NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 17

Mentari pagi menyelinap malu-malu di antara celah gorden, Vernando, dengan kaos santai yang membalut tubuhnya, duduk di meja makan, sebuah pemandangan yang tak lazim bagi Aprilia di pagi hari kerja.

"Apa dia tidak akan bekerja?" tanya Aprilia dalam hati, rasa penasaran bercampur khawatir mengusik benaknya.

Dengan sigap, ia menyiapkan sarapan untuk Vernando, berharap tindakan kecil ini dapat mencairkan suasana.

"Nggak kerja?" tanya Aprilia ragu, sembari meletakkan piring berisi nasi dan lauk di hadapan Vernando.

"Apa urusannya denganmu?" jawab Vernando ketus, tanpa sedikit pun menoleh pada Aprilia.

Keheningan kembali menyelimuti ruang makan, sebelum akhirnya Vini muncul dengan langkah ringan menuruni tangga.

Piyama yang dikenakannya tampak asing di mata Aprilia, memicu tanda tanya besar di benaknya.

"Jangan salah paham ya, Kak Lia," ujar Vini dengan nada sinis, "Semalam aku menginap di kamar tamu di lantai atas kok." Senyum kemenangan tersungging di bibirnya, seolah menikmati kebingungan Aprilia.

Aprilia memilih untuk tidak menanggapi, mencoba mengabaikan provokasi Vini. "Aku boleh bicara berdua sebentar sama kamu?" tanyanya pada Vernando, berusaha menjaga nada bicaranya tetap tenang.

"Di sini saja. Lagian, apa sih yang mau kamu bicarakan sampai segitunya ingin berduaan denganku?" sahut Vernando dengan ketus.

Aprilia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia pendam. "Sebenarnya, sudah beberapa hari ini aku bekerja," ucapnya jujur.

Mata Vernando langsung memicing tajam, amarah terpancar jelas dari sorot matanya. "Oh, sudah berani kamu, ya?!" bentaknya seraya bangkit dari kursi.

"A...aku juga butuh uang. Kamu belum pernah memberiku sepeser pun," jawab Aprilia, suaranya bergetar.

Ini adalah kali pertama ia membela diri setelah satu tahun pernikahan yang penuh tekanan.

Plak

Tamparan keras mendarat di pipi Aprilia, membuatnya tersentak dan wajahnya menoleh ke samping.

Rasa panas menjalar di pipinya, namun luka yang lebih dalam menganga di hatinya.

Vernando dengan jijik mengelap tangannya menggunakan tisu, seolah baru saja menyentuh sesuatu yang kotor.

Aprilia dapat melihat dengan jelas ekspresi kepuasan di wajah Vini, menambah perih luka di hatinya.

"Masuk ke kamar! Jangan keluar sampai nanti malam! Renungkan apa salahmu!" perintah Vernando dengan suara membentak, menunjuk ke arah kamar dengan kasar.

"M...mungkin aku memang salah karena tidak izin atau memberitahumu lebih dulu, tapi aku butuh uang, aku punya keperluan," lirih Aprilia, mencoba menjelaskan situasinya.

"Sepertinya tamparan ini belum cukup," ancam Vernando, mengangkat tangannya hendak menampar Aprilia lagi.

Namun, suara bel yang berdering tiba-tiba menghentikan gerakan tangannya. Vernando menggeram kesal, lalu mendorong Aprilia dengan kasar hingga tubuhnya terhuyung. "Cepat buka pintu itu!" teriaknya.

Aprilia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar kencang sebelum meraih kenop pintu.

Saat pintu terbuka, matanya langsung terpaku pada sosok yang berdiri tegak di hadapannya. Yuka.

Tubuh Aprilia membeku seketika. Sementara itu, Yuka hanya menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi, seperti biasa.

"Siapa?" suara Vernando memecah keheningan dari dalam rumah.

Aprilia tak menjawab. Penasaran, Vernando segera menghampirinya. "Yuka..." gumamnya, nyaris tak terdengar.

