen ketemu aku terus!'' celetuk Ayuna.
''apa katamu, Ay?'' todong Arya menatap mata Ayuna lekat.
''tidak, tidak apa-apa!'' balas Ayuna, sambil menggaruk-garuk kepalanya.
''dasar nakal! Mas, pulang dulu'' ucap Arya, sambil mencubit hidung mancung Ayuna.
''baik lah, terimakasih untuk hari ini, mas! hati-hati dijalan ya, mas'' ucap Ayuna tulus dengan senyum manis yang terukir di wajah cantiknya. Dia senang karena hari ini Arya sudah mau menemaninya jalan-jalan.
''iya sama-sama, cerewet!'' Arya berkata dengan menyentuh pucuk kepala Ayuna. kemudian dia berlalu. Disudut hatinya ada yang menghangat, mendapat perhatian kecil dari Ayuna dan bisa menghabiskan waktu berdua dengan sang wanita pujaan.
🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Ditempat yang berbeda Yudha tengah menghadiri sidang gugatan pertama mereka. Yudha celingukan melihat keberadaan Ayuna, tapi tidak dia temukan keberadaan wanita yang dia rindukan. Dia merasa rindu akan Ayuna. Sidang berlangsung dengan cukup baik, karena kedua belah pihak sudah menyetujuinya.
Yudha jadi perhatian banyak pasang mata, karena viralnya vidio tentang dirinya dan Ayuna. Banyak yang menyayangkan akan sikap Yudha, karena bagi mereka perbuatan Yudha dan Nina benar-benar sudah keterlaluan. Sepanjang perjalan Yudha selalu mendapat cacian dari orang-orang yang dia temui. Setelah sidang pertama selesai Yudha kemudian berangkat ke kantor tempat dia bekerja.
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Yudha tiba di kantor. Yudha berjalan cukup cepat menuju ruang direktur utama.
Tok ... Tok ... Tokk ...
''permisi pak, ini saya Yudha'' ucap Yudha setelah mengetuk pintu beberapa kali.
''masuk!'' jawab sang atasan.
''silahkan duduk'' Bagas berkata lagi setelah Yudha sudah tiba dihadapannya.
''baik, pak'' jawab Yudha sedikit gugup.
''Baik pak Yudha, saya akan langsung saja keintinya, karena masih banyak Pekerjaan yang harus saya selesaikan!''
''baik lah, katakan saja pak'' ucap Yudha, dia juga sudah tidak sabar ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh pak Bagas.
''Begini pak Yudha .... mulai hari ini anda tidak perlu lagi datang keperusahaan ini! Perbuatan anda sudah tidak dapat lagi saya toleransi, anda sudah membuat perusahaan ini sedikit rugi kerena perbuatan anda! Dan selama sebulan terakhir ini kinerja anda juga sangat jelek. Saya harap anda bisa mengerti serta bisa menerima keputusan ini dengan baik. Sekarang silahkan angkat kaki anda dari sini. Semua barang-barang anda sudah saya kirim ketempat tinggal anda satu jam yang lalu! mulai hari ini anda saya pecat!'' Bagas berkata dengan begitu tegas. Membuat Yudha begitu kaget.
''pak, anda tidak bisa seenaknya saja, saya sudah bekerja cukup keras untuk perusahaan ini dan perusahaan ini juga banyak mengalami kemajuan karena saya!'' teriak Yudha tidak terima.
''terserah anda, saya tidak mau mendengarkan apapun lagi. Cepatan angkat kaki anda dari sini!'' teriak Bagas tidak mau kalah. Kemudian dia membisikkan sesuatu ke telinga Yudha ''Anda itu bodoh sekali Yudha, anda malah melepaskan berlian hanya demi sebuah batu kerikil. Anda tahu, Ayuna itu begitu cantik, dan sebentar lagi dia akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dari anda. Pak Arya Wiguna! Kamu pasti sudah mengenali nya bukan. Asal kamu tahu sahabat saya itu sudah sangat lama menyukai Ayuna!'' Bagas sengaja berkata seperti itu, dia ingin membuat Yudha merasa menyesal.
''hentikan omong kosong anda Bagas. Anda boleh memecat saya, tapi anda tidak perlu ikut campur sama masalah pribadi saya'' Yudha berkata dengan cukup keras dengan menunjuk-nunjuk wajah Bagas. Kemudian dia berlalu keluar dengan perasaan yang entahlah. Emosinya sudah berada dilevel tertinggi. Dia merasa sangat hancur saat ini. Semua orang menjauhinya dan dia juga telah kehilangan pekerjaan yang sudah lama di rintisnya.
Yudha mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan, ucapan Bagas terus terngiang-ngiang dikepalanya. Dia merasa tidak rela kalau Ayuna sampai menjadi milik orang lain.
Setelah beberapa saat akhirnya Yudha sampai diapartemen. Dia masuk begitu saja. Nina menunggu disofa depan televisi, tapi tidak Yudha peduli kan keberadaan sang istri.
''mas ...! Kamu kenapa?'' tanya Nina berjalan mengikuti langkah sang suami kekamar. Sedangkan yang ditanya hanya diam saja.
''mas ...! Itu apa! coba jelaskan, kenapa barang-barang kamu bisa diantar kesini sama orang kantor kamu? Kamu dipecat, mas? Aku tidak mau tau ya. kalau kamu tidak bekerja, kamu harus mencari pekerjaan pengganti dengan cepat. kebutuhan kita semakin banyak, anak kita tidak lama lagi akan lahir dan kamu juga sudah janji mau membelikan rumah buat aku!" Ungkap Nina panjang lebar sambil menunjuk wajah sang suami. Membuat emosi Yudha seketika meledak.
''kamu bisa diam tidak! Dasar perempuan tidak berguna. Semua ini terjadi karena kamu'' teriak Yudha begitu keras.
''oohhh, jadi sekarang kamu sudah berani sama aku hah, kamu nyalahin aku?" Balas Nina menantang.
''dasar sialan, tidak berguna!'' Yudha sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, kemudian dia mendorong tubuh Nina dengan begitu kuat. Emosi sudah tidak dapat terbendung. Nina terjatuh, pantatnya membentur ujung sofa yang sedikit runcing, Darah segar mengalir dari pangkal pahanya.
''m-mas, to-long a-ku'' ucap Nina terbata-bata. Kemudian tiba-tiba dia sudah tidak sadarkan diri.
Yudha menatap tidak percaya, kemudian dia mendekati sang istri.
''Ninam... Bangun Nin! maafkan mas'' ucap Yudha merasa bersalah, dia meraih tubuh pucat Nina dan segera membawanya kerumah sakit.
''sayang ... kamu anak kuat, bertahan lah. Ayah minta maaf'' batin Yudha sambil mengelus perut sang istri. dia sangat menyesal atas apa yang sudah dia lakukan.
sebejad2 nya laki2 pasti cari istri yg bener.