[∆Larang meniru karya asli Wuna.Chanz∆] Berlian Gozhali, anak bungsu dari keluarga emas Gozhali gagal lolos ujian kerja di perusahaan, membuat dirinya di siksa dan di tindas oleh keluarganya, Tyno Gozhali, kepala keluarga Gozhali memutuskan untuk menjual Berlian ke seorang Boss Mafia paling berkuasa di negaranya, apakah nasibnya semakin buruk? atau baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wuna.Chanz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mafia Baru
...Felix tersenyum gugup, lalu mengambil piring dan mangkuk, Felix mengisi mangkuk dengan sup udang, lalu menaruh steak di piring, Felix menaruh kedua tempat makan itu di meja, lalu Felix berbalik untuk mengambil gelas di rak alat makan, Berlian duduk di kursi meja makan, Felix menaruh gelas di meja makan, lalu menuangkan air ke dalam gelas, Berlian berbicara dengan lembut....
..."Aku udah gak punya keluarga, gimana dong?", Felix tersenyum kecil, menjawab dengan santai, menjelaskan....
..."Kamu udah jadi bagian dari mafia, mafia itu organisasi keluarga besar yang semua orang bisa ikuti, tanpa persyaratan harus keturunan darah mafia, so? so kamu memiliki banyak keluarga, anggap aja aku ayah mu, karena aku berperan sebagai pemimpin kepala organisasi keluarga besar ini", Berlian tersenyum, hatinya merasa lebih nyaman dan di lindungi, Felix lanjut berbicara, sambil menaruh, sendok, garpu, dan pisau steak....
..."Jangan khawatir sama polisi, organisasi keluarga besar mafia Genova adalah organisasi teraman pertama setelah organisasi keluarga Nevouse, kenapa bisa? karena cara aku menghilangkan jejak kriminal sangat bersih", Berlian mengangguk terkesima, Felix mengelus rambut Berlian, lalu Felix berbicara lagi dengan lembut dan perhatian....
..."Makan lah, jangan khawatir dengan tempat tinggal mu, setiap keluarga mafia selalu nyiapin perumahan khusus untuk mafia mafianya", Berlian mengangguk lalu sebelum makan Berlian mengucapkan terimakasih dengan semangat....
..."Terimakasih makanannya! selamat makan!", Felix tersenyum lalu duduk di samping Berlian, memperhatikan Berlian makan dengan senyum puas, di tengah Felix sedang memperhatikan Berlian, ada suara ketukan pintu....
...Tok~ Tok~...
...Martin datang dengan seorang gadis muda berumur sekitar dua puluh enam tahun, Felix menoleh, Berlian berhenti makan lalu menoleh juga, Felix menjawab....
..."Masuk, siapa gadis itu Tin?", Martin mengangguk lalu menjawab....
..."Dia namanya Windy Andara, dia anak terakhir dari panti asuhan nya Bunda Martha, Bunda Martha kasih ke kita karena Windy katanya tau kamu, kamu dulu ke panti asuhan, Windy kebetulan mau banget di asuh sama kamu", Windy menatap dengan penuh harapan ke Felix, Felix menghela nafas, lalu bertanya....
..."Berapa umur dia?", Martin menatap ke arah Windy, Windy mengangguk, menjawab....
..."Aku dua puluh lima tahun", Felix mengangguk, menjawab....
..."Martin, kamu urus dia", Martin mengangguk, saat Martin mau ajak Windy untuk pergi, Windy malah berlari ke arah Felix lalu memeluknya, berbicara dengan suara yang antusias....
..."Makasih Tuan Felix!", Windy melompat lompat menyenggol Berlian yang sedang menyendok sup, jadi tumpah kuahnya dari sup, Felix sedikit kesal saat tingkah laku Windy seperti anak kecil, Felix sedikit menyentak nya....