"Kenapa tidak mempersilahkannya masuk?!" bisik Vernando tajam, namun dengan cepat ia merangkul Aprilia, menyembunyikan ketegangan di antara mereka.

"Maafkan istriku, mungkin dia terkejut melihatmu, jadi tidak buru-buru mempersilakan kamu masuk," ucap Vernando pada Yuka, senyum dipaksakan terukir di bibirnya sambil melirik Aprilia, berharap Yuka tidak mencurigai apa pun.

"Silakan masuk," ucap Aprilia lirih, wajahnya tertunduk, berusaha menyembunyikan gejolak emosi yang berkecamuk dalam dirinya.

Mereka bertiga duduk di ruang tamu yang terasa canggung. Vernando segera memanggil Mbok Ratmi, untuk membuatkan teh bagi Yuka.

"Kak Nando," suara Vini yang manja memecah keheningan. Ia menghampiri mereka dengan senyum dibuat-buat. "Eh, ada Kak Yuka," sapanya, berusaha menarik perhatian.

Yuka hanya menatap Vini sekilas, lalu memalingkan wajahnya. Tak ada balasan sapaan, yang membuat Vini merasa kesal dan terabaikan.

Vernando memberikan kode tatapan tajam pada Vini, menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam dan tidak mengacau di saat yang tidak tepat. Ia khawatir Yuka akan mengadu pada kakeknya jika Vini bertingkah aneh.

"Ada apa, Yuka, tiba-tiba datang ke sini?" tanya Vernando, mencoba mencairkan suasana.

"Hanya ingin berkunjung saja," jawab Yuka singkat.

Namun, belum lama mereka berbincang, Yuka tiba-tiba berpamitan. "Aku harus pergi sekarang," ucapnya datar.

Vernando mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang aneh. Yuka, yang tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di rumah ini, tiba-tiba datang berkunjung, lalu pergi begitu saja. Ada apa sebenarnya? pikirnya.

Setelah pintu tertutup rapat, mengiringi kepergian Yuka, amarah Vernando langsung meledak. "Masuk ke kamar! Renungkan kesalahanmu!" bentaknya pada Aprilia, suaranya menggelegar di ruang tamu.

Aprilia menunduk, namun ia tetap berdiri tegak. "Tapi, aku harus bekerja," jawabnya lirih, namun ada nada ketegasan di dalamnya.

"oke! Kalau kau bersikeras untuk bekerja, aku izinkan!" kemarahan vernando semakin menjadi jadi. "Sebagai hukuman, kamu tidak boleh pulang selama tiga hari! kita lihat, apa kamu bisa hidup di luar sana?!"

Aprilia mengangkat wajahnya, menatap Vernando dengan mata yang berkilat. "Baik!" jawabnya lantang, tanpa ragu sedikit pun.

Ini pertama kalinya Aprilia benar-benar melawan Vernando. Keberanian yang selama ini terpendam, kini muncul ke permukaan, didorong oleh amarah dan kekecewaan yang sudah terlalu lama ia pendam.

"Selama tiga hari, kau tidak boleh mengeluh atau memohon untuk pulang, mengerti?!" Vernando kembali menegaskan, nada suaranya penuh dengan ancaman.

"Baik! Kita lihat saja nanti!" jawab Aprilia dengan nada menantang, lalu berbalik dan melangkah keluar rumah, meninggalkan Vernando yang terpaku dengan amarahnya.

Vernando, yang tak bisa menahan emosinya, menendang meja di dekatnya, melampiaskan kekesalan yang membuncah dalam dirinya.

Aprilia berjalan melewati gerbang rumah, namun suara Toni, mengagetkannya. "Non? Mau kerja? Kok nggak bawa motor saya?" tanya Toni dengan nada bingung.

Aprilia tersenyum tipis. "Tidak perlu, Pak. Saya akan berangkat menggunakan taksi hari ini. Terima kasih ya, Pak Toni," ucapnya sopan, lalu melanjutkan langkahnya, mencari taksi di pinggir jalan.

1
AloKu
keren
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!