Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Untuk Benni
Sementara itu di tempat seminar, sesi pertama sudah selesai. Saat ini mereka sedang menikmati makan siang, Beni duduk berdampingan bersama Levin dalam satu meja, sambil menikmati makan siang ngobrol santai tentang beberapa hal.
“Pak sebenarnya ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepada Bapak,” ujar Levin lalu menaruh sendok dan garpu di atas piring.
“Oya apa itu mas?” Tanya Beni penasaran.
“Tapi rasanya kurang cocok jika saya berbicara di sini. Jika Bapak tidak keberatan setelah acara usai, bolehkah saya bertemu dengan di kantor Bapak
"Itupun jika Bapak tidak keberatan,”ujar Levin kepada Beni, Beni sedikit terkejut dengan permintaan Levin, tapi dia berusaha untuk tersenyum. Benny memang tidak pernah menolak siapapun untuk bertemu dengannya, Apalagi bertemu dengan Levin yang dianggapnya seorang pemuda yang berhasil dengan kemampuannya karena ide-ide cemerlangnya. Apalagi Levin sudah memiliki perusahaan sendiri yang cukup besar dan disegani di negeri ini.
“Memangnya masalah apa mas kalau boleh tau apakah ada hubungannya dengan acara ini?” Tanya Benny lagi.
“Bukan, tidak ada hubungannya dengan acara ini Pak, tapi ini lebih kepada urusan Pribadi saja,” ujar Levin memberikan sedikit Clue kepada Benny.
“Oh begitu, berarti tidak ada urusan dengan pekerjaan bukan,” tanya Benni yang semakin penasaran.
“Ya betul sekali, Oleh karena itu saya hanya menyampaikan bahwa saya ingin berbicara tapi tidak di sini karena ini acara formal dan saya tidak ingin merusak acara tersebut,”ujar Levine membuat Benni bertambah penasaran.
“Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? berarti ini ada hubungannya dengan keluarga saya?” Kembali Benni berusaha menebak apa yang ingin dibahas oleh Levin
“Ya betul sekali, tapi saya harap ini hal baik untuk saya dan Pak Benni, jadi bagaimana Pak apakah sore ini Bapak punya waktu?” Tanya levin berharap Benny bersedia meluangkan waktu untuknya.
“Anak muda kau membuatku sangat penasaran. Jangan sampai aku mati karena penasaran ya, aku masih punya anak gadis yang perlu aku nikahkan nanti,” ujar Beni membuat Levin tertawa.
“Seminar ini selesai jam 03.00 Bagaimana kalau kita udah ngobrol di restoran hotel ini Saja, aku malas kalau harus balik ke kantor aku ingin cepat pulang, selain itu aku juga rindu celoteh putri,” ujar Beni karena dia memang menyewa Ballroom hotel di mana acara yang melibatkan Levin ini dilaksanakan.
“Baiklah kalau begitu Pak, Terima kasih banyak untuk waktunya saya akan menyelesaikan pekerjaan saya dulu Pak,” ujar Levin karena Jam sudah menunjukkan pukul 1 kurang 5 menit artinya dia harus kembali menyiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan olehnya di seminar tersebut.
“Ya baiklah anak muda,” ujar Beni sambil menepuk bahu Levin.
Jam sudah menunjukan pukul 3 lebih 10 menit
“Maaf Mas Bapak menunggu di restoran bawah, katanya anda ingin berbicara dengannya Empat Mata,” ujar sekretaris Beni menyampaikan pesan .
“Ya terima kasih banyak Mas,” ujar Levin sambil memasukkan laptop ke dalam tasnya.
“Ikut saya sekarang Mas,” ujar sekretaris Beni, Levin lalu berjalan di belakangnya mengikuti langkahnya.
“Silakan, itu bapak sudah menunggu,” ujar sekretaris Beni mempersilahkan Levin untuk masuk ke dalam ruangannya tertutup karena lebih ke privasi. tempat yang biasanya dipakai oleh para pebisnis untuk membicarakan masalah bisnis mereka.
“Duduk anak muda. Jadi apa yang ingin kau sampaikan padaku,” ujar Beni sepertinya sudah tidak sabaran ingin mendengar apa yang ingin dikatakan oleh Levin padanya.
“Saya harap bapak tidak terkejut, dan saya harap pembicaraan ini juga tidak Bapak ceritakan kepada putri Bapak yaitu Andini,” ujar Levine mendengar kata putrinya disebut Benni tentu saja terkejut.
“Dimana Mas mengenal putri saya?” tanya dengan wajah yang terlihat sangat penasaran.