..."Bisa diam? kamu gak boleh lakuin itu lagi, gak cocok, kamu udah dua puluh lima tahun!", Windy melepaskan dan mundur, Felix mengambil tisu lalu membersihkan tumpahan kuah, Windy menatap ke arah Berlian dengan tidak suka, Martin segera menarik lengan Windy pergi dari dapur ruang makan, Berlian berbicara....
..."Kamu kok gak marah kalau aku antusias kayak gitu?", Felix terkekeh sedikit lalu menjawab dengan santai....
..."Kamu masih delapan belas tahun, aku bisa wajarin aja", Berlian tertawa kecil, Felix tersenyum senang setelah melihat Berlian yang sudah ceria lagi, berharap Berlian gak bakal ingat pembantaian keluarganya, Berlian lanjut makan, mengunyah daging dengan mulut tertutup, Berlian malah tersedak....
..."Hngk!", Felix sedikit panik lalu menadahkan dagunya dengan tangannya, Berlian mengeluarkan dagingnya dari mulutnya ke tangannya, Berlian menoleh, bertanya dengan heran....
..."Gak jijik?", Felix tersenyum, menggelengkan kepalanya, menaruh dagingnya ke tisu, mengambil air lalu memberikannya ke Berlian, Berlian meminumnya, Berlian sedikit merona, Felix melihat itu, tersenyum jahil....
..."Kamu pemalu ya?", Berlian selesai minum lalu menoleh....
..."Pemalu apa? pemalu paku?", Berlian dan Felix tertawa, membuat suasana hangat....
...Buku Harian Berlian...
...Halo buku harian tercintaku, Felix perhatian banget sama aku, jadi seneng deh, berasa berbunga-bunga hati ku! tapi aku gak terlalu pede banget kalau dia suka sama aku, soalnya dia pasti gitu juga sama anggota mafia lain, beruntung juga aku di jual ke dua!...
...Buku Trauma Rahasia Windy...
...Trauma ku di ketahui oleh Martin, dan aku berharap Felix tercinta ku mengetahuinya, aku anak sekolah SMA kelas sepuluh, dan aku selalu di jauhi dan di ganggu oleh anak anak SMA yang di juluki 'penguasa sekolah' aku jelas tidak takut dan melawan, tapi mereka melawan ku yang hanya seorang diri, membuatku kalah dan pulang dengan babak belur, orang tua ku malah menyalahi diriku yang jelas aku korban, orang tua ku memang menyebalkan, ke esokan harinya, aku datang kembali ke sekolah dengan menyelundupkan pisau, saat para 'penguasa sekolah' menghampiri ku untuk mengganggu ku lagi, aku segera mengeluarkan pisau lalu membunuh salah satu dari mereka dengan menusuk nya, lalu dua dari mereka kabur ketakutan, aku mengejar salah satu dari mereka, lalu berhasil menangkapnya, dan dengan emosi ku, aku mencoba membunuhnya juga tapi tidak berhasil, karena petugas sekolah menangkap ku, aku hanya bisa melukai nya di bagian pipi dengan pisauku, dan di bagian punggungnya, aku mengelak dari petugas sekolah yang memegangi ku dan berhasil melukai pipi salah satu penjaga sekolah, dan penjaga sekolah lainnya meraih pisau ku, aku di laporkan ke polisi, aku di bawa dan tidak di berikan hukuman karena masih di bawah umur, aku di pulangkan dan berhentikan sekolah, orang tua ku yang malu menghajar ku lalu mengunciku di bawah tanah selama setengah tahun dengan makanan yang kurang, aku selama setengah tahun mencoba melepaskan diri, tapi takut, tapi juga aku tidak kuat dengan semua ini, lalu akhirnya kabur diam-diam saat tengah malam, aku berhasil kabur lalu berlari sejauh-jauhnya yang aku bisa sambil menangis karena tidak punya dukungan hidup, di kota, aku mau menghabiskan diriku, tapi di hentikan oleh seseorang, yaitu Martin dan memberikan ku kesempatan hidup dengan motivasi, aku yang pasrah dan kelaparan hanya menuruti nya....