“Tidak sengaja Pak, saya bertemu dengan putri Bapak waktu itu saya baru saja keluar dari sebuah Cafe, karena Saya sedikit lelah dan membutuhkan kopi untuk sedikit menenangkan otak saya,” ujar Levine mulai bercerita.
Benni terbahak-bahak ketika mendengar cerita kalau perkenalan antara putrinya dan Levin sepertinya sangat unik dan lucu. apalagi Putrinya sudah membuat kepala pria tersebut memiliki tanda hingga saat ini.
“Awalnya Andini mengaku kalau dia adalah anak seorang pembantu tinggal di rumah majikannya yang kaya raya, tapi jujur saja saya tidak percaya. Dari gaya Dia berbicara dan berpakaian, orang sudah bisa melihat kalau dia bukan anak orang sembarangan. Tapi karena saya penasaran saya cari tahu dan meminta orang untuk menyelidikinya, akhirnya saya tahu kalau dia adalah anak Anda, Putri anda satu-satunya. Jujur saja saya sangat kagum dengannya, dia sangat low profile selalu bersikap baik pada siapapun termasuk tukang sampah ataupun penyapu jalanan sekalipun,” ujar Levin yang mengakui kalau dia sangat mengagumi kekasihnya yang low profile itu.
“Andini putri Anda sangat luar biasa, walaupun masih muda dia sangat dewasa dan Saya mencintainya,” ujar Levin, perkataan terakhir tentu saja membuat wajah Benny berubah, dia benar-benar terkejut dan sangat terkejut.
“Putriku itu baru saja kuliah. Bagaimana bisa kau mencintainya? dia itu sangat kekanak-kanakan dan terkadang tidak jarang dia masih suka jahil padaku,” ujar Beni menceritakan kelakuan absurd putihnya tersebut yang menurutnya masih kekanak-kanakan itu.
“Di balik sikap iseng dan jahilnya itu, dia sangat dewasa, dia membuat saya mengerti apa arti kata dicintai dan mencintai, anda sudah mendidiknya dengan sangat baik. Dia bisa menjaga dirinya dengan sangat baik itu yang saya kagumi dari Andini, selain Dia sangat pintar dia juga bisa diajak diskusi padahal jarak umur kami jauh berbeda, itulah mengapa saya sangat mencintainya,” ujar Levine meyakinkan Beni.
“Apakah dia yang menyuruhmu untuk berbicara padaku tentang hal ini?” tanya Beni kali ini dia benar-benar serius.
“Tidak, dia bahkan tidak tahu kalau saya akan berbicara dengan anda masalah ini, selain itu sampai saat ini dia masih menyembunyikan rahasia tentang dirinya kalau dia adalah anak Bapak. Saya mengerti apalagi Dia pernah punya pengalaman pahit Tentang pertemanan, dia pernah memiliki teman yang ternyata orang itu hanya mau mendekati Andini karena Andini seorang anak Beni Mulyawan. Mungkin karena itu juga dia masih menutupinya. saya sengaja membiarkan dia dengan keyakinannya kalau saya belum tahu siapa dia sebenarnya,” ujar Levin menceritakan bagaimana Andini bersikap seolah-olah Dia bukan anak siapa-siapa.
“Begitu ya? Apa denganmu juga dia ingin menikah? karena dia pernah berkata kalau dia ingin menikah. Awalnya aku menganggap itu hanya guyonan semata karena dia sangat ingin bercita-cita menjadi seorang arsitektur dan membangun gedung-gedung tinggi,” ujar Benni menceritakan keinginan putrinya itu.
“Saat ini kekasihnya adalah saya. Tentu saja dia hanya ingin menikah dengan saya Dan saya berjanji jika kami menikah dia akan tetap bisa sekolah dan mencapai semua impiannya. Saya tidak ingin meredupkan semua cita-citanya l, saya bukan pria egois yang mementingkan keinginan sendiri dan melarang istri untuk bekerja dan berkarya, selama dia tahu apa kewajibannya. Dan saya yakin Andini tahu itu,” ujar Levin yang membuat Benni terdiam dan masih mendengarkan cerita Levin
Diqia pernah berkata, kalau kita menikah artinya dia mengurangi dosa ayahnya. Awalnya saya tidak mengerti tapi saya akhirnya saya paham bahwa dalam agama anak perempuan adalah jalan dia untuk menuju surga. Saya juga terharu waktu dia mengatakan dia tidak ingin berbuat dosa, apalagi sampai berzina,” ujar Levin yang membuat Beni benar-benar terharu dengan perkataan dari Putrinya tersebut yang disampaikan oleh Levin. Ternyata putrinya itu benar-benar sudah dewasa, pengalaman hidup membiarkan dia sendiri justru membuat Andini tumbuh menjadi gadis kuat yang mandiri dan Dewasa .